27

200 22 0
                                    

Yena's POV

"Cepet banget baliknya," ucap Mark.

Aku mengangguk. "Gak jadi main."

"Kenapa?" tanya Mark.

"Yena membuat keributan di sana," jawab Jeno.

Mark terkejut. "Yena, apa yang kau lakukan?"

"Aku memberitahu ke seluruh pemain mengenai Somi yang mencoba membunuhku," jawabku.

"Kau gila? Bahkan di depan Tuan Ten?"

Aku mengangguk bangga. "Tentu saja."

"Ini lebih dari yang kau kira, Mark. Yena benar-benar membuat keributan di sana," ucap Jeno.

Mark membulatkan matanya. "Hah?"

"Yena menyebutkan semua ancaman dari Somi sejak empat tahun yang lalu," ucap Jeno.

Mark mendecak kagum. "Lee Lora, kau menakutkan."

"Jangan memfitnahku, Lee Jeno," ucapku. "Aku belum menyebutkan semuanya."

"Padahal perusahaan Tuan Ten memiliki koneksi penting dengan perusahaan Somi," ucap Mark.

"Karena aku, Tuan Ten memutuskan koneksinya," jawabku.

Mark bertepuk tangan. "Hebat sekali, Lora."

"Aku sudah memperingatkan Somi sebelumnya. Ini salahnya," ucapku.

***

Author's POV

Sepulang sekolah, Yena menuju rumah sakit bersama Jeno lagi.

Sesampainya di sana, Yena mendapat telepon. Saat Yena melihat namanya, tertera nama Kim Yeri.

"Masuklah duluan," ucap Yena pada Jeno.

Jeno pun mengangguk lalu masuk ke ruangan Mark. Sedangkan Yena mengangkat telepon itu di depan ruangan.

"Halo, Kim Yeri?"

[Halo, Yena. Apa kau ada waktu sekarang?]

Yena melirik ke jam dinding yang dipasang tepat di hadapannya. Jam itu menunjukkan pukul enam sore.

"Ada. Kenapa?"

[Bisa temani aku minum? Aku butuh teman minum. Tiba-tiba namamu terlintas di pikiranku.]

"Baiklah. Aku akan siap-siap dulu. Tolong kirim alamatnya."

[Terima kasih, Yena.]

Tut.

Yena masuk ke ruangan Mark setelahnya.

"Siapa yang telpon?" tanya Mark.

"Tunanganmu," jawab Yena.

"Yeri? Kenapa dia?"

"Dia mengajakku minum," jawab Yena.

"Jangan terlalu mempercayainya," ucap Mark.

"Hei, dia hanya mengajak minum bersama," jawab Yena. "Tenanglah."

"Jangan terlalu percaya dengannya," ucap Mark lagi.

"Iya, iya," jawab Yena.

Setelah beberapa menit, Yena pun sudah selesai bersiap-siap. Ia dan Jeno turun ke tempat parkir. Jeno mengantarnya ke bar.

"Ini tempatnya? Douma Bar?" tanya Jeno.

Yena mengangguk. "Terima kasih. Tolong jaga Mark untukku."

Gambler; JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang