Dua Puluh Enam

21.8K 1.4K 55
                                    

Untuk Apa-Maudy Ayunda

***

Ardi membantu Alexa turun dari motornya. Hari ini, mereka pergi ke taman bersama hanya sekedar untuk menghabiskan waktu di sore hari.

"Ardi."

"Ya?" jawab Ardi sambil mengelus rambut Alexa. "Kaki kamu masih sakit?"

Alexa menggeleng. "Udah enggak." balasnya. "Aku mau tanya sesuatu."

"Tanya apa?"

"Tadi katanya kamu ngasih kado ke seseorang." tanya Alexa. "Siapa dia?"

Ardi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tadi?" Alexa mengangguk. "Temen aku."

"Temen?"

"Iya." jawab Ardi kikuk.

"Kalian deket?"

"Udah gak terlalu."

Alexa mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Oh." Alexa memakan roti di tangannya. "Udah ada yang kamu taksir belum selama ini?"

"Maksudnya?"

"Selama dua tahun ini kita gak ketemu, gak mungkin kan kalau kamu gak naksir seseorang."

"Ada."

Sorot mata Alexa berubah menjadi sedih. "Sekarang masih?"

"Kayaknya enggak." Ardi menjawab pelan. "Kita ke sana aja yuk."

Ardi menggandeng tangan Alexa yang tidak membawa roti. Mereka berjalan menelusuri taman yang pasti penuh dengan orang berpacaran.

Suasana antara Ardi dan Alexa menjadi canggung. "Aku kemarin lihat cewek cantik Di." ucap Alexa memulai pembicaraan. Memecah kecanggungan.

"Dimana?"

"Sekolah." sahut Alexa ceria. "Dia bantuin aku pas aku ngapalin teks teater buat pensi."

"Emang pensi kapan?"

"Gak tau. Yang pasti setelah kita UNBK."

"Semangat ya." ucap Ardi memberi semangat gadis itu. "Kamu pasti bisa deh."

"Kalau itu gak perlu ditanyakan lagi." balas Alexa percaya diri.

Ardi terkekeh. "Kamu gak berubah Al."

"Masih pendek gitu ya?"

"Iya, itu juga."

Ardi mengajak Alexa untuk duduk di dekat pohon dekat taman. Ia menyerahkan Taro yang ia bawa pada Alexa.

"Aku ke toilet dulu bentar."

Ardi berlari menuju toilet umum yang letaknya lumayan jauh dari tempat Alexa duduk. Tapi, sebelum memasuki toilet. Ia mendengar suara kekehan seseorang, suara itu terdengar sangat familiar di telinganya.

Ardi berjalan mengikuti suara yang tadi sempat ia dengar. Dan betapa terkejutnya Ardi saat melihat Ivan dan Elle sedang meminum thai tea dan menikmati roti panggang berdua.

"Brengsek!"

Ardi mengepalkan tangannya dan menghampiri Elle dan Ivan. Ia menggebrak meja yang di tempati oleh Elle dan Ivan. Ardi benar-benar sangat marah.

"Kamu tadi izin sama aku kalau mau kerja kelompok El." desis Ardi tajam.

"Ardi?"

Ardi mengangkat salah satu sudut bibirnya membentuk senyum remeh. "Kaget ya aku ada di sini?" tanyanya. "Gimana kencannya? Lancar?"

Possesive Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang