Delapan

38K 2.4K 138
                                    

Ardi turun dari pegangan tangga dan berhenti dengan mulus dengan posisi berjongkok di lantai. Mrs. Hana yang melihat Ardi seperti orang gila pun mengernyitkan dahi bingung.

"Kamu kenapa Di? Sehat?" tanya Mrs. Hana sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Ardi.

Ardi tidak menjawab pertanyaan ibunya, tapi malah mencium pipi Mrs. Hana dan melangkah masuk ke dapur dengan melompat-lompat. Anak gue udah gila.

Mrs. Hana menghampiri Ardi yang mengambil sirup dari kulkas dan mengetok kepala Ardi dengan tangannya. "Keluar lo dari tubuh anak gue wahai Jin, Jin apapun itu asal jangan Jin BTS karena dia ganteng!"

"Mama apaan sih?!" Ardi menghindari serangan Ibunya, Mrs. Hana masih mendumel tak jelas sambil membaca doa.

"Mama pengen bersihin badan kamu dari Jin yang ada di sekolah kamu. Mana air, Mama mau siram kamu pakai ai––"

Ardi menahan langkah Ibunya. "Eh, Ma. Kok pakai siram air segala? Ardi gak kemasukan Jin."

"Terus kalau gak kemasukan Jin kemasukan apa? Pak Uwo?"

Dahi Ardi tertekuk bingung. "Siapa itu Pak Uwo?"

"Temennya Poci."

"Siapa lagi itu Poci?"

"Gak tau ah. Kamu ngeselin banget jadi anak."

Ardi menggeleng takjub akan kelakuan Ibunya. Wanita itu kembali duduk di sofa ruang tengah. Sedangkan Ardi memilih pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

Ardi menjatuhkan dirinya ke kasur. Hari ini hatinya sangat berbunga-bunga, sungguh perlakuan Elle sangat berbeda dari biasanya. Sampai Ardi dibuat baper seharian ini.

Ardi menyentuh ujung bibirnya yang dicium oleh Elle. "Hehehehe..."

Apa Ardi sudah persis seperti orang kurang obat?

Mrs. Hana yang masih curiga dengan anaknya, mengikuti Ardi menuju kamar. Kepala Mrs. Hana menyembul sedikit lewat celah pintu. Wanita itumenggeleng-gelengkan kepalanya karena Ardi yang tak sadar akan kehadiran Mrs. Hana, anak itu malah sibuk dengan ponsel yang berada di tangannya yang memunculkan foto Elle.

"Mama lagi apa?" suara Mr. Adam membuat Mrs. Hana terlonjak kaget. Ealah, lagi ngintipin anak sendiri aja pakai diganggu.

"Nyari suami baru." jawab Mrs. Hana asal, ia menutup pintu kamar Ardi yang masih sedikit terbuka. "Ya ngitipin Ardi lah. Papa kira Mama lagi ngapa?"

"Papa kira Mama mau bersihkan kamar Ardi." Mr. Adam melonggarkan dasi yang mengikat lehernya. "Kangen Ma seharian gak ketemu."

Mr. Adam maju langsung menarik pinggang Mrs. Hana dan mencium bibir istrinya. Ia menggendong Mrs. Hana, istrinya yang sempat kaget, hanya melingkarkan tangannya di leher suaminya.

Di sisi lain Ardi yang baru saja keluar dari kamar melihat adegan seperti itu melongo di tempat, ternyata suara krusak-krusuk tadi itu dari mereka berdua. Ardi menutup pintu kamar pelan agar Ibu dan Ayahnya tidak terganggu. Ya, walau mereka juga tidak sadar sekalipun ada tsunami nanti.

Di dalam kamar Ardi langsung memejamkan matanya. Lelah karena sikap Mr. Adam dan Mrs. Hana yang seolah-olah hanya tinggal berdua tanpa adanya manusia dibawah umur seperti dirinya. Ardi mengambil karton tebal dan menuliskan sesuatu di karton tebal tersebut dengan spidol untuk ia tempel di depan pintu kamar, agar kamarnya selalu aman.

Setelah mengecek keadaan luar yang cukup aman. Ayah dan ibunya sudah tidak ada, pasti mereka juga sedang bersenang-senang sekarang. Langsung saja Ardi menempelkan karton tebal yang sudah ia tulis tadi di dalam kamar. Sesudah melakukan tugasnya Ardi masuk ke kamar untuk beristirahat. Tak lupa juga ia menutup pintu yang kamar yang sekarang sudah tertempel karton tebal.

Possesive Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang