Chapter 1: Plague

9.1K 867 129
                                    

SERANGKAIAN peristiwa luar biasa itu tak akan pernah dilupakan River selagi dia masih bernapas di dunia ini.

Memori-memori terburuk yang menjelma menjadi gambar-gambar menakutkan di dalam kepalanya telah memunculkan trauma yang mempengaruhinya di kehidupan nyata. Ledakan di langit, bencana tsunami, letusan gunung, serta anomali cuaca yang berlangsung bertubi-tubi di seluruh titik bumi ... semuanya mengerikan. Sesaat River kira dunia telah kiamat, dan meski kedengarannya benar, River tetap keliru sebab sampai saat ini bumi belum benar-benar hancur.

Mungkin, ini merupakan kiamat yang terjadi secara bertahap.

Dihadapkan oleh neraka dunia perlahan-lahan mengikis apa yang tersisa dari dirinya. River masih ingat pada awal mula kehancuran, ketika bongkahan-bongkahan besar batu dari langit jatuh ke bumi dan meledak di udara terbuka.

Peristiwa ini tidak bisa diperkirakan sebelumnya, tidak pernah. Di siang hari langit menyala merah terang, kemudian gumpalan-gumpalan awan pecah dan meletuskan api, membakar apa pun yang ada di bawahnya, memusnahkan hampir setengah juta penduduk bumi.

River pikir, itu sudah merupakan yang terburuk.

Orang-orang berharap keadaan akan berangsur aman setelah peristiwa itu. Paling tidak, setelah banyak dari mereka yang binasa, semesta kembali pulih dalam beberapa waktu. Namun, serangkaian bencana lain justru mengejar mereka di belakang.

Pada minggu kedua setelah ledakan ratusan asteroid di langit, jutaan satelit hancur dan memicu gangguan pada ekosistem. Gempa bumi besar terjadi pada beberapa wilayah, menewaskan lebih banyak orang dan merusak kota. Tsunami menyusul, menyapu daratan dan membawa korban lima kali lipat dari yang pertama. Cuaca ekstrem menyelimuti hampir separuh wilayah bumi, membakar dan membekukan. Mematikan.

Setelah banyaknya simulasi kiamat yang terjadi di daratan dan laut, sampai saat ini, hanya tersisa titik-titik spesial yang belum tersentuh. Di antara beberapa wilayah yang beruntung tersebut, North Carolina menjadi satu-satunya yang hanya dilanda musim dingin panjang, tetapi bukan berarti negara bagian ini menjadi yang paling aman untuk ditinggali.

Ketika wabah mulai bermunculan, saat itulah penduduk North Carolina tahu bahwa mereka bukanlah golongan terpilih yang bernasib beruntung.

Para ilmuwan menamainya wabah Monster Kureiji.

Kureiji berasal dari bahasa Jepang―artinya gila. Sesuai asal penamaannya, penyakit ini pertama kali ditemukan di Jepang dan mulai menyebar setelah ratusan penduduk di sana bergabung dengan para pengungsi di wilayah-wilayah spesial. Mereka menetap di kawasan perkotaan besar, menularkan virus melalui air ludah dan keringat, apa pun zat yang berasal dari dalam tubuh. Penyakit ini membuat orang waras kehilangan sifat manusiawinya sehingga menjadi liar dan buas. Berbahaya dan mematikan—mirip monster serigala pemangsa yang kejam.

Tidak membutuhkan waktu lama ketika jutaan penduduk mulai mengidap wabah.

Perlahan-lahan, melalui serangkaian tahapan, mereka berubah menjadi monster haus darah yang kejam dan membunuh, serta memiliki insting mirip serigala liar dan sangat agresif. Bahkan pada beberapa kasus yang dilaporkan, fisik mereka juga bertranformasi seiring tulang-tulang dalam tubuh mereka membesar, otot-otot yang berkedut dan dipenuhi adrenalin, lalu gigi-gigi serta cakar-cakar yang melengkung tajam. Keanehan ini mengikis satu-satunya hal logis dalam dunia para ilmuwan. Belum ada yang mengerti apa serta bagaimana virus ini bermula, belum ada yang bisa mencegah, belum ada yang bisa mengobati sepenuhnya.

Situasi sama sekali tak memungkinkan untuk mengontrol wabah. Entah bagaimana, wabah berkembang lebih cepat dari perkiraan dan menyerang penduduk sampai pada skala wilayah yang terpencil. Virus mencetak ulang struktur DNA pada tubuh inang dan membuatnya menjadi kebal rasa sakit dan sulit dibunuh. Satu-satunya serangan paling efektif—seperti yang selalu ditayangkan di jaringan-jaringan televisi darurat setiap satu jam sekali dan masuk di kepala platform berita-berita penting—adalah menembak mereka tepat di kepala. Dengan cara ini, peluru meledakkan sistem syaraf pusat, dan monster tewas di tempat.

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐄𝐅𝐓𝐎𝐕𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang