Journey of Destiny_BAB 31

1.2K 48 0
                                    

BILCHEL LOVE STORY (BLS)

Journey of Destiny

BAB 31

"Aaagggghhhh.." Michelle terpekik dalam hati. Wajahnya memucat, tanggannya terlipat di atas dadanya, sangking terkejutnya Michelle mundur dan tersandung batu, Michelle pun jatuh terduduk. Sosok di depannya berusaha menangkapnya tapi terlambat yang sempat dia tangkap hanya tangan kirinya.

"Loe kenapa sih ...?" Billy heran melihat reaksi Michelle, ternyata sosok tinggi yang menghampirinya itu Billy, Michelle cemberut kesal.

"Loe datang diam-diam ..., tidak bersuara pula. Bikin gue kaget saja!" Michelle mendengus kesal.

"Loe juga ngapain jalan sambil ngendap-ngendap gitu?" Billy masih heran dan menarik Michelle untuk berdiri. Michelle berdiri, dia membalikkan badannya dan mencari sosok wanita yang dia lihat. Tidak ada.

"Loe cari apa?" Billy makin bingung.

"Tidak ada ....," Michelle berbohong. Dia tidak akan memberitahu Billy, Billy pasti malah akan mengejeknya pengecut. Dan mungkin saja bayangan itu hanya perasaannya saja. Billy hanya mengangkat bahu, tanda tidak peduli pada Michelle.

"Untuk apa loe manggil gue ke sini?" Billy heran, Michelle mengirim pesan dan itu tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Malam besok gue juga ada undangan ke tempat teman gue ..., dia juga mau buka cafenya." kata Michelle, Billy mengernyitkan dahi, sangat kebetulan, pikirnya. "Apa mungkin yang michelle maksud adalah cowok di Mall tadi ?" batin Billy

"Lalu ...? " tanya billy

"Perintah Om Surya tidak mungkin gue langgar ..., jadi gue mau buat kesepakatan sama loe." tegas  Michelle.

"Kesepakatan ....?" Billy mengerutkan keningnya.

"Iyaaa ... gue mau kita berangkat bareng dari rumah, loe boleh ngedrop aku di mana saja. Teman gue akan jemput gue di sana." jelas Michelle

"Kalau gue nolak ....?" Billy menatap Michelle dengan tatapan yang aneh menurut Michelle.

"Kenapa loe nolak? Loe pasti mau pergi ke acara pembukaan cafe loe dengan pacar loe kan? Bukannya gue malah membantu loe, yah?" tanya Michelle heran. Michelle benar, tapi ada ketidak-relaan dalam hati kecilnya.

"Yang buat acara siapa dan dimana? Dan yang jemput loe siapa?" Tanya Billy, Michelle makin mengerutkan keningnya melihat sikap mau tahu Billy hari ini.

"Kenapa loe mau tahu?" tanya Michelle, seperti biasa, ditanya balik nanya, batin Billy

"Ya sudah kalau loe tidak mau jawab ..., gue tidak akan setuju dengan kesepakatan ini, dan soal Ariel ..., tinggal gue suruh jemput teman gue. Tidak repot kok!"Billy ringan. Michelle mendelikan matanya, kesal.

"Oke ... Oke ... Yang buat acara teman cowok gue, gue lupa dimana tempatnya kerana undangannya sama sahabat gue Shilla, dan yang akan jemput gue itu, Shilla. Puas loe?" Michelle gusar. Billy tersenyum, Michelle makin kesal melihat senyuman Billy.

"Tergantung sikap loe besok ...," katanya sambil menyeringai,

"Maksod loe?" Michelle menatap sengit.

"Tergantung semanis apa sikap loe ...," Billy tersenyum dengan penuh arti, dia pun meninggalkan Michelle di taman. Michelle kesal setengah mati.

Billy jalan menuju kamarnya, Michelle juga jalan menuju kamarnya di belakangnya, dan saat Billy memegang hadle pintu, Billy menurungkan niatnya dan berbalik arah menatap Michelle. Michelle mengerutkan keningnya dan mundur satu langkah,

BLS_ Journey of Destiny (Perjalanan Takdir) / PROSES EDITINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang