Yena's POV
"Yena, kau masih belum bisa pulang ke rumah? Mama dan papa khawatir," ucap Kak Haechan.
"Belum bisa, Kak."
"Mau sampai kapan? Kau benar-benar tidak mau pulang?"
"Aku kan sudah bilang. Aku akan tinggal bersama Kak Mark untuk waktu yang lama."
"Sebenarnya ada apa sih? Ada sesuatu yang terjadi?" tanya Kak Haechan.
"Kalo ada kenapa? Kalo nggak kenapa?"
"Yena! Aku serius bertanya."
"Aku udah bilang, gak usah nanya, Kak."
"Apa kamu gak bisa jelasin ke aku? Kamu gak percaya padaku?" tanya Kak Haechan. "Aku janji tidak akan memberitahu mama dan papa."
Aku terdiam sebentar untuk berpikir.
"Tidak," jawabku singkat.
"Lalu kapan kau akan pulang?"
"Jangan pedulikan aku. Kau bisa lihat sendiri. Aku baik-baik saja sekarang," jawabku.
"Mama dan papa selalu bertanya tentangmu. Jika kau tidak kembali sampai kenaikan kelas, mereka tidak ingin membiayai sekolahmu lagi."
"Tidak masalah."
Uangku banyak. Aku bisa membiayai sekolahku sendiri. Lagipula kalau ditanya, aku bisa mengatakan bahwa Mark yang membayarnya.
"Papa bisa membicarakannya dengan paman. Bagaimana jika Kak Mark ikut dimarahi?"
"Itu tidak mungkin. Paman Lee bukan orang yang memiliki waktu untuk itu," jawabku ringan.
"Kalau begitu, di mana rumah Kak Mark? Beritahu aku alamatnya."
"Aku tidak bisa memberitahumu," jawabku. "Sampai jumpa."
Aku berjalan kembali ke kelasku. Namun, aku bisa mendengar percakapan yang ada di belakangku.
"Haechan, kenapa kau bicara dengan pecundang seperti dia?"
"Iya. Kau bisa ikutan ditindas jika dekat dengannya."
"Dia adikku."
Aku menoleh ketika mendengar jawaban Kak Haechan.
"Benarkah? Aku tidak percaya."
"Astaga. Aku tidak menyangka."
Aku bertukar pandang dengan Kak Haechan. Tetapi aku tidak mengatakan apa-apa. Aku juga sudah tidak peduli soal ini.
***
"Sebentar lagi kau lulus ya?" tanyaku.
"Iya."
"Apa kau akan melanjutkan pendidikanmu setelah lulus?" tanyaku.
"Tentu saja. Tapi tidak tahun ini," jawab Mark.
"Kenapa?"
"Aku harus menyelesaikan masalahmu dengan Somi terlebih dulu," jawab Mark. "Aku kuliah di Kanada."
"Aku beban ya?"
"Nggak, Yena. Aku gak pernah menganggap kamu beban. Sama sekali."
Aku menunduk. "Kalo kamu mau kuliah, kuliah aja. Lebih cepat lebih baik kan? Kamu juga bisa lebih cepat mewarisi perusahaan ayahmu."
"Aku bisa tunda kuliahku sampai kapanpun, Yena. Pokoknya, aku prioritasin kamu."
"Aw, sweet," jawabku sarkas. "Tapi jangan bicara muluk seperti itu. Aku kan cuma bisa membawa kematian untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambler; Jeno
FanfictionLee Yena adalah seorang outcast di sekolahnya. Sesampainya di kasino, Yena bukanlah Yena lagi. Ia adalah Lee Lora, orang paling terkenal di tempat itu. ======== Gambler A Lee Jeno's fanfiction Copyright© 2019 by Ines