DELICATE [VRENE]

My Soulmate

Irene hanya melihat Taehyung yang sedang berkuda. Pasca pulang dari Jerman itu, mereka menghabiskan waktu bersama-sama. Mengisi hari-hari yang pernah kosong di masa lalu.

Irene hanya mengembangkan senyuman, melihat Taehyung yang begitu senang. Kalau dibilang Taehyung sungguh hebat dalam berkuda. Sudah seperti pangeran di drama kolosal hanya tinggal memakai baju adat korea. Ah, suaminya itu memang pandai apa saja. Satu yang Taehyung tidak bisa yaitu memasak.

"Kamu senyum-senyum aja sih, by." Ucap Taehyung.

Panggilan Taehyung sudah berubah padanya mungkin by itu berasal dari kata Baby? Terdengar sedikit cringe tapi yah terserah Taehyung saja.

"Mau ikut naik? Naik ayo." Ajak Taehyung. Tapi Irene hanya menggeleng.

"Takut."

"Kenapa takut?"

"Naik berdua sama kamu?" Tanya Irene.

"Iya. Masa sama Jimin?"

Memang mereka sedang menghabiskan sore itu bersama Park Jimin. Ia bilang mau ikut mereka.

Lalu Irene mengangguk. Dan jadilah ia naik kuda, dibelakangnya ada Taehyung. Irene seperti dipeluk dari belakang, karena Taehyung memegang tali kuda itu.

"Kaya adegan drama."

"Drama apa?"

"Tidak tahu. Aku tidak pernah nonton." Lalu Taehyung tertawa.

Irene masih merasa aneh naik hewan bertubuh kekar itu. Wajahnya masih menyiratkan rasa takut. Saat Jimin melihat mereka, Jimin hanya tertawa.

"Omg, sungguh sweet."

Lalu Taehyung hanya menjulurkan lidahnya meledek Jimin.

"Seru kan?"

"Seru sih. Ah tapi aku mau turun." Pinta Irene.

"Nanti saja."

"Nah kan Taehyung, kudanya lari!"

"Iya dong by, masa merangkang?"

"Aku mau turun."

"Hahaha. Oke. Satu putaran lagi ya?"

Menghabiskan sore hari dengan berkuda adalah pilihan yang tepat. Irene menyukai hari-harinya. Terasa begitu membahagiakan bersama dengan Taehyung.

Taehyung selalu membuatnya mencoba sesuatu hal yang baru. Mengajaknya lebih mengenal dunia. Yang tadinya hidupnya terasa begitu datar. Bersama dengan Taehyung terasa sedikit menantang.

"Pegang tanganku."
"Oke, aku temani."
"Kau mau? Ayo kita coba."

Taehyung menetapi janjinya untuk selalu ada disisinya. Mereka tinggal bersama, ah tentu saja. Begitu menyenangkan ketika pagi hari saat ia membuka mata, lelaki itu berada di sampingnya. Lalu dengan suara parau ia menolak untuk bangun.