Hidup tidak sebercanda itu. Tapi kenyataannya banyak hal-hal konyol yang mampir ke dalam hidup kita. Gadis dengan rambut panjang itu berdiri di depan rumah-nya. Ia memakai kaus milik kekasih sepupunya—yakni kaus milik Kim Taehyung, kaus itu terlihat longgar ditubuhnya yang kurus dan celana puma itu terlihat kebesaran.
Bae Irene nama gadis itu, yang kini tengah menyiapkan mentalnya kembali lagi kerumah besar itu. Semua barang miliknya berada disana. Ia hanya membawa ponsel dan tidak membawa barang lainnya sama sekali.
"Rene, kau mau pulang?" Tanya Taehyung dengan suara berat dipagi hari itu ketika mereka masih di tempat tidur. Taehyung membuka matanya, lalu tangannya itu mengusap lembut lengan Irene.
"Iya, mau tidak mau. Aku tidak membawa apa-apa. Hanya ponsel itu."
"Dua jam lagi oke? Aku masih mengantuk."
"Aku buat sarapan dulu." Ujar Irene lalu hendak turun dari ranjang. Namun tangan kuat itu menahannya. Taehyung menarik tubuh gadis itu naik ke atas tempat tidur. "Sudah nanti saja. Kita beli makan di luar." Ujar lelaki itu, matanya masih terpejam, suaranya berat dan hendak tidur lagi sambil mengenggam tangan Irene.
"Oke. Bagaimana kalau membuat teh hangat?"
"Nanti saja. Ini masih terlalu pagi."
"Hmm... oo—oke."
Irene menghirup udara dalam-dalam. Saat ini, tangannya hendak meraih slot gerbang. Bunyi suara gesekan itu terdengar, membuat jantungnya berdetak dengan kencang. Irene tidak tahu, dirumah itu akan ada siapa, dan akan mengatakan apa ke paman dan bibinya. Hatinya terasa sakit. Sekali lagi, ia menghirup udara itu dalam-dalam.
"Tae, aku takut." Ujar Irene ketika diperjalanan tadi saat Taehyung hendak mengantarnya pulang.
Taehyung hanya menoleh, menatap kedua mata gadis itu yang menyiratkan rasa khawatir. Tangan gadis itu lalu ia genggam. "Ada aku."
"Ada kau? Tidak mungkin aku pulang dan kau turut ikut?"
"Iya, setidaknya. Datanglah padaku jika kau sudah melewati hari ini."
Kalimat Taehyung seperti sihir. Irene mengangguk, dan sedikit tersenyum terbentuk di bibirnya yang kini tidak sama sekali ada ulasan lipstik. Wajahnya natural, hanya tadi pagi dibasuh air dingin.
"Taehyung. Kau hari ini mau kemana?" Tanya Irene menoleh ke arah Laki-laki yang saat ini mengenakan kemeja santai dan celana hitam panjang. Rambut Taehyung terlihat sedikit berantakan karena lelaki itu sering kali mengusapnya ke belakang dan mengacaknya. Seberantakan apapun, tetap saja tampan.
"Jadwalku dua minggu terakhir begitu padat. Tapi untuk hari ini ku kira aku akan menyelesaikan sesuatu yang semestinya ku selesaikan."
"Apa itu?"
"Ada."
"Oh." Irene hanya mengangguk. Dan mengurungkan niatnya bertanya lagi. Terlalu banyak bertanya, bahkan ia bukan siapa-siapanya lelaki ini.
Irene melangkahkan kakinya, masuk ke dalam halaman rumah yang luas itu. Lampu taman dan kursi besi yang berada di halaman itu menjadi objek pertama yang ia lihat. Ah, bangku taman itu seringkali ia habiskan waktunya disana, lalu menatap bintang di tengah malam.
Rumah itu terasa sunyi. Irene melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah itu. Langkah kakinya bahkan terdengar jelas saking sunyinya. Saat itu, seseorang memanggilnya. Irene menoleh. Penampilan bibinya terlihat sedikit kacau, ia lalu menghampiri Irene dengan sorot mata yang tajam.
"Rene. Aku ingin bicara padamu."
Irene mengangguk. Lalu, ia mengikuti langkah bibinya menuju kursi yang berada di depan tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELICATE [VRENE]
FanfictionThis is not cinderella story. "Aku akan berada disisimu" "Aku sayang kamu Rene." Silent reader, please go away 18+ Start 6 April 2019 #2 #Vrene 16 mei 2019 #1 #vrene 23 Mei 2020