'Sendiri bukanlah hal asing bagiku. Bukan juga hal yang aku benci, melainkan hal yang sangat amat aku cintai. Bukannya aku benci keramaian, tidak! aku tidak benci hanya saja aku lebih senang saat aku sendiri.'
Itulah yang ditulis Ara Azia Denata atau kerap di sapa Ara di dalam buku hariannya. Baginya yang sudah biasa sendiri, sepi bukan lah musuh melainkan teman terbaiknya. Aneh memang..
Hari ini hari pertama Ara masuk sekolah barunya, setelah melewati mos selama tiga hari. Dia memutuskan untuk berangkat pagi. Jam 07.00 am masih pagi kan? Oh.. ayolah itu masih pagi bagi Ara yang tak pernah bisa bangun pagi.
Sekarang di hadapan Ara terdapat sebuah gerbang besar, gerbang sekolah barunya. Ara sekolah di SMA Galaxkin, sekolah milik seorang pengusaha terkenal di negaranya.
Dengan santai Ara berjalan masuk ke dalam sekolahnya. Tujuan pertamanya adalah mading. Saat sampai di depan mading Ara menatap santai ratusan deret nama di depannya.
"X IPA 2" ucapnya saat menemukan namanya dari ratusan nama di depanya.
Setelah menemukan kelasnya Ara berjalan santai di koridor menuju kelas X IPA 2, kelas yang akan di huninya satu tahun kedepan. Langkahnya berhenti di depan sebuah ruangan bertuliskan X IPA 2.
Brukkk...
Ara di tabrak seseorang saat akan masuk kedalam kelasnya.
"Sory" ucap seorang cowok sang pelaku penabrakan.
'Sabar Ara.. jadilah anak baik untuk hari ini' batin Ara menahan diri agar tidak memaki cowok di depannya.
Ara mengelah nafas, kemudian mengangguk. Detik selanjutnya Ara berjalan masuk ke dalam kelasnya. Diedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Saat menemukan bangku yang pas untuknya, Ara melangkahkan kakinya menuju sebuah bangku di pojok dekat cendela.
'Strategis' itulah batin Ara saat melihat bangku itu.
"Senja" kata seorang cewek saat Ara baru saja mendudukan diri di bangkunya.
"Ara" jawab Ara datar sedatar layar lcd HP.
Hening sesaat tidak ada yang membuka suara baik Ara maupun Senja.
"Lo tau siapa orang yang nabrak lo tadi?" Tanya Senja membuka pembicaraan.
"I don't know and I don't care" jawab Ara cuek sambil terus menatap keluar cendela.
"Gue kasih tau nih ya. Nama dia itu Langit Galaxkin Aksandra. Anak kedua dari pemilik sekolah ini sekaligus anak dari seorang pengusaha sukses Rezaldi Aksandra." Jelas Senja panjang lebar tanpa di minta Ara.
Siapa yang tak tau Rezaldi Aksandra pengusaha sukses yang sudah melanglang buana, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dan itu pulalah awal dari pertemuan Ara Azia dengan Langit Galaxkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA (tamat)
Teen Fiction(Cerita amatir yang jauh dari kata layak) Ara Azia Denata.. Seorang cewek yang memilih untuk tetap tersenyum di tengah sejuta masalahnya. Ara sangat tau rasa tidak di inginkan. Sangat tau rasa ada tapi dianggap tidak ada. Sudah sangat mahir denga...