Chapter 14: Lost

1.9K 427 51
                                    

MENGIKIS batas di antara kenyataan dan mimpi, semburat kelabu badai terlukis di langit, gemerlap salju menyulut kegelapan, pohon-pohon yang berhimpit di sepanjang lahan hutan berpendar bagai disepuh perak. Kecuali genta angin yang berembus kencang, dunia sesunyi alam di mata badai.

River menyusuri hutan, memasuki deretan jarang pepohonan yang memagari jalan. Kaku oleh es, puing-puing sisa musim gugur berderak kecil di bawah sepatunya. Dedaunan kering membeku dan melengkung, ranting serta kayu-kayu gosong bekas dibakar teronggok tak bertuan. Berkilo-kilo lintasan telah dia susuri ketika sesuatu terjadi. Saat River mengetahui ada yang tak beres pada dunia di sekelilingnya, suara itu kembali menegaskan kemunculannya.

Terdengar erangan pelan yang mengiris kesunyian.

River mengangkat kepalanya. Kulitnya terlihat pucat seperti terpapar oleh senter, dan matanya cekung serta berbayang. Dia memeriksa sekelilingnya dengan waspada. Pohon-pohon memagari lahan bersalju, daun-daun berderik dalam kelabu yang pekat, serangga-serangga tertidur. Namun, suara itu tipis, seakan hanya berupa gaungan merintih, terdengar tak begitu jauh dari samping kirinya. Telinga River yang tajam mampu menangkapnya.

River memeriksa kunci kokang senapan, lalu mengendap-endap dalam salju yang membenamkan sol sepatunya. Kepulan napas sepekat asap rokok memburamkan batas penglihatannya di tengah kabut. Namun, saat tirai putih itu tersingkap, dia bisa melihatnya dengan jelas.

Pada jarak sekitar lima belas meter, agak dihalangi oleh semak-semak tinggi, perempuan itu duduk bersandar di sebuah pohon yang besar, dengan wajah mendongak menatap langit kelabu dari sela-sela renggang dedaunan, terpaku dalam keheningan yang aneh. Sorot matanya tersiksa, dan mulutnya melongo terbuka. Napas berderik keluar dari dalam tenggorokannya, mirip rintihan yang lirih dan sekarat. Sebelum River menyadari bahwa orang itu nyaris mati, dia merasakan hatinya patah oleh rasa iba dan belas kasihan.

Perempuan itu terluka. Darah pekat merembes membasahi salju di bawahnya dan membuatnya seperti terbenam dalam genangan darahnya sendiri. Kulit lehernya membiru serta lebam-lebam, sementara Jari-jarinya melengkung seperti orang kejang. Tetapi, sesuatu yang lain, sesuatu yang ada di dekat perempuan itu, jauh lebih mengerikan dan berbahaya. River dapat mendengar darahnya sendiri menderu di telinga, dikejutkan oleh ketakutan dan kepanikan atas apa yang diliihatnya.

Mulanya River sangka perempuan itu hanya sendiri, tetapi ternyata ada sosok lain yang membungkuk di dekatnya. Saat River mendekat ke pepohonan untuk memeriksa, dia menemukan seorang pria sedang membenamkan wajahnya di perut berlubang perempuan itu.

River menodongkan senjata perlahan-lahan.

Dia berada pada posisi di mana pria itu bisa mendongak dan langsung melihatnya kapan saja. Tangannya bergetar di bawah kendali pelatuk, sementara wajah sekarat perempuan itu mengisi kabut bagai calon bangkai yang baru.

Dia masih belum mati, River berbisik pada dirinya. Napasnya yang pendek-pendek dan berderik mengungkapkan kesakitan tak wajar yang dialami si perempuan. Apa yang sedang pria itu lakukan? Semua orang tahu jawabannya. Tergantung di periode mana kau tinggal, dunia yang sudah tak waras ini telah membalikkan realitas.

Kanibalisme.

Kepak burung gagak berkelebat di kelam atmosfir hutan. Erangan bercampur keributan sayap-sayap hitam. River idiot. Seharusnya sejak awal dia menyadari bahwa suara itu bukan hanya berasal dari napas sekarat si perempuan, melainkan dengung rakus dari pria itu. Dengung yang mirip seperti jeritan kelaparan yang memuncak, yang terdengar bagai geraman binatang buas di tengah hutan.

Ya Tuhan, bagaimana rasanya dimakan hidup-hidup?

Si perempuan, yang sekarang sedang menghadapi mautnya, apakah terpikir di benaknya bahwa dia akan mati dengan cara seperti itu? River ingin menjerit dan berlari, tetapi mengabaikan ekspresi sekarat perempuan itu akan menjadi mimpi buruk yang tak akan bisa dia lupakan sepanjang hidup.

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐄𝐅𝐓𝐎𝐕𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang