Malam mingguan bersama mantan itu serasa flashback pas jalin hubungan.
***
Hazen menghela napas kasar, "Mau sampai kapan kamu selalu merasa gak hargain perasaan orang?" tanya Hazen dengan sedih.
"Justru orang yang harus ngerti sama perasaan kamu, Lic. Dulu, kamu selalu ngertiin perasaan saya, and i always ignore your feeling.To the extent that I always chose Arabelle over you. Tapi apa sekarang?Saya selalu menyesal ketika saya ingat perasaan kamu dulu ke saya."
Mata Zalicta berkaca-kaca. Dia memang selalu ingin menghargai perasaan seseorang ketika orang itu sangat baik pada nya. Tapi, jika Zalicta sudah benar-benar kewalahan menghadapi perasaan orang tersebut, ia tidak segan-segan berhenti menghargai perasaan orang itu. Termasuk Hazen dulu.
"Dulu, saat Arabelle minta antar-jemput ke saya, dan saat itu kita lagi jalan berdua, pasti saya selalu milih Arabelle yang selalu saja meminta bantuan ke saya. Padahal masih banyak Manager Arabelle."
"Dan, saya selalu mengikuti apa kata Arabelle. Dari ingin selalu minta antar-jemput ketika dia sedang syuting, minta tolong ambil dress nya yang ketinggalan di rumah, dan masih banyak lagi."lanjut Hazen sambil mengelus punggung tangan Zalicta.
"Apalagi pas kejadian Arabelle kecelakaan itu. Kamu masih ingat tidak? Dia lebih memilih cowok lain daripada saya yang sudah berada di rumah sakit dan saya tinggalin kamu pada saat kamu lagi ikut kuis bahasa Inggris," Zalicta mulai menitikkan air mata nya.
Zalicta sungguh tidak percaya bahwa Hazen benar-benar masih menyayangi nya sampai saat ini. Hazen perlahan mengapus air mata di pipi nya.
"Yaudah, nggak usah bahas hal lampau lagi, Zen. Kita malam mingguan dimana?" tanya Zalicta yang juga mengalihkan pembicaraan.
"Di mall,"
"Oke." jawab Zalicta.
"Oke. Ayo pulang." ajak Hazen sambil berdiri.
"Heh mau kemana? Ini Green tea nya gak jadi di minum? Atau kasih mba—" belum sempat ia menyelesaikan kalimat nya, Hazen duduk kembali di tempat nya.
"Hehe, jadi kelupaan sama Green tea nya." jawab Hazen sembari mulai menyeruput Green tea nya dan memakan setengah Green Tea Cake nya.
"Dah, ayo pulang," ajak Hazen kembali.
"Apaan sih, Zen, gak sabaran banget. Itu Green Tea Cake nya di habisin dulu, ih. Nanti laper loh," tahan Zalicta yang masih memakan setengah Red Velvet Cake nya.
"Biarin ajalah. Nanti makan di mall."
"Emang jam berapa sih mau ke mall nya?" tanya Zalicta sembari menyeruput Red Velvet nya.
"After maghrib," jawab Hazen.
"Oh ayo deh kalo gitu, udah jam setengah lima nih." ujar Zalicta sambil berdiri dari tempat duduk nya.
Hazen duluan pergi ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Zalicta langsung keluar dari Robin’s Cafe tanpa menunggu Hazen. Tak lama, Hazen keluar dari Cafe tersebut.
°°°
"How pretty you are," ujar Hazen ketika melihat Zalicta masuk ke dalam mobil hitam nya.
Zalicta menoleh ke arah Hazen, "Biasa aja kali. Orang gue pake dress lama." balas Zalicta sambil memegang bawahan dress nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZALICTA [SELESAI]
Teen Fiction"Kamu adalah bulan yang bersinar untuk melengkapi malam indahku." Cover by Seulwoonbi *** Kisah hidup Zalicta Lenka Zurie sangat susah untuk ditebak oleh Zorro Rocco Zachery. Zorro mulai untuk mencoba mendekati Zalicta dan berusaha untuk membantunya...