Elle menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur yang berada di kamarnya. Hari ini sangat melelahkan, apalagi tadi saat ia jalan bersama Ivan. Dan yang paling Elle tidak suka adalah ia merasakan bahwa Ardi mengikutinya. Aneh memang, tapi mungkin ia saja yang terlalu memikirkan Ardi. Efek mantan.
Elle menghembuskan napas berat. Dulu saat ia bersama dengan Ivan, maka Elle akan merasa lebih bahagia atau jantungnya akan menimbulkan reaksi. Tapi sekarang ia tidak merasakannya lagi. Apa dia sudah tidak punya perasaan lagi pada Ivan?
Suara keras seseorang membuat Elle bangun dari tempat tidurnya. Ia sudah tau ini suara siapa.
"ELLEE.... HALLOWWW... YUHU... KAMU DIMANA? DENGAN SIAPA? SEMALAM BERBUAT APAHHH..." suara nyanyian cempreng Sita menggema di setiap sudut rumah Elle yang mewah.
Laras dan Sita berjalan dari lantai dasar menuju kamar Elle yang terletak di lantai 1. Bahkan Laras berlari saat menaiki tangga, ia tidak sabar bertemu dengan Elle.
"EL." ucap Laras terlampaui semangat. "Kok gue jadi ikutan ngegas sih?"
"El. Ayo makan bareng kite-kite."
"Makan dimana?" tanya Elle sambil membaringkan lagi tubuhnya ke kasur. Tak lupa juga ikut Laras dan Sita melompat ke kasur Elle.
"Gue lagi pengen ayam gepuk," ucap Laras yang tidak menghiraukan Sita yang tetap bernyanyi.
"DI SINI AKU MENUNGGU DAN BERTANYA. KAMU DI mmph––" Laras membekap mulut Sita agar bisa diam dan tidak mengganggu ia yang sedang berbicara dengan Elle.
"Sttt... Berisik!"
"Mending kita makan aja, gue juga masih lapar."
Mereka bertiga berjalan menuruni tangga, Sita memang menutup mulutnya tapi tidak dengan gerakan tubuhnya. Memang sahabat Elle yang satu ini agak terganggu otaknya.
"El." panggil Laras ketika mereka bertiga sudah berada di dalam mobil.
"Ha?"
"Tadi lo sama mantan jalan kemana aja?"
"Cuma nonton sama makan doang."
"Lo tu harusnya CLBK!" sela Sita tiba-tiba.
"Kok gitu CLBK sih Ta?"
"He'em CLBK, Cinta lama buang kelaut!" balas Sita santai. "Kalau CLBK kan. Buat gue cocoknya SEMARANG." ucap Sita lalu memasang ekspresi wajah sedih.
"Hah SEMARANG? Apaan lagi tuh?" tanya Laras penasaran.
"Sendiri menanggung rasa sayang. Eya."
"Yee!!" Elle dan Laras menoyor kepala Sita sampai kepalanya sedikit mundur ke belakang.
"Makanya kalau Rian chat itu dijawab jangan cuma di jadiin notif!"
"Kenapa Rian di bawa-bawa nih? Gak nyambung sama sekali."
"Ta, lo itu peka dong jadi cewek! Jelas-jelas Rian itu suka sama lo, walau otaknya rada miring sih, tapi kalau sama lo cocok kok. Sama-sama blo'on." Elle menjawab pertanyaan Sita seperti tanpa beban sama sekali. Sedangkan Sita di sampingnya memasang wajah merengut.
Setelah percakapan absurd mereka berakhir, Laras melanjutkan menyetir dengan tenang hingga mereka sampai pada warung makan yang dimaksud oleh Elle.
"Kalian berani level berapa?" tanya Elle pada kedua sahabatnya.
"Gue pengen sih makan sampe level 100, biar sama kayak kak Ria."
"Ususmu putus tak sukurin, Ras."
"Ya udah level 5 aja."
"Oke. Pak, mau ayamnya gepuk dada tiga, level 5 sambelnya dipisah. tambahannya usus sama ati ampela, kol goreng juga ya Pak. Minumnya teh anget manis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ex [END]
Novela Juvenil[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Elleonora Marischa Putri Elle. Seorang gadis kutu buku, cuek, culun, yang sayangnya pintar dan tajir. Kisah tentang dia yang berpacaran dengan seorang most wanted. Ardi Chandra Wijaya Ardi. Most wanted di SMA...