22

202 23 0
                                    

Yena's POV

"Mark! Oh my God! Mark!"

Aku mengerutkan dahi melihat tingkah perempuan ini. Ia tiba-tiba masuk ke ruangan Mark dan memeluknya.

Sudah jelas sekali bahwa ia bukan saudara Mark. Mark, kan, anak tunggal. Tidak mungkin juga sepupunya.

Apa pacarnya? Tapi, setahuku Mark tidak punya pacar.

Orang tua Mark menjenguknya sekali-kali. Mereka sibuk dengan pekerjaan. Sedangkan aku volunteer untuk menjaga Mark dua puluh empat jam.

Lalu tiba-tiba muncul perempuan ini. Ia bahkan tidak menyapaku atau mengatakan apa-apa saat masuk.

"Maaf, Anda siapa ya?" tanyaku sopan.

Perempuan itu menoleh dengan wajah kesal. "Seharusnya aku yang tanya! Kau siapa?"

"Tapi aku yang bertanya lebih dulu. Kamu juga masuk tanpa sopan santun--"

"HEH!" bentaknya. "Aku sangat dekat dengan Mark. Memangnya tidak boleh? Kau siapa?!"

Kenapa sih perempuan ini? Dia mabuk? Atau kesurupan?

"Aku bertanya! Kau siapa? Kenapa kau menjaganya?!" bentaknya lagi.

"Jujur, aku juga muak berada di sini sejak kemarin. Kau mau menggantikanku?" tanyaku lalu berjalan ke pintu. "Wah, dengan senang hati."

"HEI!"

Aku menghampiri perempuan itu. "Lalu, bisakah kau kenalkan dirimu?"

Perempuan itu menatapku sinis. "Aku Kim Yeri. Kau siapa?"

Aku manggut-manggut. Siapa juga Kim Yeri? Aku tidak pernah mendengar namanya.

"Kau siapa?" tanyanya lagi.

Aku harus memperkenalkan diri sebagai Yena atau Lora? Ah, aku bisa mengundurnya. Aku memiliki ide bagus. Ini menarik.

"Kim Yeri?" tanyaku. "Mark tidak pernah menyebut namamu."

"Mungkin kau tidak dekat dengannya. Aku sangat dekat dengannya," jawabnya dengan sombong.

"Benarkah?" Aku tertawa sambil menepuk tanganku. "Padahal aku tinggal bersama Mark."

Yeri tampak tidak bisa berkata apapun. "Tinggal bersama?"

Aku mengangguk dengan bangga. "Kau tidak tahu itu? Pasti kau tidak pernah mengunjungi rumah Mark."

"Apa maksudmu? Bagaimana kau bisa tinggal bersama Mark?" tanyanya dengan nada panik.

"Menurutmu bagaimana?" Aku tersenyum miring. "Ini juga alasan aku berada di sini semalaman."

"Kurang ajar! Kau benar-benar tidak tahu diri ya?!" bentak Yeri murka. "Aku adalah tunangan Mark!"

"Tunangan? Bagaimana ya?" tanyaku dengan nada merendahkan. "Kenapa dia tidak tinggal denganmu? Dia memilih untuk tinggal bersamaku."

"Dasar jalang!" Ia hendak menamparku. Namun menurunkan tangannya lagi.

Wah, orang ini. Kalau bicara tidak bisa disaring terlebih dahulu.

"Pikiranmu sangat pendek," ucapku.

"Harga dirimu sangat rendah! Kau bahkan--"

"Aku Lee Yena, sepupu Mark," potongku.

"Se-sepupu?" Yeri tampak terkejut lalu segera membungkuk padaku. "Ah, maaf. Aku tidak tahu kalau kau keluarga Mark."

Aku menahan tawaku dengan membuang mukaku.

Gambler; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang