KABUT mulai menebal kembali, tetapi rengkuhan alam yang dingin dan ganas tak begitu terasa di dalam Kompartemen 107. Di dalam sana, Euros dan Juan duduk di tepi ranjang dengan tampang prihatin, menatap pada Perry yang tidur dengan gelisah di kasur. Titik-titik keringat dan rona semerah tomat menyepuh wajah bocah tujuh tahun itu.
"Dia akan baik-baik saja, kan?" kata Juan. "Iya, kan?"
Euros menarik napas dengan satu tarikan panjang, tangan dilipat di depan dada selagi keningnya mengerut menatap Perry. "Tentu saja. Kita sudah memberinya obat."
"Kata dokter di sana, Perry hanya demam. Dia tidak apa-apa. Hanya perlu istirahat yang banyak dan makan yang teratur. Iya, kan?"
"Benar."
"Dia tidak mau menginap di pusat kesehatan," kata Juan, melorotkan pundaknya selagi mendesah frustrasi di tepi ranjang. Pikirannya berlabuh pada rengekan Perry yang pecah ketika dia membawa bocah itu ke pusat kesehatan. Semua orang yang ada di sana memandang mereka dengan tatapan risih. Kebingungan dan malu, Juan akhirnya meminta izin dokter di sana untuk membawa Perry kembali ke Kompartemen.
Satu desahan napas dan Euros bisa melihat raut tertekan Juan. "Jangan menolaknya, dia masih kecil dan wajar kalau bersikap manja." Dia menasehati.
"Keberadaan kita di sini sepertinya sudah dianggap tempat berpulang Perry. Anak itu bahkan tidak mau dipisahkan dari kita."
"Sebenarnya, dia hanya tidak mau dipisahkan darimu," kata Euros. "Dia jadi anakmu sekarang."
Mereka berdua melempar pandangan cemas pada Perry yang terbatuk kecil.
Euros merenung selagi memperhatikan Juan yang menaikkan selimut Perry hingga sebatas dagunya. Beberapa minggu sebelumnya, dia terkadang meradang melihat sikap Juan yang berlebihan dalam memanjakan Perry. Namun, kali ini kemarahannya ditampis oleh kenyataan bahwa Perry mengalami kelelahan mental dan fisik semenjak tahu bahwa abangnya telah tewas (Ini semua karena ulah keparat tak bertanggung jawab bernama Wayne!) Sekarang, Euros tak memiliki alasan untuk memarahi bocah yatim piatu yang kehilangan keluarganya di usia teramat muda.
"Euros, mau ke mana?" Juan bertanya ketika Euros tahu-tahu bangkit dari ranjang dan hendak keluar dari Kompatemen.
"Ini sudah jam makan siang, aku mau makan dulu. Aku juga akan membawakanmu makanan. Kau tunggu saja di sini sambil menemani Perry."
Juan mengiyakan tanpa bersuara. Lantas, Euros menyelinap keluar dan meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan. Saat pintu terkunci, Juan kembali terpaku menatap Perry. Bocah itu berbaring di ranjang berlapis seprai putih, kepalanya bersandar di bantal yang keras. Hal yang membuatnya prihatin adalah betapa badan Perry terlalu ceking untuk anak seusianya, bahkan ditutup selimut pun gundukan pola tubuhnya tak seberapa tampak. Dengan paras pucat dan tidur gelisah, Perry mirip seperti pasien rumah sakit yang kekurangan gizi.
Pelan-pelan, Juan naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Perry. Dia mendekatkan dahinya hingga menyentuh pelipis Perry, lalu menepuk selimut anak itu di bagian dada dengan lembut.
Dalam keheningan itu, Juan memejamkan mata sambil berpikir-pikir, betapa hidup seluruh umat manusia di dunia ini menjadi korban ketamakan virus. Uang yang digelontorkan untuk membuat obat pencegahan dan vaksin sudah terkuras dan belum ada wujud harapan yang memadai. Para dewasa yang ditinggalkan, manula yang sekarat, binatang-binatang terlantar, bocah-bocah malang dengan perut kosong, serta kehancuran dan kehilangan. Tak ada yang bisa mengatasi penderitaan ini. Belum ada.
Atau mungkin tak akan pernah ada.
-oOo-
Semuanya, sejauh yang berhubungan dengan kematian abang Perry, membuat kepala Euros berdenyut memikirkan bagaimana nasib mereka selanjutnya. Perkataan Wayne yang menjelaskan tentang protokol pembunuhan tidak membuat suasana menjadi lebih aman. Dengan mengorbankan ratusan nyawa tanpa menaruh toleransi pada korban yang lebih mungkin terpapar virus flu biasa, eksekusi kematian hanyalah cara terakhir yang tidak bermartabat untuk membuktikan bahwa umat manusia telah kalah oleh invasi virus Kureiji.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐄𝐅𝐓𝐎𝐕𝐄𝐑𝐒 (𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝟏)
Ciencia Ficción🏅 PEMENANG WATTYS 2021 KATEGORI SCIENCE FICTION ⭐ TERSEDIA LENGKAP BAIK DI WATTPAD MAUPUN DI KARYAKARSA ⭐ Ini adalah kiamat yang terjadi secara bertahap. Wabah mengerikan yang mengubah korbannya menjadi monster setengah serigala kini telah menyera...