05

362 40 1
                                    

Yena's POV

"Hai, Mark. How are you?" tanya perempuan itu lalu menoleh ke arahku. "Oh, hai, Lora. How about you?"

Jika di sekolah ada Yeonhee, maka di kasino ada dirinyaㅡJeon Somi.

Sudah berkali-kali ia mencoba membunuhku di Kanada.

Namun, ia terlihat sangat ramah dengan siapapun. Ia juga baik kepadaku. Hanya saja, ia sangat palsu.

Aku dan Mark tahu tentang sifat asli Somi. Tapi, kami pura-pura tidak tahu dan tetap menyambut dirinya dengan baik.

"Tumben banget kamu datang, Somi," ucap Mark.

"Hari ini papaku datang. Aku ikut dengannya," ucap Somi.

"Jarang sekali Tuan Jeon ke sini," ucap Mark.

"Ayo kita minum dulu," ajak Somi setelah pelayan mengantarkan wine ke meja kami.

Pelayan itu meletakkan tiga gelas wine di atas meja lalu segera keluar.

Aku hendak meminum wine-ku. Namun, Somi mengajakku bicara.

"Lora, apa kau tidak ada rencana ke Kanada lagi?" tanya Somi.

"Tidak. Aku akan tetap di Korea sampai aku mati," jawabku.

"Padahal aku hendak memberimu bangunan kasino milik keluargaku di Kanada," ucap Somi. "Sayang sekali."

"No, thanks,"  jawabku. "Jika aku mau, aku bisa membeli bangunan itu sendiri."

D'Elle Casino juga ada di Kanada. Itulah alasan aku dan Mark memiliki kartu VIP. Kami adalah pelanggan VIP di Kanada. Jeon Somi adalah anak dari pemilik kasino ini.

Sebenarnya Somi lebih muda satu tahun dariku. Namun, ia tidak pernah memanggil aku dengan panggilan kakak. Tapi aku maklumi karena kita memang sudah terbiasa dengan tradisi luar negeri. Aku juga melakukannya kepada Mark.

Beberapa saat kemudian, ada seorang laki-laki yang masuk ke ruangan VIP.

Mark melambaikan tangannya— menyuruh orang itu untuk bergabung. Setelah lelaki itu mendekat, aku pun mengenali bahwa ia adalah Jeno. Melihat tanpa kacamata ataupun lensa kontak sangat menyiksa.

"Ini Lee Jeno, salah satu pemain terhebat di sini," ucap Mark. "Ini Somi, anak dari pemilik kasino ini."

Jeno dan Somi pun berkenalan. Wajah Somi tampak lebih cerah dari sebelumnya.

"Aku kenal Mark dan Lora di Kanada. Aku baru saja ke Korea hari ini," ucap Somi.

"Oh, begitu," jawab Jeno singkat.

"Lee Jeno, apa pekerjaan orang tuamu?" tanya Somi.

"Ayahku pemilik RG Group," jawab Jeno.

"Ah, tidak heran kau bisa masuk ke sini," ucap Somi. "Kau masih SMA, bukan?"

"Iya, aku masih SMA," jawab Jeno.

"Bagaimana dengan ibumu?" tanya Somi lalu menepuk tangannya untuk memanggil pelayan.

"Ibuku sudah meninggal," jawab Jeno. Namun tidak terdengar nada sedih.

"Ah, maaf," ucap Somi. "Pasti sulit jika hidup tanpa ibu."

Seorang pelayan datang lalu memberi Jeno segelas wine.

"Tidak apa-apa. Ibuku sudah meninggal sewaktu aku kecil. Aku bahkan sudah lupa bagaimana rupanya," ucap Jeno.

Setelah itu, Jeno memandangku cukup lama. Aku tidak terlalu menyadarinya karena aku sedang minum.

"Lee Lora," panggil Jeno.

Gambler; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang