KETIKA terbangun setelah serangan gelombang suara menyakitkan itu, Claude mendapati dirinya berada di ruangan kecil itu sendirian.
Claude tak tahu sudah berapa lama waktu berjalan selama dirinya pingsan. Bisa saja berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Dia tak bisa berkutik sebab para peneliti telah mempersiapkan senjata yang bisa melumpuhkannya sebelum dia menggila dan merusak ruangan itu. Meski demikian, di atas semua bentuk kekejaman yang dihadapinya, hal yang paling membuatnya risau adalah fakta bahwa dia sendirian. Daniel telah pergi, atau lebih tepatnya orang-orang berpakaian konyol itu yang membawanya pergi. Dia tak pernah tahu bagaimana nasib Daniel, dan mungkin saat terakhir mereka ada di ruangan yang sama menjadi saat terakhir kalinya mereka bertemu.
Rasa takut mengguncang Claude, mempengaruhinya lagi setelah sekian lama dia bertarung melawan gejolak dalam dirinya―mimpi buruk yang dipendam, neraka yang dipadamkan, kemelut badai yang menyisakan trauma dalam hatinya. Claude, diderai ingatan mengerikan masa lalunya, sekarang merasa kedinginan. Pakaiannya―yang sudah tidak utuh―membuatnya merasa seperti telanjang dan kosong, terpapar tidak aman. Dia meringkuk di lantai, membawa kedua tungkainya menekuk dan dagunya menekan lutut sehingga membuatnya seperti bola, memejamkan mata. Gemtaran.
Dia berpikir, mungkin inilah akhir bagi satu kawannya itu. Daniel yang berengsek, Daniel yang harus menjalani sisa hidupnya tersiksa di bawah kontrol percobaan. Daniel yang malang. Claude ingat pada malam ketika anak itu datang ke penginapannya, badannya ceking dan kurus, mata seperti bola yang menonjol di kepalanya yang besar. Dia pikir Daniel mungkin tak akan bertahan, tetapi ternyata dia bisa melalui bagian buruknya ... walau setelah mendapat serangan virus Daniel tak bisa mengontrol perut dan sulit berpikir rasional ... dia terlalu agresif dan pemberontak, lapar setiap waktu, kasar dan bengis. Namun, sebenarnya dia bukan anak yang jahat.
Selain Claude, tak ada yang tahu bagaimana awal mula Daniel menjadi monster. Pengakuannya malam itu telah memberi Claude arti baru tentang masa lalu yang pernah dihadapi Daniel....
Kejadiannya empat bulan lalu. Bulan di balik jendela mengintip malu dari kepulan awan gelap. Di dalam ruangan yang senyap dan diterangi pancaran kuning lampu kerosen, mereka berdua duduk berhadapan.
"Dari mana kau mendapat gigitan itu?" Claude bertanya sambil menghadap pada Daniel yang menundukkan kepala rendah-rendah di tepi ranjangnya.
Tengah malam itu, Daniel membuat ulah lagi selepas dia menghajar seorang pengungsi sampai gigi-giginya patah. Claude mendapat keluhan dari banyak orang di penginapan agar dia segera mengusir Daniel, tetapi dia selalu menahan diri dengan menipu pikirannya bahwa Daniel sebenarnya bisa dikendalikan, entah dengan cara apa. Selain membiarkan Daniel berkeliaran bebas di luar adalah pilihan dungu dan berbahaya (yang menyatakan prediksi banyaknya nyawa tak berdosa yang berjatuhan), dia tak bisa begitu saja melewati batas. Dia tak mau menghancurkan hak orang untuk hidup, termasuk Daniel.
Daniel menjawab dengan pendek, nyaris ketus. "Aku menyelamatkan adikku yang hendak diserang."
"Adikmu?"
"Namanya Lara," jawab Daniel. "Umur sembilan tahun."
Angin berembus melalui kisi jendela yang keropos di ruang penginapan, menggelitik kulit mereka, menyapu tangan Daniel yang terkepal erat di antara lutut. Sementara Claude tercenung sebagai bentuk keterkejutannya.
"Aku harap dia baik-baik saja sekarang," balas Claude lirih. "Dia mungkin akan bahagia melihatmu bisa bertahan sampai titik ini."
"Orangtuaku menjauhkan kami berdua," kata Daniel, sementara dia menghela napas berat. "Mereka takut aku berubah menjadi monster ganas dan akan membunuh semua anggota keluargaku. Jadi, ibuku ... malam itu mengatakan padaku bahwa aku harus pergi, sembunyi di hutan selamanya, hidup dengan memakan binatang buruan yang bisa kutemukan sendiri ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐄𝐅𝐓𝐎𝐕𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟏)
Science Fiction[Pemenang Wattys 2021 Kategori Science Fiction] Ini adalah kiamat yang terjadi secara bertahap. Wabah mengerikan yang mengubah korbannya menjadi monster setengah serigala kini telah menyerang North Carolina. Karena suatu peristiwa, River dan Juan...