Journey of Destiny_BAB 14

1K 50 1
                                    

BILCHEL LOVE STORY (BLS)

Journey of Destiny

BAB 14

Billy memandang kepergian Michelle, dia diam seperti patung.

"Pak..!" panggil Mita memecahkan keheningan, Billy akhirnya tersadar. Dia menoleh ke arah Mita

"Ada apa?" katanya dengan suara kesal.

"Sudah jam 10 malam, boleh saya pulang?" Mita takut-takut. Billy wajah terlihat menakutkan, si bos nya itu sedang super duper Bad mood. Billy melihat jam dan hanya menggangguk.

Di dalam Lift, Michelle masih sangat marah, "Dasar cowok sombong. Apa mentang-mentang anak orang kaya segala hal harus dihitung dengan uang? s=Segala hal harus berputar disekelilingnya?" Michelle mengomel dalam hati, tanpa sadar ada sepasang mata di Lift sedang melihatnya.

"Ini kan cewek yang di Mall kemarin!" Batin Eza, dandanan aneh Michelle membuat orang mudah mengingat dia. Michelle terlalu sibuk dengan pikirannya, dia tidak menyadari orang di sebelahnya. Saat hendak menyapa Michelle, pintu lift terbuka dan Michelle segera keluar.  Eza melihat indra di Lobi kantor dan menghampirinya.

"Kenapa sih loe? Minta gue jemput ke lobi segala? Biasanya loe kan main nyelonong aja?" Eza mengomeli Indra yang cengengesan. Tapi matanya masih melihat Michelle, dan saat itu michelle sedang berjalan keluar sambil bicara di telepon.

"Gue takut ..., nanti si Billy marah!" Indra memelas. Eza heran

"Loe buat Billy marah lagi?" kata Eza, indra mengangguk "Loe ini suka banget cari penyakit," kata Eza sambil berjalan ke arah Lift, Indra mengekorinya dari belakang.

*****

Billy duduk terdiam, banyak hal yang berkeliaran di kepala Billy, ada perasaan tidak nyaman di hatinya.

"Bill.. woooiii... Billy...!" Eza berteriak, dan Billy terkejut.

"Mikir apa sih loe? Serius banget, gue panggil dari tadi loe malah gak peduli," kata Eza Heran.

"Sudah kelar belom loe?" Eza bertanya. Billy melihat Indra di belakang Eza, Indra tersenyum.

"Semoga dia tidak marah lagi" dalam hatinya "Tapi kok Billy malah kelihatan lebih serem dari biasanya" batin Indra heran.

Tanpa menjawab, Billy mengemasi barang-barangnya dan pergi, teman -temannya heran melihatnya tapi mereka mengikutinya juga.

*****

Michelle berjalan memasuki rumah sakit, dia langsung menuju Ruang UGD, tapi ternyata Rendy sudah di bawa ke ruang MRI dan Test Elektrodiagnisis. Michelle buru-buru kesana, sesampainya disana pemeriksaan telah selesai dan Rendy didorong ke ruang NICU. Hati michelle tidak karuan, begitu banyak selang dipasang di tubuh Rendy. Ibu panti memengang bahu Michelle, Dokter Halim menghampirinya,

"bagaimana, Dok? Apa diagnosanya? " Kata Michelle cemas.

"Beruntung Rendy tidak terkena Guillian Barre Syndrome," Michelle tersenyum lega, "Tapi dari hasil MRI ada syaraf yang tercepit di otak belakangnya,, sehingga mengganggu syaraf motoriknya.. Jika tidak ditangani Rendy bisa lumpuh," Kata dr. Halim lagi, mendengar itu, Michelle hampir terjatuh lemas, untung ibu Panti memegangnya.

"Terjepit syaraf, dok?" tanya Michelle

"Iya... demam yang dia alami selama ini adalah reaksi dari itu, sebenarnya jika cepat ditangani Randy hanya perlu diberikan terapi tapi sekarang terlambat, hanya ada satu jalan," jawab sang dokter dengan serius.

"Operasi dok? " tanya Michelle, Sang dokter mengangguk.

"Tapi Rendy juga akan membutuhkan terapi juga," Michelle memegang kepalanya, air matanya jatuh satu demi satu. Ibu panti hanya memeluknya.

BLS_ Journey of Destiny (Perjalanan Takdir) / PROSES EDITINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang