45

201 23 0
                                    

Somi's POV

Aku membanting semua barang yang ada di kamarku.

"LEE LORA SIALAN! JALANG!" teriakku.

Karena aku menjadi buronan, aku hanya mengurung diri di kamar tidurku.

Lee Lora tidak tahu diri sama sekali. Ia sudah menghancurkan perusahaanku. Dan sekarang dia mau menghancurkanku? Kurang ajar.

Dia selalu saja mengambil semuanya dariku. Aku sangat senang ketika mendapatkan ide untuk merencanakan pembunuhannya di vila Mark. Itu ide terbagus. Hasilnya juga yang paling terbaik. Seharusnya ia benar-benar mati saat itu. Ia selalu saja membuat aku makin marah.

Aku tidak boleh ditangkap sekarang. Aku harus menang dari Lora terlebih dahulu. Aku harus memenuhi keinginanku terlebih dahulu. Lora harus tiada.

Aku adalah orang yang terbaik di sini. Aku adalah yang nomor satu. Perusahaanku adalah nomor satu. Apapun tentangku harus menjadi yang terbaik.

Tetapi, perusahaanku sudah mau hancur. Aku juga.

Aku tidak ingin mati sendirian.

Aku mengerutkan dahiku ketika sesuatu terlintas di pikiranku.

Jika aku ditangkap, maka harusnya Lora juga ditangkap. Dia kan berjudi. Dia juga menembak orang. Ahahahaha. Kita akan mati berdua, Lee Lora.

BRAK!

Aku menoleh ke arah pintu lalu mendapati ayahku. Astaga. Aku kira polisi.

"Ayah!" teriakku.

"Sana pergi bersama Pak Jo," kata CEO Jeon.

"Aku gak mau pergi! Aku belum kalah dari Lora!"

"Terus? Kamu mau ditangkap?"

"Memangnya aku akan dibawa ke mana?" tanyaku.

"Ke Busan."

"Aku mau ke Kanada!"

"Kau pikir dirimu bisa ke Kanada? Pasti pihak polisi sudah mem-banned kamu!"

"Aku gak mau dipenjara! Aku masih mau sekolah! Aku masih mau mewarisi perusahaan!"

"Iya, Ayah tahu itu. Makanya, pergilah bersama Pak Jo."

"Memangnya jika aku melarikan diri, aku bisa mewarisi perusahaan ini?"

Ayah terdiam.

"AYAH!"

"Ya?"

"Perusahaan kita sudah hancur! Aku ingin perusahaan kita kembali seperti dulu!"

"Somi," panggil ayah pelan lalu menepuk pundakku.

"INI SEMUA KARENANYA! LEE LORA SIALAN!!!"

"Somi, tenang!"

"Berikan aku nomor pembunuh bayaran yang paling hebat di Korea! Ia harus benar-benar mati!" teriakku. "Jika aku mati, maka ia harus mati juga!"

"Somi, tenanglah!"

"Bagaimana aku bisa tenang? Lora sudah membuatku menjadi buronan. Lihat saja, Lora akan kena juga! Ia sudah melakukan banyak hal ilegal."

"Bukan Lee Lora yang melakukannya."

"Siapa lagi? Siapa lagi jalang selain dia?!"

"Kang Yeonhee yang melakukannya," jawab CEO Jeon.

Aku membulatkan mata. "Kang Yeonhee?"

Ayah mengangguk.

"KANG YEONHEE SIALAN!"

Gambler; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang