Kenangan

60 13 0
                                    

Kenangan yang tidak akan terlupakan adalah kenangan ketika masa-masa SMA.

***

Dua tahun berlalu. Banyak kenangan yang menyisakan di SMA Taruna Bangsa. Mulai dari teman-teman yang resek, kelas yang berisik dan berantakan, dan segala kenangan yang tersimpan di tempat yang di duduki Zalicta sekarang.

Sekarang, Zalicta bukan anak berseragam putih oranye lagi. Putih oranye adalah warna seragam khusus dari sekolah elit nya. Dia kesini hanya sekedar melihat anak-anak yang bersekolah dan ingin menjumpai guru kesayangan nya, Bu Intan dan Bu Tiara.

Cukup lama Zalicta duduk di tempat yang di sediakan untuk murid yang di hukum, dia pun akhirnya beranjak dan melangkah ke ruang kelas nya dulu. Kelas XII IPA 2.

Sesampainya ia di atas, dia melihat pintu kelas nya sedang melakukan aktivitas belajar-mengajar. Dia mengintip kecil di jendela kelas nya. Dia melihat Bu Intan yang mengajar. Dia pun senang saat melihat Bu Intan yang mengajar.

Tak lama dia mengintip Bu Intan, bel tanda istirahat pun berbunyi. Bu Intan pun keluar dari kelas. Setelah murid-murid bergerombol keluar dari kelas, barulah Bu Intan keluar.

"Bu," panggil Zalicta secara pelan.

Bu Intan menoleh ke sumber suara di dekat nya, "Zalicta? Ya ampun, Nak. Kamu kemari sama siapa? Hm, biar ibu tebak, sama Zorro kan?" mendengar tebakan Bu Intan justru membuat Zalicta tiba-tiba sesak. Kenapa nama Zorro harus di sebut?

"Nggak bu, saya sendiri ke sini." jawab Zalicta dengan tersenyum tipis.

Bu Intan ber-oh-ria, "Terus gimana sekarang? Kamu jadi masuk di SNMPTN?"

Zalicta menggeleng pelan, "Nggak bu.Saya bebas tes, jadi saya ambil fakultas sastra,"

"Oh, sastra apa?" tanya Bu Intan lagi, "Sastra Prancis bu." jawab Zalicta.

Bu Intan kembali tersenyum dan ingin segera ke Ruang Guru. "Yaudah, ibu pengen ke ruang guru dulu. Nih, ibu pengen liat jawaban anak-anak tadi sesudah mereka ulangan."

"Oh mereka tadi ulangan Bu?"

"Iya."

"Eh iya, saya hampir lupa.Bu, Bu Tiara ada di ruang guru nggak? Kalo ada di sana, saya ikut ibu aja ke ruang guru," tanya Zalicta sebelum Bu Intan pergi.

Wajah Bu Intan langsung berubah setelah pertanyaan yang di lontarkan Zalicta. Zalicta pun melihat raut wajah Bu Intan berubah.

"Ada apa Bu?"

"Maaf Licta .. Ibu tau kamu itu sayang sekali dengan Bu Tiara, tapi .. Ibu harus kasih tau berita ini ke kamu."

"Berita apa Bu?" tanya Zalicta dengan penasaran.

"Bu Tiara sudah meninggal empat bulan yang lalu." jawab Bu Intan dengan wajah sedih.

"Hm .. Ibu pergi dulu ya, Lic." pamit Bu Intan dan langsung mendapat anggukan lemah dari Zalicta.

Zalicta tidak menyangka guru yang bangga padanya ketika ia mengambil rapor telah tiada. Zalicta tidak mampu berkata-kata lagi. Dia saat ini membutuhkan seseorang untuk menjadi penopang kesedihan nya, tetapi siapa? Tidak mungkin dia serahkan kesedihan nya kepada Bu Intan. Bu Intan pun sekarang sudah tidak ada di depan nya.

Zalicta akhirnya menyerah. Dia terduduk di depan kelas XII IPA 2. Tak di sangka, ada seorang cewek lewat dan menghampiri nya. Cewek itu pun menarik Zalicta dan membawa Zalicta masuk ke dalam ruang OSIS.

"Kak? Kakak kenapa nangis di depan kelas aku?" tanya Cewek itu yang berada di samping Zalicta saat ini.

"Nggak apa-apa kok dek. Kamu anak Ipa?" tanya balik Zalicta dengan mengusap air mata nya.

ZALICTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang