11

290 33 0
                                    

Yena's POV

Mark
| aku akan jelaskan semuanya di rumah

Aku membaca pesan itu lalu langsung menatap Mark.

"Lee Jeno, bagaimana kabar perusahaanmu?" tanya Somi.

"Baik," jawab Jeno.

"Sejak kapan kau bergabung di D'Elle Casino?" tanya Somi.

"Sejak aku masuk SMA," jawab Jeno.

"Wah, berarti bersamaan dengan Lora. Tidak bersamaan juga, sih. Lora sudah lama bergabung di kasino yang di Kanada. Namun, ia baru bergabung di Korea pada saat awal SMA."

"Lalu?" tanya Jeno.

"Umur kalian berdua kan sama," ucap Somi. "Jeno, di mana sekolahmu?"

"Untuk apa kau bertanya?" tanya Jeno.

"Maaf. Apa tidak boleh? Aku hanya ingin tahu." Nada bicara Somi menjadi sedih.

"Kurasa itu informasi yang tidak penting," jawab Jeno.

"Kalau kau, Lora? Di mana sekolahmu?" tanya Somi.

"Hm? Kau bertanya padaku?" tanyaku.

"Iya. Di mana sekolahmu?"

"Aku tidak bisa memberitahumu," jawabku.

"Kenapa sih kalian berdua? Apa kalian bersekolah di tempat yang sama?" tanya Somi.

Aku berakting sealami mungkin. Saat aku mengalihkan pandanganku, aku mendapati Jeno tengah menatapku. Kenapa sih dia?

"Kenapa kau tidak tanya di mana aku sekolah?" tanya Mark mencairkan suasana.

"Aku sudah tahu di mana sekolahmu," jawab Somi lalu menoleh ke dancefloor. "Apa ada yang mau dance?"

Aku, Mark, dan Jeno menggelengkan kepala bersamaan. Meski begitu, Somi tetap pergi untuk menari di dancefloor.

Somi pun menghilang dari penglihatan. Aku merasa sedikit kelegaan di hatiku.

"Lee Lora, kau--"

"Ssst." Mark menyuruh Jeno untuk diam.

"Kenapa?" tanya Jeno.

Mark memberi tanda silang dengan kedua tangannya. Setelah itu, ia mengetikkan sesuatu di ponselnya. Aku menatapnya bingung. Ia mengetiknya bukan untukku.

"Kenapa?" bisikku.

Mark mendekatiku lalu berbisik. "Aku memberitahu keadaannya kepada Jeno."

"Keadaan apa maksudmu?" tanyaku masih berbisik.

"Penyadap," bisik Mark. "Di bawah meja ini. Juga di bawah meja tadi."

***

Somi masih berada di klub itu. Sedangkan aku, Mark, dan Jeno memilih untuk pulang duluan. Sudah pukul dua pagi.

"Lora." Jeno menggenggam tanganku.

"Apa?" Aku melepaskan genggaman Jeno di tanganku.

"Nama aslimu bukan Lora kan?" tanyanya.

"Omong kosong apa lagi?" tanyaku.

"Lee Yena. Kamu Lee Yena kan?" tanya Jeno yakin.

Mark yang berada jauh di depan, menoleh ketika mendengar pertanyaan Jeno. Mataku bertemu dengan mata Mark. Mark memberiku sinyal melalui matanya. Tetapi, aku tidak ingin mengikuti perintahnya.

"Lee Jeno!" teriakku.

"Lee Yena!" Jeno berteriak balik.

PLAK!

Gambler; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang