Ardi bersiul sambil berjalan menuruni tangga rumah dengan kunci motor yang berputar-putar di jarinya, ia menuju meja makan untuk sarapan pagi yang disiapkan oleh sang Ibu.
"Pagi semuanya." Ardi mencium pipi Mr. Adam dan Mrs. Hana secara bergantian.
"Pagi." balas Mr. Adam dan Mrs. Hana bersamaan.
"Muka kamu kenapa Di?" tanya Mr. Adam yang baru saja menyadari di pipi dan ujung bibir Ardi yang sekarang berwarna ungu kebiruan.
"Biarin Pa, nanti juga sembuh sendiri." jawab Mrs. Hana yang seolah tak perduli luka di wajah anaknya.
Mrs. Hana mengambilkan terlebih dahulu Mr. Adam nasi goreng yang ia buat, awalnya Ardi ingin protes namun mendapat tatapan tajam dari Ibunya, tiba-tibanya nyalinya menguap entah kemana. Mr. Adam terkekeh melihat Ardi yang terus menekuk wajahnya dari tadi.
"Makanya kamu cepetan gede biar dapet istri, biar gak ngrusui papa terus." ejekkan dari Mr. Adam semakin membuat Ardi merengut.
"Tunggu aja Elle bakal jadi istri Ardi, Papa siap-siap buat lamaran. Jangan malu-maluin Ardi, nanti dikira kere." Ardi memakan nasi gorengnya dengan kasar dan menatap ayahnya seolah Mr. Adam adalah musuh.
"Jadi istri, jadi istri. Kayak kamu udah siap aja. Emang kamu pikir nikah itu segampang main monopoli?" balas Mrs. Hana sambil menoyor kepala Ardi.
"Terus-terusan aja nistain Ardi. Kadang Ardi ngerasa Ardi ini anak temuan."
"Emang. Kamu Mama ambil di tong sampah."
Wajah Ardi tambah masam. "Ma!"
Mr. Adam terkekeh. Ia menepuk pundak Ardi pelan. "Mama kamu cuma bercanda jangan masukin ke hati."
"Jangan masukin ke hati. Masukin ke paru-paru aja biar gak baper."
"Mama itu yang baperan Ardi mah enggak." balas Ardi pada Ibunya. Ardi lalu beranjak dari tempat duduknya setelah selesai makan. "Ardi mau pamit berangkat sekalian jemput My Honey." Ardi menyalami tangan Mr. Adam dan Mrs. Hana secara bergantian.
"My Honey buyutmu koprol! Belum bisa cari duit aja udah banyak gaya!" Mrs. Hana menggeplak kepala Ardi hingga membuat Ardi mengaduh.
"Iya Ma, iya. Ardi salah. Mama bener." ucap Ardi lalu berlari keluar sambil melambaikan tangan ke arah Mr. Adam dan Mrs. Hana.
Mr. Adam menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah anaknya. Jika saja Ardi bukan anaknya sudah pasti ia tendang ke Jogja. Iya Jogja, jodoh orang gue jaga. Lah ini kok malah Mr. Adam jadi baper sendiri. Bodo amat lah.
***
Ardi memarkirkan motornya di depan rumah Elle. Ardi membalikan badannya, merasa ada yang mengawasinya dari jarak jauh. Tapi saat ia melihat sekelilingnya tak ada siapapun yang mengawasi dirinya."Hai Beb." Ardi merangkul bahu Elle saat melihat Elle keluar dari rumah.
"Hai, gimana bibir kamu kemarin?" Elle menyentuh bekas pukulan Putra di ujung bibir Ardi.
"Udah sembuh gara-gara kamu kemarin." jawab Ardi tersenyum malu-malu.
"Ya udah kalau gitu, aku juga bikinin sarapan nih buat kamu padahal aku juga yakin kalau kamu juga udah sarapan tadi dibikinin t
Tante Hana.""Aku belum kenyang kok. Nanti waktu istirahat kamu ke kelas aku ya." Ardi mengelus rambut halus Elle dengan lembut.
"Ayo berangkat, nanti telat kita dihukum Pak Haris loh."
Ardi menaiki motor dan memakai helm, tak lupa juga ia membantu Elle untuk naik motornya yang cukup tinggi. Dengan tangan Elle yang terus memeluk Ardi hingga perjalanan terasa sangat singkat, Ardi dan Elle sekarang sudah berada di parkiran khusus murid di SMA Angkasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ex [END]
Ficção Adolescente[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Elleonora Marischa Putri Elle. Seorang gadis kutu buku, cuek, culun, yang sayangnya pintar dan tajir. Kisah tentang dia yang berpacaran dengan seorang most wanted. Ardi Chandra Wijaya Ardi. Most wanted di SMA...