Elle membuka pagar rumahnya, sebelum ia benar-benar masuk ke halaman rumahnya. Suara berat milik pria paruh baya yang sudah tidak bertemu dengannya selama beberapa tahun ini, membuat mood-nya turun seketika.
"El."
Elle memutar tubuhnya dan ia langsung berhadapan dengan pria yang masih terlihat gagah dan tampan dengan setelan jas mahal yang terlihat pas di tubuh pria itu. "Untuk apa anda datang kesini?" ucap Elle dingin.
"El dengerin Papa dulu." Mr. Aland mendekat ke Elle, tapi gadis itu mundur satu langkah seperti tidak ingin dekat-dekat dengannya.
Elle tertawa hambar. "Papah?" Elle menatap Mr. Aland tajam seolah tatapannya bisa membuat lawannya lumpuh. "Papah yang meninggalkan Mamah sampai penyakit Mamah kambuh dan meninggal begitu?"
"Papa minta maaf El, Papa nyesel udah ninggalin kalian bertiga."
"Atas dasar apa anda datang ke sini? Padahal anda tau bahwa saya tidak ingin melihat wajah anda lagi." Elle memandang Mr. Aland dengan sorot mata penuh kebencian. "Oh apakah karena selingkuhan anda sudah tidak bernafas lagi seperti yang terjadi pada mamah saya?"
"Elle Papa––"
"Berhenti menyebut diri anda seorang Ayah! Anda tidak pantas mendapat gelar seorang Ayah!"
"Papa minta maaf El, tolong maafin Papa." ucap Mr. Aland memohon.
Elle meninggalkan Mr. Aland, berjalan menuju teras rumahnya. Tapi Mr. Aland mengikuti langkah Elle. Ia tidak ingin kehilangan anak-anaknya, ia akan berusaha supaya Elle mau memaafkannya.
"Elle Papa mohon." Mr. Aland menarik lengan tangan Elle yang baru saja mengambil kunci rumah di dalam tasnya.
"Apa permohonan maaf anda bisa menyembuhkan penyakit Mamah dulu?" tanya Elle sarkas.
"Tidak kan?"
Mr. Aland diam seribu bahasa.
"Pernah anda berpikir bagaimana perasaan Mamah ketika anda bersama dengan wanita ular itu?" balas Elle penuh emosi. "Oh tentu otak anda terlalu pintar sampai tidak berpikir bagaimana perasaan Mamah."
Mr. Aland tidak menyalahkan hal itu. Namun, ia merasa seperti di tampar oleh perkataan anaknya sendiri.
"Apakah anda bisa mengembalikan masa kecil saya yang seharusnya tumbuh di keluarga utuh?" Elle sekuat tenaga menahan untuk tidak meneteskan air mata. Elle tidak boleh terlihat lemah di depan pria yang sudah menyiksa Ibunya selama bertahun-tahun.
"Apakah anda pernah merasakan menangis di tengah malam menunggu orang yang paling anda cintai pulang? Sayangnya, yang di tunggu pulang malah sedang berada di hotel bersama wanita lain?"
Mr. Aland menunduk, ia tidak berani menatap mata Elle yang membuat jantungnya terasa teremas.
"Saya yakin, bahkan sangat yakin dari yang saya sebutkan tadi, anda belum pernah merasakannya. Anda terlalu sibuk untuk membahagiakan diri anda sendiri sehingga lupa anda sudah menyakiti orang yang sudah mempertaruhkan nyawanya demi anak-anak anda!"
Mr. Aland mengambil tangan Elle. Menggenggamnya erat. "Papa minta maaf El, beri Papa kesempatan sekali lagi."
Elle menyentak tangan Mr. Aland lagi. "Apakah kesempatan yang saya berikan bisa mengembalikan Mamah?"
Tidak ada jawaban dari Mr. Aland.
"Bisa tidak?" Elle mengulang pertanyaannya.
"Tidak."
Elle menepis tangan Mr. Aland dan berbalik ingin memasuki rumah. Tapi perbuatan Mr. Aland membuat Elle berhenti sejenak.
"Papa mohon El, satu kesempatan saja." Mr. Aland berlutut di depannya dengan pandangan putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ex [END]
Novela Juvenil[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Elleonora Marischa Putri Elle. Seorang gadis kutu buku, cuek, culun, yang sayangnya pintar dan tajir. Kisah tentang dia yang berpacaran dengan seorang most wanted. Ardi Chandra Wijaya Ardi. Most wanted di SMA...