Their Life

2.2K 248 51
                                    

When Life Is Unexpected

🌥

Ada banyak hal di dunia ini yang tidak pernah bisa kita bayangkan. People come and go. Dan yang terbaik adalah yang tetap berada disisi, atau jika ingin pergi, berilah memori yang manis untuk di kenang.

Tekanan hidup seringkali datang. Jika tidak bisa memikulnya maka orang itu bisa saja pecah menjadi berkeping-keping.

Suatu sore, Irene begitu kaget mendapat telefon disaat ia sedang menyiram bunga di taman kecilnya yang berada di Apartmentnya.

"Rene."

Panggilan dari Pamannya. Suara Paman terdengar serak dan putus asa.

"Halo? Iya ada apa?"

"Joy..."

"Joy? Iya kenapa?"

"Joy bunuh diri."

Ponsel yang Irene pegang itu langsung jatuh karena syok. Sepupu yang ia kenal sejak kecil mengakhiri hidupnya? Bukankah Joy sedang mengandung? Kalau begitu ia dan bayinya meninggal?

Ia langsung menghentikkan aktivitasnya itu lalu segera pergi kerumah "miliknya". Ia sudah lama sekali tidak mendengar kabar Joy, terakhir bertemu saat di hari pernikahannya. Bukankah Joy baik-baik saja? Bukankah sepupunya itu mau menikah setelah melahirkan? Kenapa ia memilih untuk mengakhiri hidupnya?

Irene menelfon Yoongi, ia mengabari saat ini sedang di jalan, dan sama halnya dengan Irene. Yoongi begitu kaget mendengar kabar bahwa Joy bunuh diri.

"Aku menyusul kamu. Saat ini aku akan bersiap jalan." Ujar Yoongi. Irene langsung mematikan ponselnya. Dan menandang jalan dengan perasaan cemas. Sebagaimana Joy sudah berbuat tidak ramah dan baik padanya, ada rasa simpati mendengar kabar bahwa Joy meninggal. Dan meninggalnya secara tragis.

Irene sudah sampai ke rumah nya itu. Garis polisi sudah membentang. Dan beberapa orang berkumpul disana. Ia mencari bibi dan Pamannya. Dan melihat sosok perempuan itu, yang sedang menangis lelah. Menangis anak kesayangannya itu sudah meregang nyawa.

Irene mendengar bahwa Joy ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamar mandi. Sepertinya ia menenggak racun, pihak polisi masih menyelidiki racun yang di gunakan oleh Joy itu.

"Ya ampun bayinya?" Hati Irene terenyuh lagi. Bayi yang sudah berumur 8 bulan itu meninggal. Bahkan bayi itu belum berkesempatan untuk menghirup bagaimana udara dunia namun sudah tidak bernyawa.

"Pam—an." Irene melihat Pamannya itu yang hanya melamun.

"Rene..."

"Aku begitu kaget. Aku turut berduka cita dan merasa sedih mendengarnya."

Pamannya hanya mengangguk dan seperti pasrah pada apa yang sudah terjadi. Saat ia mendekati bibinya, mata itu seolah berubah marah saat menatapnya.

"Rene! Semua ini karena kamu. Seharusnya Joy menikah dengan Yoongi. Seharusnya Joy merasakan semua itu, tapi ini malah kau. Oh anakku yang malang. Aku benci kau Rene. Aku benci kau. Aku benci!" Irene begitu kaget mendengar penuturan Bibinya. Irene langsung memundurkan langkahnya sambil menggeleng, Pamannya berada disisi istrinya itu lalu mencoba menahan. "Tenanglah. Kenapa kau malah menyalahkan Irene?!"

Yoongi lalu datang, dan segera menghampiri Irene. "Rene. Hey, kenapa?"

"Yoon-gi. Aku.."

Bibinya kembali meracau tidak jelas, dan Yoongi mengerti bahwa Irene begitu kaget mendengar semua tuduhan itu.

"I think she is crazy, jangan didengarkan."
"Rene, kita pulang ya? Ayo kita pulang."

Irene mengangguk. Lalu menuruti ucapan Yoongi yang kini sedang menuntunnya ke dalam mobil.

"Rene. Hey..." Yoongi melihat Irene yang sedari tadi diam membisu. "Sayang?"
Yoongi mengguncangkan tubuh Istrinya hingga mata Irene kini menatap matanya.

"Jangan di dengarkan. Menikah? Ya ampun, kalau aku tahu akan menikah dengan Joy aku tidak akan mau. Rene, jangan dipikirkan apa kata mereka. Oke?"
"Sayang?"

"Yoongi..." Irene hanya melirihkan nama lelaki itu pelan.

Yoongi lalu mendekap tubuh gadis itu. "Kita pulang ya? Untuk apa datang jika mereka tidak menghargai kita. Sudah dirumah saja, kerjakan sesuatu yang membuat kau senang."

***
Masih terasa tidak percaya bahwa Joy sudah tiada. Dan lebih parah lagi. Pamannya kembali mengabari tentang hidup mereka.

"Hidup paman kembali berat, Rene."
"Bibimu emosinya tidak stabil. Maka Paman bawa ke rumah sakit jiwa."

"Rumah sakit jiwa?"

"Iya."

"Oh, Rene. Hidup terkadang tidak pernah bisa kita prediksi."

"Begitupun aku."

"Hiduplah yang damai dan bahagia Rene. Karena kau, tidak cukup merasakan Bahagia di masa kecil. Aku dan keluargaku tidak cukup baik untukmu."

Irene hanya diam. Lalu mengangguk. Padahal gerakannya tidak mungkin di lihat oleh Pamannya.

"Paman sudahi dulu telefonnya. Kau baik-baik saja dengan Min Yoongi?"

"Iya, aku baik-baik saja."

"Baguslah. Sampai jumpa, Rene."

Apakah begitu perihal hidup? Padahal Joy sudah memiliki semuanya, padahal Joy menjadi ratu di masa mudanya. Menjadi gadis yang hidup bagai dunia princess. Namun, ternyata sayang sekali. Ia harus meregang nyawa dengan cara yang begitu mengenaskan.

***
Tbc

DELICATE [VRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang