10

295 34 0
                                    

Yena's POV

Aku sudah sampai di lounge bersama Mark. Kita semua sepakat untuk berkumpul terlebih dulu di lounge sebelum bermain.

Pakaian kita berdua sudah rapi. Mark memakai setelan lengkap dan aku memakai dress dengan riasan yang khas seorang Lora. Kita sama sekali tidak terlihat seperti anak SMA.

"Kau sangat cantik hari ini," puji Mark.

"Tentu saja. Aku Lora," jawabku.

Aku dan Mark duduk di sofa yang sudah ditentukan. Sudah ada kode di meja itu. Somi sudah memberitahu kodenya di pertemuan sebelumnya.

Seorang pelayan datang lalu mengantarkan sebotol wine. Sedangkan gelasnya sudah ada di atas meja berjumlah enam buah.

"Kau mau minum?" tanya Mark.

"Tentu saja tidak. Aku bahkan tidak tahu apa yang ada di dalamnya," jawabku.

"Tapi itu masih disegel," ucap Mark.

"Pokoknya aku tidak mau minum," jawabku ketus. "Sebelumnya obat tidur. Mungkin sekarang racun."

Beberapa saat kemudian, ada dua orang warga negara asing yang menghampiri meja kami berdua. Kami pun berdiri.

"You must be Mr. Johnny and Mr. Yuta," ucap Mark lalu bersalaman dengan mereka berdua. "Nice to meet you. I'm Mark Lee."

Aku juga bersalaman dengan mereka. "Hi, I'm Lee Lora."

Tuan Johnny dan Tuan Yuta terlihat terkejut saat mendengar perkataanku.

"Really? Lee Lora? I'm so happy to meet you," ucap Tuan Johnny. "By the way, I can speak Korean."

"Me too," ucap Tuan Yuta.

"Thanks," jawabku pada mereka berdua.

"Jeon Somi belum datang. Kita harus menunggu. Bagaimana jika kita mengobrol sambil minum dulu?" Mark duduk di sofa tadi lalu diikuti oleh yang lainnya.

PRANGG!

Saat Mark ingin membuka botol wine-nya, tiba-tiba botol itu terlepas dari tangannya. Pecahan botol dan isi dari wine itu berserakan di lantai. Mark mengedipkan salah satu matanya kepadaku.

Dasar orang kaya. Harga wine mungkin tidak seberapa baginya.

Tapi, Mark sengaja melakukannya untuk menyelamatkanku. Tidak ada yang tahu kan jika ada racun di sana?

"Are you okay?" tanya Tuan Johnny.

"Yeah, sorry," jawab Mark lalu memanggil pelayan yang ada di dekatnya. "Tolong bawakan sebotol wine lagi."

Beberapa saat kemudian, sudah ada wine yang baru di atas meja kami. Mark pun menuang wine itu ke gelas kami berempat.

"Nona Lora, aku sangat terkesan padamu," ucap Tuan Yuta. "Maksudku, judi itu tentang keberuntungan. Kenapa kau bisa selalu menang?"

Aku tersenyum. "Entahlah. Mungkin diriku penuh dengan keberuntungan."

"Apa ada strategi atau trik rahasia yang kau pakai?" tanya Tuan Johnny.

Aku berpikir sebentar lalu tersenyum lagi. "No comment."

Jika aku bilang tidak ada, maka itu tidak mungkin. Jika aku bilang ada, maka aku bisa saja disuruh memberitahu triknya. Tentu saja aku tidak ingin memberitahunya kepada orang lain.

Gambler; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang