Journey of Destiny_BAB 8

909 41 0
                                    

BILCHEL LOVE STORY (BLS)

Journey of Destiny

BAB 8

"APAA.. LOE DITUDUH MENCURII!" Shilla berteriak dan berdiri. Semua orang melihatnya tak terkecuali Billy dan Rangga, tapi mereka hanya memandang heran.

"Loe dimana sekarang? Oke, gue kesana!" Shilla panik, dia berlari keluar. Tapi saat dia di pintu masuk, dia berpas-pasan dengan seorang pemuda yang hendak masuk cafe, saat Shilla ke kiri pemuda itu ke kiri, dia ke kanan pemuda itu ke kanan juga. Shilla kesal, dia sedang terburu-buru. Karena terlalu panik dan ingin secepatnya ke tempat Michelle, Shilla menendang tulang kering kaki pemuda itu

"Awwww..kenapa loe menendang gue?" Katanya Kesal

"Maaf, gue sedang buru-buru dan loe menghalangi jalan gue," Shilla berlalu pergi tanpa mempedulikan keadaan pemuda itu.

"Dasar cewek gila!" Pekiknya sambil meringgis dan berjalan menuju tempat Billy

"kenapa loe pincang begitu?" Kata Billy heran

"Tadi saat gue mau masuk sini, ada cewek gila menendang kaki gue,"Katanya cemberut

"Makanya jangan suka godain cewek," Billy mencibir.

"Oyah kenali, ini teman gue Indraa. Draa, ini Rangga.." Mereka saling mengangguk dan berjabat tangan

"Rangga!"

"Indraaa! Gue tidak menggoda dia, gue hanya mau masuk sini kok. Cewek itu saja yang gila, main tendang seenaknya," Indra proes dituduh oleh Billy. Sambil mengelus kakinya, indramengedarkan pandangannya.

"Cewek -cewek mana?" tanyanya.

Billy mengernyikan dahinya "Cewek-cewek apa? Sheilla and the Genk?"

"Iyaa, tadi gue ditelpon Lutya, katanya kita mau kumpul di sini! " Indra menjelaskan.

"Gue dan Eza bukan mau main-main di sini, kita ada kerjaan!" Billy tidak terlalu senang.

"Tidak apa-apa, kita kan hanya perlu memastikan beberapa poin saja. Setelah itu kalian bisa hag out kok." kata Rangga tersenyum. Billy hanya mendengus kesal.

*****

Sementara itu Shilla berlari dengan paniknya, dia tidak tahu apa yang terjadi? kenapa Michelle dituduh mencuri.

Nah untuk mengetahuinya kita kembali ke waktu 20 menit yang lalu.

Saat itu Michelle bingung di depan toilet. Tangan dan kaki Aries sedang sakit, dia tidak bisa melakukannya sendiri, tapi Michelle juga tidak mungkin masuk ke toilet pria. Jalan satu satunya adalah masuk ke toilet wanita, dan dia harus memberi pegertian pada Aries.

"Aries. Kamu pipis di sini saja yah?"Kata Michelle sambil menujuk toilet wanita, Aries memandang bingung

"Tapi itu kan toilet Cewek," Katanya lirih, Michelle manarik napas.

"Kakak tidak bisa biarkan kamu masuk sendiri, tapi kakak juga tidak mungkin masuk ke toilet cowok. Karena kamu masih kecil kamu boleh masuk ke toilet cewek, nanti pas masuk matanya kakak tutup deh!  Kamu mau yah?" Rayu Michelle, Aries terlihat ragu beberapa saat tapi akhirnya dia memganggukkan kepalanya.

Michelle masuk ke toilet wanita, di dalamnya ada Tamara dan Ludya sedang berdandan, Sheilla dan Ariel sedang ada di dalam toilet. Ludya dan Tamara melihat mereka dengan heran, Michelle bergegas membawa Aries ke dalam toilet.

Tidak berapa lama mereka selesai, Michelle menyuruh Aries mencuci tangannya. Michelle dan Aries berdiri di wastafel di sebelah Tamara, karena hanya itu yang kosong. Sebenarnya yang lain kosong juga tapi sekelilingnya penuh dengan belanjaan mereka.

Ariel dan Shiella keluar dari toilet, Michelle mencuci tangan Aries dan Aries mengambil tisue di sebelah Tamara, sepertinya Cleaning Servis lupa meletakkan tisue pada tempatnya. Saat Michelle membantu Aries mengeringkan tangannya, tiba-tiba,

"Ahhhh....!" Tamara berteriak. Semua yang di sana kaget tidak terkecuali Michelle dan Aries.

"Cincin berlian gue ilang!" kata Tamara histeris.

"Masa sih? Loe cari dulu, mungkin keselip!"Kata Shiella sambil mengelap tangannya.

"Tidak ada, tadi gue meletakkannya di samping gue. Di sini !" dia menunjukan tempat di antara Wastafel dia dan Aries.

Michelle tidak terlalu peduli dan setelah dia merapikan Aries, dia hendak keluar, tetapi tib- tiba di depan pintu toilet tangannya ditarik.

"Loe kan yang mengambil cincin gue?" Kata Tamara menuduh, Michelle kaget.

"Kenapa Mbak menuduh Kami? Apa alasan Mbak?" Michelle menyangkal.

"Tadi loe dan Adik loe kan yang berdiri di samping gue ..., tapi adik loe mengambil sesuatu. Itu pasti cincin gue!" Tiba-tiba tangan Tamara menarik Aries dan mengeledah tubuh Aries. Michelle berusaha menarik Aries, tapi Ludya mencegahnya.

"Tidak ada!" kata Tamara lemah. Michelle masih menahan amarahnya, dan dia menarik Aries kepelukannya. Aries kelihatan ketakutan.

"Mbak lihat sendiri kan? Tidak Ada.. tadi adik saya hanya mengambil tisue. Mungkin terselip di tas atau baju Mbak!" Michelle berkata dengan tenang dan sopan.

"Tidak Ada! Kita sudah cari, atau jangan-jangan loe?" kata Ariel memperkeruh suasana.

"Iyaa, mungkin saja loe yang menyuruh adik loe!" Shiella menimpali, "ini kan cewek yang nabrak kak Eza.." Batinnya. Karena teringat peristiwa itu, Sheilla jadi benci Michelle.

"Gue tidak mengambil cincin temen kalian, tuduhan kalian tidak mendasar," kata Michelle yang sudah tidak bisa sopan lagi.

"Selain kita hanya ada loe dan adik loe di sini," Sheilla bersikeras, dan tiba-tiba melintas seorang satpam.

"Ada apa ini ribut - ribut?" tanya pak satpam

"Ini pak, ada pencuri.!" kata Ariel kepada pak satpam

"Bawa saja pak ke kantor polisi, dia tidak mau mengaku!" kata Tamara

"Benar itu?" satpam itu bertanya pada Michelle

"Saya tidak mengambil apapun, saya hanya mengatar adik saya ke toilet, tapi tiba-tiba mereka menuduh saya," kata Michelle cemas. Dia cemas bukan karena dituduh mencuri, tapi melihat Aries yang sudah sangat ketakutan.

"Kalau begitu kita selesaikan di ruang Security!" kata Pak satpam.

Mereka pun menyetujuinya, Michelle melihat wajah Aries yang sudah memucat, dia menggenggam tangan Michelle dengan kuat, lalu michelle teringat Shilla. Dia menelpon Shilla agar Shilla bisa menjaga Aries.

Setibanya di ruang security, telah menunggu seorang perempuan yang adalah manajer Mall, tas michelle di geledah bahkan badannya juga digeledah oleh sang manajer. Hasilnya nihil, tidak ditemukan apa pun.

"Kalian bisa lihat kan? Kami bukan pencuri!" Michelle merapikan tasnya kembali.

"Lalu dimana cincin gue?" Tamara sudah menangis, "Gue akan dihabis nyokap gue, cicilan cincin itu belum lunas, nyokap gue bisa ngamuk!" Batinnya kalut.

"Gue curiga, jangan-jangan loe sembunyikan di baju loe atau adik loe?" Shiella masih berkeras.

"loe sudah lihat tadi, kan? Gue sudah digeledah!" Michelle mencoba menahan amarahnya.

"Chelle.!" Shilla memanggil dan mendekati Michelle

"Eh, temen gue tidak mungkin mencuri cincin loe!" Shilla marah dan maju ke depan, dia seperti akan memukul Tamara, cepat-cepat Michelle menarik Shilla. Michelle menggeleng.

"Bagaimana kalau loe buka baju loe di sini?" ..

~~~~~Besambung....~~~

*** Cerita ini hanya Fiktif belaka... jika terjadi kesamaan nama-nama Tokoh itu karena Penulis Mengagumi Chemistry dan akting dari artis-artis tersebut.


BLS_ Journey of Destiny (Perjalanan Takdir) / PROSES EDITINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang