Min Yoongi menenteng dua cup ice coffee, hendak berjalan ke arah mobil. Lalu, ia melihat calon istrinya itu berada di tengah jalan. Mengambil sebuah benda berwarna kehijauan yang terlihat digenggamannya.Min Yoongi berteriak dengan panik. Masalahnya adalah itu di tengah jalan dan mobil kapan saja dapat lewat, "Rene, What are you doing?!!"
Baru saja terbersit ketakutan itu. Dan dari arah sana melaju mobil. Jalanan sudah mulai menggelap, lampu depan mobil itu bersinar terang menerangi jalan. Membuat tubuh gadis itu tersorot.
Dua cup ice coffee yang ia pegang itu langsung jatuh.
"RENE!! TIDAK."
Secepat kilat Min Yoongi berlari ke arah gadis itu. Irene tidak bergerak ataupun beranjak. Apa mungkin ini adalah situasi ketika orang-orang yang melihat mobil di depannya itu memberi reaksi seperti itu? Bukan malah seharusnya menepi untuk keselamatan jiwanya?
Takut.
Panik.Adalah dua hal yang langsung merayap di hati Min Yoongi. Tidak. Irene, calon istrinya itu tidak boleh kenapa-napa. Atau bahkan terluka sedikitpun.
Yoongi menarik tubuh Irene. Menariknya dengan keras hingga tubuh mereka terpental ke pinggir jalan. Irene menindih tubuh Min Yoongi. Lelaki itu jatuh dan kepalanya membentur aspal.
Irene sudah sadar dari pikiran mengambangnya dan langsung panik, Yoongi berada di bawahnya. Dada laki-laki itu naik turun, matanya terpejam, lega karena calon istrinya itu selamat. Hal yang paling utama adalah Irene tidak kenapa-napa.
"Yon—yoongi, tanganmu terluka." Irene menyadari bahwa tangan lelaki itu tergores sesuatu.
"Kau tidak apa-apa kan Rene? Kau selamatkan? Kau tidak berdarahkan?" Min Yoongi memandang Irene yang masih berada di atas tubuhnya. Ia menangkup wajah itu dan bertanya secara bertubi-tubi. Raut wajah Min Yoongi tidak pernah sepanik ini.
"A—aku baik-baik saja."
"Syukurlah."
Min Yoongi merasa begitu bersyukur. Dengan refleks dan hati yang begitu gembira ia memeluk Irene yang masih ada di atas tubuhnya. Memeluknya, seakan jangan sampai hal-hal lain yang membahayakan terjadi lagi. Sedangkan Irene. Gadis itu langsung membeku. Ia diam membeku di peluk Min Yoongi, untuk pertama kalinya.
Lagi-lagi Min Yoongi menyelamatkan hidupnya. Apa mungkin hubungan manusia begitu? Ada saja satu orang yang hadir lalu berulang kali menyelamatkan hidup kita? Kita tidak pernah meminta. Ataupun merengek. Tapi, orang itu mengulurkan tangannya. Menyelamatkan hidup kita, hingga seolah kita sedang diberi kesempatan untuk memperbaiki hidup kita dimasa lalu.
Irene bangkit berdiri dan membantu Min Yoongi.
"Kau tidak apa-apa? Tanganmu berdarah."
Yoongi mengecek tangannya, ada sedikit darah, gesekkan antara tangan dan aspal sepertinya. "Tidak apa-apa. Ini tidak masalah sama sekali." Ucap Yoongi sambil menepis debu di baju dan celananya.
"Maaf dan terimakasih." Ucap Irene sambil menunduk kebawah. Kakinya bergerak memainkan kerikil kecil di tanah. Ia baru saja diselamatkan, untung saja Min Yoongi juga tidak celaka.
"Tidak apa-apa, yang penting kau selamat sudah cukup bagiku."
"Ayo kita kembali ke mobil."Yoongi mengambil tangan gadis itu dan menggenggamnya. Lelaki itu sudah maju satu langkah. Berani menggenggam tangannya. Gerakan itu secara naluri terjadi, bagi Yoongi hal itu seakan menepis ketakutan bahwa akan ada hal lain yang akan bisa membahayakan Irene, dan ia tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELICATE [VRENE]
FanficThis is not cinderella story. "Aku akan berada disisimu" "Aku sayang kamu Rene." Silent reader, please go away 18+ Start 6 April 2019 #2 #Vrene 16 mei 2019 #1 #vrene 23 Mei 2020