Tiga Puluh

33.6K 1.7K 45
                                    

Rewrite The Stars-Zac Efron, Zendaya

***

Elle sedang berada di ruangan khusus untuk para pemain ekstra teater berkumpul. Para gadis sedang sibuk diberikan polesan make up.

"Astaga. Cantik bener." puji Madame Irine saat melihat hasil karyanya di wajah Elle.

"Makasih Madame."

Elle beranjak dari duduknya, gadis itu mengambil kostum yang sudah disediakan oleh Bang Jek. Elle masuk ke dalam kamar ganti pemain dan mengganti bajunya.

"Oke guys. Setelah band kelas sebelas selesai. Selanjutnya kita ya." ucap Bang Jek.

Suara MC terdengar, panggilan untuk band kelas sebelas agar segera tampil. Beberapa orang masih sibuk memperbaiki riasan masing-masing, sedangkan Elle melihat wajahnya dari kaca.

"Kamu cantik banget." Ivan berbisik saat semua pemain sedang menghafalkan ulang naskah yang diberi.

"Ivan?" Elle menaruh naskahnya di atas kursi. "Ngapain kamu kesini?"

"Aku gantiin Bastian." Ivan menunjukkan naskah drama miliknya. "Dia gak bisa ikut, jadi aku ngajuin diri buat jadi Beast."

"Seriusan?" tanya Elle heran. "Berarti kamu pasangan aku dong."

"Pengen banget ya aku jadi pasangan kamu?" goda Ivan.

Elle berdecak kesal. "Cuma tanya doang." Elle mencubit lengan Ivan. "Emang udah hafal?"

Ivan membusungkan dadanya sombong. "Aku sama kamu kadar kepintarannya itu cuma beda tipis."

Elle mencibir. "Mana ada! Pinter aku!" protesnya. "Kamu itu dibawah aku. Dikit."

"Iya. Kamu itu segini." Ivan menaikkan tangan kanannya hingga di atas kepalanya dan tangan kirinya dibawah perut. "Nah, aku segini, yang dibawah banget..."

Elle tergelak. "Becanda elah!" Gadis itu meninju lengan Ivan yang membuat pemuda itu pura-pura meringis.

"Mantep juga El pukulannya." Ivan mengelus lengannya. Elle melirik lengan Ivan yang memerah. "Sakit banget ya?"

Sekarang Ivan yang tergelak. "Masih sakit pukulan Pak Aris." Ivan menarik pipi Elle. "Gemes... Aku gemes sama kamu."

"Aku emang gemesi-aw! Sakit Bambang!" Elle reflek memukul tangan Ivan yang semakin menarik pipinya.

Ivan menyengir lebar. "Hehehe. Gemes banget aku sama kamu..."

"Gemes sih gemes. Ya gak gini juga dong." Elle mengambil cermin yang ada dia atas meja. "Tuh kan! Merah pipi aku!"

"Kasih bedak lagi aja dong." balas Ivan enteng. "Gitu aja susah. Katanya ranking satu."

Elle menoyor dahi Ivan. "Pakai bedak matanya. Ini udah bagus Madame Irene mau dandanin. Biasanya kan susah."

"Iya deh. Maaf."

Ivan ingin kembali berbicara. Namun disaat yang sama, suara MC kembali terdengar di telinga Ivan dan Elle.

Bang Jek meminta untuk semua pemain berkumpul lagi. Mereka akan bersiap-siap untuk menaiki panggung lima menit lagi.

Semua sudah berada di posisi seharusnya. Ivan memberi instruksi pada Sari, sang narator bahwa semua pemain sudah siap. Mendapatkan sinyal dari Ivan, Sari segera mulai berbicara.

"Dahulu kala, hiduplah seorang pangeran yang gagah berani nan tampan. Pada suatu hari sang pangeran menggelar pesta besar besaran di istananya."

Tirai terbuka. Menampilkan Ivan yang terlihat gagah dengan membawa gelas khusus untuk para orang yang berada di kalangan atas.

Possesive Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang