INGAR-bingar itu mereda bersamaan ketika mereka bertiga melewati ambang pintu masuk penginapan.
Diselimuti bau menjijikkan dan pemandangan yang memualkan, River menahan napas begitu dia menginjakkan kaki di ruang lobi. Pikirannya berkabut sementara dia mencoba menyingkirkan fakta bahwa dialah makhluk pertama yang merusak jasad Paman. Tangannya bergetar saat terangkat menutup hidung dan mulutnya.
River melihat sisa tubuh Paman William yang sudah menjadi onggokan tulang dan sobekan kecil daging yang tercecer di seantero ruangan, sementara bau berat darah masih menguar di udara, semburatnya bagai dilukis di lantai dan memercik mengerikan di birai tangga serta dinding-dinding. Monster-monster yang kelaparan tampaknya mengalami ketenangan setelah mereka kelar menyantap manusia. Dengung raungan yang tadi didengarnya terganti oleh desau napas tersengal beberapa pengungsi.
Salah satu di antara mereka mendongak dan bersinggung mata dengan Isaac. Seorang laki-laki yang tampaknya seumuran; berkulit terang dan berambut sangat pendek. Dia berlari menghampiri ambang pintu. River dapat melihat bahwa orang ini mungkin tak terlibat pesta sebab seluruh pakaiannya masih utuh dan rapi. Namun, gurat ketegangan dan kecemasan begitu tampak di ekspresinya.
River menunduk sebentar, melihat cakar panjang setengah tumbuh di jarinya, dan dia menduga orang ini menahan mati-matian untuk berubah.
"Isaac, ini semua kacau," katanya dengan suara agak bergetar.
"Kami tahu, Kai. Kami jelas punya mata untuk melihatnya." Isaac membalas ketus, nyaris marah saat melihat keadaan lobi yang kacau balau. Semua orang―seperti baru saja tersadar―berpaling ke arah ambang yang terbuka dan melihat Gareth dan Isaac. Raut mereka berubah tegang dan River tahu sebagian dari mereka ada yang tak berani mendongak, barangkali itu menjawab status mereka di sini sebagai orang yang disegani.
Gareth maju memimpin kerumunan, berkata lantang, "Kalian semua, bedebah idiot sialan, mengapa berani sekali melanggar peraturan yang sudah disepakati?"
Hening. River yang berdiri di dekat Isaac merasakan perutnya seperti disiram cairan asam. Dialah orang pertama yang menyebabkan kekacauan ini. Dialah yang memulainya. Merasa takut dan gugup, River berharap pasukan iblis di dalam ruangan itu tak ada yang melihatnya.
"Hei, kita semua kacau begini karena orang itu!" kata laki-laki yang bernama Kai. River tak menatap wajahnya, namun dia bisa merasakan orang itu sedang menudingnya dengan tangan.
"Benar, aku melihatnya sendiri," lontar seseorang lagi di antara kerumunan. "Kawan, kalian semua tahu, dia tiba-tiba menyambar pria tua itu sehingga tubuhnya terguling dari lantai atas!"
Dengung kerumunan mulai gempar, bersahut-sahutan menyuarakan pendapat persetujuan. River makin menciut dan panik. Dia memberanikan diri mendongak dan melihat semua orang. Mereka semua bagai siluet yang membelakangi cahaya, berkumpul mengelilinginya sambil melayangkan tatapan menuduh. Protes keras. Tuduhan brutal. Kemarahan dan teriakan. Semuanya ricuh seperti berada dalam ruang sidang, dan River hampir yakin sebentar lagi semua orang akan menyambarnya dan menghabisinya. Kaki di bawah tubuhnya goyah, lalu saat River hampir jatuh, Isaac menangkapnya. Memeganginya dengan kuat di bahu.
"Hentikan kalian semua!" Gareth berteriak membahana, menyerap atensi seluruh pengungsi seketika.
"Terlepas dari siapa pun yang memulai, di peraturan awal saat menginjakkan kaki di penginapan ini kalian tahu bahwa kontrol diri adalah segalanya! Sikap melemparkan kesalahan itu hanyalah alasan bahwa sebenarnya kalian tidak cukup bisa mengontrol nafsu membunuh!" Gareth menyembur marah, sementara dia langsung mengumpat keras setelah mengatakannya, lalu menatap mereka lagi sambil menenggerkan lengan di pinggang. "Kalau seperti ini, bagaimana nanti saat berhadapan dengan dunia luar? Pantas saja orang-orang di luar sana memburu kita, sebab inilah yang membuat mereka takut pada kita. Kalau begini caranya, selamanya kita tak akan pernah bebas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐄𝐅𝐓𝐎𝐕𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟏)
Science Fiction[Pemenang Wattys 2021 Kategori Science Fiction] Ini adalah kiamat yang terjadi secara bertahap. Wabah mengerikan yang mengubah korbannya menjadi monster setengah serigala kini telah menyerang North Carolina. Karena suatu peristiwa, River dan Juan...