Chapter 11: Reckless

1.7K 434 45
                                    

TIDAK ada yang bisa mengatasi penyakitnya.

Juan memikirkannya semalaman. Apa yang diderita ibunya membuat hati dan pikirannya ikut terluka. Dia merasakan ketakutannya, kesakitannya, dan harapannya yang perlahan redup, menyeretnya hingga alam bawah sadarnya ikut terpengaruh.

Mimpi buruk tentang ibunya yang berdetak dalam dirinya mengguncangnya dari mimpinya sendiri; kulit kering yang kisut, perubahan bentuk, bau busuk, serta darah yang menetes dari ujung gigi-gigi yang tajam dan panjang. Gambaran itu menyelubungi dirinya hingga membuat dadanya sesak, sampai dia terbangun dengan napas terengah-engah.

Juan mendorong dirinya hingga duduk di atas kasur yang dingin. Tepat pagi hari tadi, Carolina diserang pemadaman total. Kini sinar lemah lilin menyelubungi dirinya. Namun Juan punya lebih banyak masalah dari sekedar menghadapi betapa gelap dan berantakan kamarnya.

Apa yang harus dia lakukan? Berdiam diri saja rasanya mustahil, dan gagasan untuk keluar mencari bantuan berkali lipat lebih berbahaya. Tak ada kendaraan yang lebih kompatibel dari sepeda kayuh yang tak bisa dipakai dalam lapisan salju yang semakin menebal. Dan bagaimana kalau tak ada seorang pun yang bisa menolongnya di luar sana? Bagaimana kalau dia malah bertemu makhluk buas itu? Tetapi kalau mengurung diri saja tanpa mengetahui kepastian kapan bantuan akan datang... kematian juga akan melahapnya perlahan-lahan. Tak ada listrik dan persediaan makanan hampir habis ... tak ada sekaliber obat-obatan untuk mengatasi kemungkinan penyakit yang lebih parah ....

... yang itu artinya adalah kematian bagi mereka semua.

Ibu.

Juan merasakan napasnya tersangkut di tenggorokan ketika membayangkan ibunya. Dia tak pernah melihat infeksi yang parah seperti itu, atau tatapan mata ibunya ketika menatap kepadanya membuatnya takut, entah bagaimana terlihat ganas ketika memandang kepadanya. Seolah ada sesuatu yang berubah di sana.

Dirudung oleh rasa cemas dan takut, Juan kehilangan selera untuk melanjutkan tidur. Dia mengayunkan kaki dan turun dari ranjang, menyibak selambu jendela di seberang kamarnya dan menemukan langit ternyata telah berubah dari hitam pekat menjadi abu-abu kusam, yang artinya hari sudah pagi. Jam biologisnya rupanya bisa menghitung waktu dari perubahan alam yang signifikan seperti ini. Diputuskannya langkah untuk keluar dari kamar. Di sana ada cukup cahaya untuk melihat. Juan menyusuri lorong yang dingin dan lembab. Perhatiannya terpaku pada bayangan seseorang yang membungkuk di sofa ruang tamu.

"River?"

River memalingkan wajahnya sebentar. Dia tampak sibuk di kaki sofa, mengepak sesuatu yang kedengarannya seperti bunyi benturan logam. Saat Juan menghampirinya, barulah dia bisa melihat lebih jelas bahwa River sedang mengisi magasin pada M16-nya. Ada gundukan tas ransel kecil di dekat laras senapan. Penyelidikan lanjut pada pakaian tebal berlapis-lapis yang dikenakan serta senjata yang tengah disiapkan kakaknya menyimpulkannya pada suatu keterkejutan.

"River, kau mau ke mana?"

"Kau bisa lihat sendiri," kata River di antara gigi-giginya yang terkatup. "Ini yang dilakukan orang-orang yang menolak mati sebelum berperang."

Juan mengerutkan kening, merasa tindakan abangnya berbahaya sekali, terutama ketika dia sadar semua itu hendak dilakukannya sendiri. "Kau sinting, ya? Apa yang terjadi kalau kau diserang di luar sana?"

"Lalu kau mau kita diam saja?" River menyahut tak puas. "Kau tak ingat kalau dulu kau yang menginginkan kita melakukan ini? Sekarang aku bertekad melakukannya, Juan. Kau tenang saja, tak perlu khawatir lagi dengan Ibu. Aku yang akan cari bantuan di luar. Aku akan mencari tentara pengawas itu dan menyeret bokong mereka ke sini."

"Bukan itu masalahnya!" Juan menahan diri untuk tidak meledak. "Kau yang kupikirkan! Bagaimana mungkin kau mau keluar sendiri di tengah cuaca bersalju dan tak punya rencana apa-apa? Kau tak tahu di mana tentara itu, River! Kau tak bisa menemukan mereka. Yang kaulakukan hanya mengirim dirimu dalam kematian yang sia-sia!"

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐄𝐅𝐓𝐎𝐕𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang