Malam ini, sekolah begitu meriah. Seisi sekolah didekor dengan nuansa tenang nan santai dengan lampu-lampu hias yang berkelap-kelip indah.
Lead dan Cantika melangkahkan kaki memasuki area sekolah. Lead menganga terpukau melihat sekitarnya. Oh, wow! Ia tak menyangka bahwa hasil dekorasinya dan teman-temannya akan seindah ini.
"Queen, Tante duluan, ya. Ada beberapa hal lain yang harus Tante kerjain," ucap Cantika lantas mengecup kening Lead, "pulang bareng Tante, ya, nanti. Dah!"
Lead balas melambai. Ia masih terus menikmati pemandangan di depannya, ketika tiba-tiba, sepasang tangan menutup matanya.
"Aduh, Anida! Jangan main-main, deh!" ucapnya kesal. Tapi, orang itu -- yang disangkanya adalah Anida -- tetap tak bergeming. Lead meraba tangan itu. Hei, tunggu! Ini bukan tangan gadis! Ini tangan pria! "Ini siapa, sih!? Jangan main-main sama aku!"
"Aku bakal berhenti main-main, asalkan kamu nonton penampilan aku nanti, Priscil," ucap orang itu. Seketika dada Lead menghangat.
"Eben?!" ucapnya. Orang itu -- Mozes -- melepaskan tangannya dari mata Lead. Gadis itu berbalik lantas tersenyum malu melihat Mozes di hadapannya. Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam yang digelung dipadu dalaman kaos putih dan celana jeans hitam.
"Nanti nonton penampilanku, ya?" ucap Mozes malu-malu.
Lead mengangguk tersipu.
"Eng... Dan, oh, ya! Setelah tampil, aku tunggu kamu di taman sekolah."
"Buat apa?"
"Yeah... I just wanna talk with you and you just need to come. Can you?"
"Sure," Lead mengangguk sedikit ragu.
"Thanks. Eng... Kalo gitu, aku duluan, ya," ucap Mozes.
"Ben!" Lead mencegat, membuat dada Mozes sakit akibat jantungnya yang terus berdegup kencang, "eee... semangat, ya, buat malam ini. Aku pasti nonton kamu, kok!" Lead tersenyum menyemangati.
"Thanks, Priscil! Eng... A-a-aku duluan, ya! Dah!" Mozes melambai lantas cepat-cepat pergi, meninggalkan Lead yang tersipu malu.
"Woi, Lead!" Yasfa dan Anida tiba-tiba datang berseru.
"Dasar sialan kalian berdua! Sakit, tahu, dadaku!" Lead berucap kesal. Anida dan Yasfa tertawa puas.
"Yah... Habisnya lu, sih, ngelamun nggak jelas. Mana pake senyum-senyum lagi. Ngeliatin apa, sih, lu?"
"Nggak ngeliatin apa-apa. Aku cuma lagi ngebayangin kalo Marsha nikah sama Sin-Chan terus punya anak mukanya mirip Teletubbies. Pasti lucu, deh. Ya 'kan?"
"Halah! Ngeles aja kamu, Lead! Pasti kamu tadi habis ngeliatin Mozes. Ya 'kan? Mana lagi tuh freezer berjalan?" Yasfa mengedarkan pandang mencari Mozes.
"Cieee... Lead jatuh cinta ama Mozes. Huh... Finally! Cewek songong kayak lu bisa jatuh cinta juga, Lead! Bisa jadi gosip baru nih!" timpal Anida.
"Dasar! Ada-ada aja kalian! Nggak! Aku nggak ada ngeliatin siapa-siapa, kok! Lagian, Nid, gosip itu dosa, tahu, nggak! Dilaknat Yang Kuasa baru tahu rasa kamu!" ucap Lead.
"Sialan lu, Lead! Suka sadis bener kalo ngomong! Bawa-bawa laknatan Allah lagi! Ngeri tahu!"
"Yah... Siapa suruh mulai duluan?" Lead nyengir kuda, "udah ah! Yuk, masuk! Kita cari temen-temen OSIS yang lain. Yuk ah! Kelamaan kalian berdua!" Lead menarik tangan Yasfa dan Anida.
***
"Dan ini lagu terakhir untuk acara puncak HUT SMA Nusa Jaya malam ini. Sekali lagi, kami dari Bird Harmony mengucapkan selamat ulang tahun untuk SMA Nusa Jaya yang ke-65. Semoga sesuai dengan namanya, semakin jaya dari tahun ke tahunnya. Dan, lagu ini saya persembahkan untuk seorang cewek spesial dalam hidup saya supaya dia terus berani dalam hidupnya," ucap Mozes di microphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS? [Completed]
Teen Fiction"Waktu kecil, aku sering melihat beberapa ikan sardin berekor panjang, berwarna keemasan, berenang di angkasa malam, lalu secara tiba-tiba satu per satu mereka melesat jatuh dengan cahaya menyembur dari mulut mereka" *** Ini hanya sebuah kisah, tent...