Flashback

124 43 0
                                    

Flashback. Suka di ingat, suka di kenang. Tapi biasa menyakitkan.

***

"Udahlah gak penting bahas-bahas Zorro, orangnya aja jelek kok. Yah masih gantengan Arvin lah kalo di bandingin, tapi sayangnya Arvin bangsat sih! Coba nggak bangsat, masih tetep gue sayang," ujar Zalicta kepada dirinya sendiri sambil tersenyum tipis.

Zalicta:
udh ya Ra,gw mau santai² d home dulu,mumpung gue nya cuti :)

Kyra:
Idihh lo mah gak takut di skors yah,udah kls dua belas juga,masihh aja gk berubah

Zalicta:
apa nya yg harus d ubah?Kan gw udh bersyukur cantik,kulit mulus,putih,tinggi 173,berat badan 52,apalagi cb yg kurang dari gw?Gak ada khen,

Zalicta:apa nya yg harus d ubah?Kan gw udh bersyukur cantik,kulit mulus,putih,tinggi 173,berat badan 52,apalagi cb yg kurang dari gw?Gak ada khen,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyra:
BUOACOTT!!

Zalicta:
udh ya,nanti kalo di tanya guru²,blng aja gw lgi gk enak bdn.okeh,sip?Sip pastinya

Kyra:
Iyain.Bye Lic.Gw sm Nerissa d suruh kumpul paskib dulu.

Zalicta tidak membalas pesan terakhir dari Kyra. Menurutnya juga tidak perlu di balas, karena Kyra sudah membalas 'Bye' kepada nya. Zalicta akhirnya kembali bingung apa yang harus ia lakukan.

°°°

Zalicta memang anak yang suka masa bodoh. Dulu, ia sering sekali mau memasuki kegiatan Paskibraka bersama Nerissa dan Kyra. Tetapi, pas pembukaan Paskibra untuk anak kelas X, entah mengapa Zalicta malah sangat malas untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sampai-sampai Kyra dan Nerissa kewalahan untuk terus menerus menyuruh Zalicta memasuki kegiatan paskib.

Flashback

"Lic, katanya lo pengen masuk paskib? Masuk gih sana, udah ada pendaftaran di ruang guru," ujar Nerissa.

"Iya Lic, cepetan. Nanti udah di tutup loh pendaftaran nya" timpal Kyra.

"Males ah. Gak mau gue. Palingan nanti gue cuman sampe kelas sebelas ikut paskib nya," jawab Zalicta kepada kedua teman nya.

"Lagian gue juga mager. Lagi males gerak sana-sini. Capek gue. Kayak lagi ngejar tapi nggak ada kepastian tau nggak."

"Lah? Siapa yang ngejar siapa yang di kejar, Lic?" tanya Kyra.

"Ibaratnya tuh kek gini. Lo berdua kan nyuruh gue masuk Paskib, tapi gue nanti palingan masuk paskib nya cuman sampai kelas sebelas doang. Nah berarti kan .." jawab Zalicta terpotong.

"Berarti apa?" tanya Nerissa.

"Hehe gak tau, lupa gue mau bilang apa," jawab Zalicta sambil memamerkan jajaran gigi nya.

Zalicta tersenyum mengingat peristiwa itu setahun yang lalu. Di ambilnya kembali foto Ayahnya di meja belajarnya.

"Yah, Ayah dimana sih? Licta tuh kangen banget sama Ayah, dan kalo misalkan Licta ketemu sama Ayah nanti, Licta bakal ngambek seharian sama Ayah, cause you disappear without a trace." ucap Zalicta.

Zalicta kemudian mengambil foto Ayahnya dan memeluk nya. Entah jika Zalicta di tanya serindu apa ia pada Ayah nya, ia tidak tau harus menjawab apa.

Saat pembagian rapor pada SMP, dia sangat sedih. Karena semua yang mengambil rapor teman kelas nya adalah Ayah mereka. Tidak dengan Zalicta. Zalicta sering di ambilkan oleh Zalika. Dan Zytka? Tidak. Zytka terakhir kali mengambil raport Zalicta hanya pada kelas 6 SD. Itupun baru sekali.

Dan pada saat itu Zalicta menitikkan air mata nya lagi. Hati nya sangat sedih saat mengingat kenangan nya bersama Ayahnya lagi.

Flashback

"Ayah, kalo misalkan Licta udah besar,Ayah pengennya licta jadi apa?" tanya Anak yang berumur 7 tahun itu.

"Emm .. Licta jadi AKPOL aja deh, Nak. Ayah suka nanti liatnya Licta jadi polwan. Licta pasti cantik." jawab Seorang pria yang berumur 38 tahun itu.

"Hah? AKPOL itu apaan yah?"

"AKPOL itu Akademi Kepolisian. Jadi nanti Licta jadi Polwan sayang. Licta mau kan wujud-in itu buat Ayah?"

"Mau kok Yah! Licta bakalan jadi Polwan untuk ayah. Supaya Ayah bisa seneng kan sama Licta?" tanya Zalicta.

Pria itu mengangguk dengan bahagia melihat putri bungsunya yang sangat menurut kepada nya.

"Yah, kalo Lika, jadi apa?" tanya Zalika yang masih berumur 8 tahun.

"Lika juga jadi polwan aja sayang. Sama kayak Licta. Supaya kan nanti Lika bisa jaga Licta, dan licta juga pasti butuh temen di sana," jawab Zayn.

"Tapi Lika suka nya masak Ayah. Gimana kalo Lika jadi chef aja?"

"Yaudah, Lika jadi chef aja kalo lika suka itu. Ayah gak maksain kalo Lika sukanya apa sayang." jawab Zayn sambil mengusap puncak kepala anak sulung nya itu.

Zalicta tersenyum ke arah foto nya bersama Ayahnya. Di ingat nya kembali kenangan nya bersama. Ketika ia harus jadi apa ketika Besar nanti.

Gimana hari ini cerita nya manteman?Ada yang penasaran gak,ada apa sama Zalicta?Makanya tolong minta Like And Comment nya yah semua nya!
~CHIKA🐾
 
{Btw di atas itu fotonya Licta yah guys.Cantik khen,yekhenn??}

ZALICTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang