Empat Puluh Empat

30.3K 1.6K 31
                                    

Dua minggu sudah berlalu, memar di tubuh Ardi sudah sembuh dan tidak berbekas lagi. Hubungan Mr. Aland dan Ardi juga sudah mengalami banyak perubahan. Mereka jadi semakin dekat dari hari ke hari, hanya kadang Mr. Aland masih bersikap ketus pada Ardi.

Derren semakin menjauh dari Elle, hingga gadis itu binggung terhadap perubahan sikap Derren padanya.  kemarin Derren memintanya untuk bertemu di kafe biasa mereka bertemu bersama.

Elle belum menjawab ajakan Derren sampai hari ini. Jika Elle menjawab mau, pasti Ardi tidak akan mengijinkannya untuk bertemu dengan Derren. Elle sangat yakin akan hal itu.

Suara ketukan pintu membuat Elle kembali ke dunia nyata. Sekretarisnya berdiri di ambang pintu lalu masuk ke dalam ruangannya sambil membawa satu buah map dan mendekat ke arahnya.

"Ini berkas yang harus Bu Rischa tanda tangani."

"Letakkan saja di meja." Elle menunjuk meja di depannya dengan dagu.

Sekretarisnya mengangguk dan meletakkan map ia bawa di meja depan Elle, sang sekretaris pamit undur diri yang diangguki oleh Elle.

Notifikasi dari salah satu aplikasi chat di ponsel Elle berbunyi. Wanita itu mengambil ponselnya di atas meja dan melihat pesan Ardi yang masuk. Ia membalas pesan Ardi sambil tersenyum geli, Ardi mengganti nama kontak pria itu di ponselnya. Lumayan alay tapi Elle suka.

Calon Suami ❣:  Masih di kantor El?

Elleanor Marischa: Masih, kenapa?

Calon Suami ❣: Mau aku ke sana? Sekalian makan siang

Elleanor Marischa: Enggak usah, nanti aja pulangnya kamu jemput aku 😉

Calon Suami ❣: Terus kamu makan siangnya sama siapa?

Elleanor Marischa: Mungkin sendirian, ini kerjaanku juga masih banyak banget 😪

Calon Suami ❣: Semangat ya Sayang ❤️

Elleanor Marischa: 😉❤🙊

Elle meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Ia sudah mulai bosan melihat kertas-kertas yang nangkring di mejanya, padahal dulu Elle sangat menyukai bekerja. Sekarang? Ia belum lama berada di sini saja, rasa bosan sudah menghampirinya.

Membuka map berwarna biru dan memeriksa isi di dalamnya. Layar ponsel Elle kembali menyala, ada yang mengirimkan pesan untuknya. Kali ini bukan Ardi, melainkan Derren.

Derren: Ris?

Elleanor Marischa: Kenapa Der?

Derren: Gimana sama ajakan aku? Kamu tumben banget jawabnya lama

Elleanor Marischa: Gimana ya, aku bingung

Derren: Bingung kenapa? Ardi?

Elleanor Marischa: Hmmm...

Derren: Cuma sekali ini aja Ris, dia gak bakalan marah juga

Elleanor Marischa: Sekali ini aja kan? Bener?

Derren: Iya

Elleanor Marischa Oke deh. Sekarang atau nanti waktu makan siang sekalian?

Derren: Sekarang juga gak apa-apa. Aku jemput, lima menit sampai

Elle mengambil tas, menyimpan ponselnya di dalam tas dan sedikit membetulkan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan. Elle juga membetulkan tali sepatunya yang lepas, perempuan itu bukan terlihat seperti wanita berumur 28 tahun, tetapi lebih ke remaja berumur 19 tahun.

Possesive Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang