Jalan-jalan

69 24 0
                                    

Cara merefreshkan pikiran adalah dengan jalan-jalan.

***

"Kenapa balik bun?" tanya Zalicta dengan nada sinis.

"Ini sayang," jawab Zytka sambil memberikan uang 50 ribu sebanyak 20 lembar. 1.000.000? Yap.

Zalicta pun tersenyum ke arah bunda nya. Tapi bukan tersenyum karena berterima kasih kepada bunda nya. Tetapi tersenyum sinis, khas senyum Zalicta.

"Kenapa senyum kayak gitu Lic?" tanya bundanya sambil mengernyitkan dahi nya.

"Nggak, heran aja. Tumben bunda lagi banyak uang. Biasanya kan, cuman ngasih 700 ribu doang kalo aku mau ke mall. Ini tumben ngasih nya 1 juta?"

"Oh itu. Kan semalem bunda operasi orang sayang. Jadi di tambahin sama keluarga orang yang bunda operasi. Jadi kan kalo biasa nya biaya untuk operasi orang patah tulang kan 40 juta. Nah, pasien yang semalem kan kakinya patah, jadi biaya umumnya kan 40 juta. Tapi, karena keluarga nya ngeliat bunda bener-bener usaha untuk memperbaiki tulang orang itu, dan bunda juga ngurus kamar rawat inap nya, keluarga nya jadi bayar bunda 70 juta." jelas Zytka dengan panjang lebar.

Zalicta pun mengangguk paham. Dia pun terbayang untuk menjadi Dokter Tulang seperti Bunda nya saja. Tapi bayangan nya buyar karena mengingat dia sudah berjanji pada Ayah nya bahwa dia ingin menjadi Polwan seperti apa yang Ayah nya inginkan.

"Yaudah. Kalo gitu bunda pergi dulu yah. Assalamualaikum." ujar Zytka sambil mengusap puncak kepala Zalicta.

Zalicta sebenarnya masih menyimpan rasa sayang kepada Bunda nya. Yah .. Yang nama nya Anak, biarpun Ibu mereka kadang memarahi, kadang menegur, kadang mencubit atau apalah yang ibu mereka lakukan, pasti setiap Anak menyayangi Ibu mereka.

Begitu pun dengan Zalicta. Walaupun Bunda nya melakukan hal yang sangat bodoh dan hampir mencelakai nyawa seseorang di masa lalu, Zalicta masih dan akan menyimpan rasa sayang terhadap Bunda nya.

"Dek," panggil Zalika.

"Eh kakak. Udah selesai?"

"Iya. Eh dek, itu tadi bunda mau kemana?" tanya Zalika.

"Katanya mau ke rumah sakit. Ada orang patah tulang. Biasa, kan kerja bunda cuman perbaikin tulang orang," jawab Zalicta sambil menaikkan kedua alis nya.

Zalika pun menghembuskan nafas nya. Zalika pun melihat uang biru yang sedang di pegang oleh Zalicta.

"Dek," panggil Zalika yang kedua kali nya.

"Hm .. Apa lagi sih kak?"

"Hehe. Itu kamu di kasih duit berapa sama bunda?"

"1 juta,"

"Wah banyak banget, nanti traktir kakak ya di Mall," ucap Zalika sambil tertawa.

"Ih kakak! Kan udah di kasih juga tadi sama bunda," jawab Zalicta dengan nada kesal kepada Zalika.

"Iya iya. Becanda kok. Udah ayo, kita pergi. Let's go!" teriak Zalika yang di ikuti dengan Zalicta di belakang.

°°°

Mereka pun keluar dari rumah dan Zalika menyuruh Adik nya untuk mengunci pintu rumah terlebih dahulu. Setelah mengunci rumah, Zalicta pun kemudian naik di mobil mereka berdua.

Mereka memang di belikan satu mobil oleh bunda nya. Karena kata bunda nya, siapa tau Zalicta atau Zalika punya urusan penting di luar, jadi bisa naik mobil ketimbang harus pesan ojek online. Tetapi, Zytka tidak membiarkan kedua putri nya untuk memakai mobil nya untuk ke kampus dan ke sekolah.

Untung saja, bunda nya membelikan mobil Yaris berwarna merah yang kecil saja untuk Zalicta dan Zalika. Jadi tidak terlalu besar untuk dua orang di dalam nya.

"Kak, puter lagu India dong! Bosen nih, denger lagu di earphone doang," ujar Zalicta duluan.

"Judul nya apa?"

"Hm .. Deewana hai dekho aja kak. Kan seru tuh lagu nya. Enak pula di denger,"

"Oke."

Zalika pun menyetel lagu di layar kecil di depan nya. Melihat tulisan lagu Deewana Hai Dekho di layar, Zalika pun segera memencet lagu tersebut.

Lagu sudah di mulai.

"Deewana hai dekho,bekaraar woh ooo.Sambhalo sambhalo,na pyaar ho ooo."

Zalicta dan Zalika pun menyanyi.

"Hey deewana hai dekho,bekaraar woh ooo.Sambhalo sambhalo,na pyaar ho ooo.Apna bana ke dekho,dil na chura le woh,aisa kyoon lage hai bolo no.."

Zalicta dan Zalika saling berhadapan sambil tersenyum.

"Jhoom chiki chiki jhoom,tumbholo hai bo kaun jo,bare bare yeh dil ko ta hai,dekh ke us ko."

Lanjut Zalicta bersamaan dengan Zalika.

Tanpa di sadari, mereka hampir sampai di Mall. Memang rumah Zalicta dan Zalika sangat berdekatan dengan Mall. Perlu waktu 3 menit saja sudah sampai.

"Yah!" bentak Zalicta sambil memukul paha nya sendiri.

"Ih apaan sih dek? Udah gila kamu tuh ya?" tanya Zalika terheran-heran.

"Hehe, ini kak.Masa lagu nya baru di putar, kita nya udah nyampe. Gimana sih,".ketus Zalicta.

"Oh jadi kamu mau jalan-jalan? Oh oke. Kakak putar mobil yah. Kita makan ketoprak dulu,"

Hai semuaa! Maaf aku jarang update akhir² ini,karna ada sesuatu hal yang 'IMPORTANT'.Luv u ol.♥
~CHIKA🐜

ZALICTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang