"Wow. Dateng juga lo."
"Lah gue kan mau balapan bang. Lo konyol deh." Balas Ara kemudian membuka kaca helm fullfacenya.
Tanpa turun dari motornya ia menyapa abang-abangnya di X-Road Circuit. Ia adalah anggota termuda dari kumpulan ini dan juga satu-satunya perempuan yang mengikuti balapan. Tapi meski begitu, ia tak ada bedanya dengan yang lain.
"Abang lo mana Zi?" Tanya salah satu dari mereka.
"Bang Andri? Dia lagi di gedung. Tau tuh mau ngapain." Jawab Ara santai.
Ara dengan santai mengobrol dengan sesekali melihat sekeliling. Bertanya-tanya apakah nanti teman-temannya bisa mengenalinya atau tidak. Karna bagaimanapun penampilannya kini berbeda dari biasanya.
"Wah ada adek gue disini. Kenapa lo gak bilang sih?" Ucap seseorang yang baru saja datang dan bergabung dengan mereka.
"Lo sih Rel lama gak turun. Ketinggalan info kan lo." Sahut temannya.
"Bener tu kata Bang De. Bang Farel kelamaan hibernasi." Tambah Ara setuju. Orang-orang ini adalah sahabat dari abangnya dan sudah sepantasnya ia akrab dengan mereka. Apalagi Farel orang yang menyimpan motornya.
"Motor lo masih dijaga Farel, Zi?"
Ara mengangguk membenarkan. Tempat mana lagi yang paling aman untuk menyembunyikan motornya. Tentu saja tempat Farel.
"Berarti lo ngambil motor tempat Farel kan? Tapi kok dia bisa gak tau lo ada disini?" Tanya Bang De atau lengkapnya Bang Demon.
"Dia gak ada dirumah tadi waktu gue ngambil motor." Jawab Ara santai.
"Gue tadi ke rumah Bion. Biasa..." jelas Farel cengengesan.
Demon memutar matanya malas dan kembali memfokuskan dirinya pada Ara. Ia diberi tugas oleh Andri untuk mengawasi dan menjaga Ara. Tapi bukan hanya karna itu, ia sudah menganggap Ara sebagai adiknya sendiri. Apalagi seharusnya adiknya seumuran Ara jika ia masih ada di dunia ini.
"Temen lo bakal dateng Zi?" Tanya Demon sambil mendekati Ara.
"Um. Mereka gue suruh dateng. Kalo gak dateng...." Jawab Ara dengan tawa di akhir kalimatnya.
Mengerti maksud Ara, Demon hanya tersenyum tipis dengan tangannya mengusak rambut Ara.
"Anak ini gak berubah. Sama kaya dulu awal ketemu." Batin Demon.
Tak lama Andri datang dengan botol minuman ditangannya. Ia menyapa semua teman-temannya, sesekali bercanda dengan mereka.
"Pacar lo mana Ndri?"
"Dirumah lagi bobo syantik." Jawab Andri cengengesan. Ia memang sesekali mengajak Tania kemari untuk menemaninya mengawasi balapan.
"Nih minum!" Andri melemparkan botol minumannya pada Ara.
Ara yang memiliki reflek baik langsung menangkap botol yang dilemparkan Andri.
"Gak ada sedotan Bang?" Tanya Ara bingung harus bagaimana meminum air yang ada ditangannya.
Andri menepuk jidatnya. "Sorry gue lupa."
Ara memutar matanya malas. Meski dia sebenarnya haus ia hanya bisa menyimpan minuman pemberian Andri.
"Lo gimana sih Ndri? Sebagai Zi dia kan harus ngejaga identitasnya. Lo sendiri kan yang bilang." Omel Farel pada Andri.
Andri hanya bisa meminta maaf, karna bagaimanapun ia benar-benar lupa. Terlalu banyak hal ada difikirannya. Apalagi akhir-akhir ini Ara sedikit berbeda. Bukan perubahan buruk hanya sedikit menghawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA (tamat)
Teen Fiction(Cerita amatir yang jauh dari kata layak) Ara Azia Denata.. Seorang cewek yang memilih untuk tetap tersenyum di tengah sejuta masalahnya. Ara sangat tau rasa tidak di inginkan. Sangat tau rasa ada tapi dianggap tidak ada. Sudah sangat mahir denga...