Journey of Destiny _ Pronolog

3.6K 105 7
                                    

BLS_ (BILCHEL LOVE STORY )

Journey of Destiny (Perjalanan Takdir)

By : Hanum @Kiko_Smit ( kikiko.smit1234@gmail.com)

Pronolog

Tanpa terasa musim kemarau telah berlalu sekarang adalah musim hujan. Malam ini cuaca sangat dingin, hawa dingin menumbus tulang dan kulit, sehingga para kekelewar pun enggan keluar, hanya segelintir pejalan kaki yang terlihat di jalanan. Mereka terlihat tergesa gesa menyelesaikan urusannya atau berlari menuju rumah guna mengahangatkan diri setelah lelah seharian bekerja.

Di sudut kota di stasiun kereta yang mulai sepi, hanya ada beberapa penumpang yang menunggu kereta terakhir, berharap kereta segera datang membawa mereka pulang dan terlepas dari cuaca dingin dan menusuk tubuh.
Di sudut stasiun terlihat seoarang gadis berkulit putih, Rambut ikal gelombang kecoklatan, sedang menggendong bayi dan tangan kanannya mengandeng seorang bocah kecil laki-laki berumur 3 tahun. Gadis yang sederhana dengan pakain yang lusuh, dengan mata yang hangat, rambut yang tergerai sekali-kali tertiup angin. Dia memeluk bayi dengan hangat, mengusir dingin angin nakal yang mungkin mengusik bayi di sela-sela selimutnya.

Di sudut tangga yang lain turun tergesa-gesa seorang pemuda berwajah tampan, berpakain rapi dan bersih, dari atas ujung rambut hingga kakinya dibalut dengan barang-barang bermerek dan mahal. Dia terihat sedang berbicara di telpon dengan marah memecahkan keheningan yang sepi di stasiun. Orang-orang menoleh tetapi hanya sesaat, kemudian tenggelam dengan kegiatan atau lebih tepatnya pikiran mereka masing masing.

Kereta datang, semua naik, kereta meninggalkan stasiun. Di kereta penumpang juga begitu lengang, mungkin orang-orang enggan untuk keluar menembus dingin malam ini, sehingga setiap kereta yang biasanya begitu sesak itu menjadi sepi. Semua orang bisa memilih tempat duduk mereka masing-masing. Hanya sekitar 20 orang dalam kereta itu, salah satunya adalah si gadis dengan ke 2 "anaknya" dan pemuda tampan itu. Tapi terlihat Pemuda tampan itu enggan duduk di kursi kereta, dia terlihat bergidik dan lebih memilih berdiri di pintu kereta dengan tetap berbicara di telepon tanpa henti dan tanpa peduli sekitar.
Gadis dan 2 "anaknya" duduk di kursi yang berhadapan dengan pintu kereta. Dia memapah bocah kecil untuk duduk di kursi dan dia duduk di samping sambil memeluknya. Kereta melaju menembus malam

Setelah beberapa saat kereta melewati 2 stasiun, terdengar suara si bocah berkata, "Kakak, aku lapar,"

si gadis hanya mengusap rambutnya dan berkata, "Nanti setelah kita sampai di rumah, kakak akan masak mei untuk mu, kamu suka mie kan?," Gadis itu masih mengusap-usap rambutnya.

"ibu akan baik baik saja kan kak? Tidak akan meninggalkan?" . bocah itu berkata lagi sambil melihat dan memegang tangan gadis itu dengan erat. Sang Gadis hanya memeluk bocah itu.

"Tentu tidak, karena dokter sedang mengobatinya. Kamu tadi lihat kan? Sebaiknya kamu tidur dan kakak akan bagunkan kamu setelah kita sampai nanti," bocah itu hanya menggangguk dan menyandarkan kepalanya di pangkuan gadis itu. Sang gadis menatap ke depan dengan mata yang sedih kedua tanganya memeluk anak- anak yang malang itu.

Sang pemuda mendengar percakapan itu, tapi dia tetap acuh dan tetap sibuk dengan teleponnya. Hingga akhirnya dia mungkin lelah, atau lawan bicaranya sudah membuat dia bosan sehingga dia mulai mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kereta menghapus kebosanan, sampai akhirnya pandangannya bertemu dengan Sang gadis. Sang gadis menoleh menatapnya dengan ekspresi yang tak bisa dia lukiskan.

Mata itu menatapnya dengan lekat dan Sang pemuda pun menatap Sang gadis, dia seperti terhisap dalam mata Sang gadis yang hangat tapi penuh dengan misteri. Tanpa sadar dalam hati, Sang pemuda bertanya-tanya, apa yang sedang dipikirkan Sang gadis? Dia tidak perduli lagi dengan lawan bicara di seberang teleponnya. Mereka saling menatap tanpa kata, keheningan kereta semakin terasa senyap dan bergerak lambat.

Setelah beberapa saat saling menatap, tiba-tiba pemuda itu tersadar dan kembali disibukan dengan handphonenya. Pengeras suara di kereta berbunyi terdengar memberitahukan bahwa kereta akan tiba di stasiun S.

Sang pemuda mencoba melirik sang gadis kembali, tapi ternyata sang gadis tidak ada di kursinya lagi. Saat pemuda itu akan menyusuri kereta dengan matanya, tiba-tiba kereta berhenti dan Sang gadis sudah ada di sampingnya. Sebelum dia turun dia menyodorkan sapu tangan dan pemuda itu menatapnya dengan mengernyitkan dahi, tapi sapu tangan itu tetap dia ambil dari Sang gadis.

Sebelum sang gadis keluar dari kereta dia berkata, "Ada bekas lipstik di pipi kamu," dan kemudian dia melangkah turun. Kereta pun melaju tanpa pemuda itu sempat berkata-kata dan dia hanya menatap sang gadis dari jendela kereta yang kemudian hilang dari pandanganya karena kereta terus melaju.

*** Cerita ini hanya Fiktif belaka... jika terjadi kesamaan nama-nama Tokoh itu karena Penulis Mengagumi Chemistry dan akting dari artis-artis tersebut.

BLS_ Journey of Destiny (Perjalanan Takdir) / PROSES EDITINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang