Ara turun dari mobil yang ia tumpangi, tak lama kemudian pak Dana turun juga dari mobil. Ara dan Pak Dana berjalan menuju ruang kepala sekolah. Selama perjalanan Ara sudah menjadi sorotan oleh anak-anak Cibas.
"Pak mereka gak biasa liat cewek cantik ya. Serem saya diliatin sampe segitunya." Bisik Ara pada Pak Dana.
Jika Pak Dana tak ingat ini di sekolah lain mungkin ia sudah tertawa keras mendengar bisikan murid bandelnya ini.
"Gak heran sih saya. Liat Ra! cewek-cewek disini dandannya kaya mau kondangan." Balas Pak Dana dengan berbisik pula.
"Saya cantik natural ya pak. Makanya saya diliatin mulu." Ucap Ara diakhiri dengan kekehan.
Tak terasa Ara dan Pak Dana sudah sampai di depan pintu ruang kepala sekolah. Pak Dana mengetuk pintu, kemudian masuk yang selanjutnya disusul Ara dibelakangnya.
Ada banyak orang di dalam ruangan, Ara yang tak tau apa pun di buat bingung. Ara yang bingung hanya mengikuti pak Dana tanpa ingin bertanya untuk apa ia dibawa kesini.
"Baiklah sepertinya sudah berkumpul semua. Mari kita mulai dengan perkenalan." Ucap pria paruh baya.
'Ini acara paan sih. Pak Dana kampret deh bawa gue ke acara ginian.' Batin Ara yang masih tak mengerti situasi.
"Saya Pak Burhan kepala sekolah SMA Cibas." Ucap lelaki paruh baya memperkenalkan diri.
Satu-persatu orang-orang memperkenalkan diri hingga tiba saatnya Pak Dana yang memperkenalkan diri.
"Saya Dana Felaston dari SMA Galaxkin. Dan ini perwakilan siswa kami Ara Azia." Ucap Pak Dana memperkenalkan dirinya dan Ara.
Ara tersenyum saat dirinya di kenalkan oleh Pak Dana. Di ruangan ini tidak hanya dia sebagai perwakilan siswa, ada banyak juga dari sekolah lain. Tapi jika sekolah lain membawa 4-5 orang maka sekolahnya hanya dirinya. Entahlah apa maksud Pak Dana hanya membawa dirinya tanpa melibatkan siswa lain.
"Baiklah rapat untuk menyusun agenda lomba minggu depan mari kita mulai." Ucap Pak Burhan memulai.
Rapat akhirnya dimulai. Banyak lomba yang akan diadakan dari basket, bela diri, panahan, renang, dance, drama dan banyak lagi. Saat semua orang masih sibuk membahas tentang lomba minggu depan, Ara masih bingung apa perannya disini.
Rapat sudah berlangsung selama dua jam dan tak lama rapat berakhir. Setelah rapat usai semua perwakilan sekolah belum diperbolehkan pulang, masih ada satu jadwal lagi yang harus mereka selesaikan.
Semua orang pergi ke lapangan SMA Cibas, tak terkecuali Ara dan Pak Dana. Sesampai disana sudah ada sepuluh orang anak Cibas yang berkumpul.
"Mari kita uji coba dari perwakilan kita masing-masing. Biar kita tau seberapa besar kekuatan lawan kita." Kata pak Burhan.
Ara yang bingung langsung menatap Pak Dana meminta penjelasan. Pak Dana hanya diam saja. Lama-lama Ara kesal dengan guru BK nya ini.
"Bagaimana kalau SMA Nusa Bangsa mencoba salah satu kemampuan dari atlet Cibas." Ucap Pak Burhan dengan senyum terselebung.
'Paham gue.' Ucap Ara dalam hati.
Perwakilan dari Nusa maju kedepan dan menantang Srikandi Cibas. Semuanya memperhatikan siapa yang akan lebih unggul, ternyata Cibaslah yang lebih unggul di banding Nusa.
Satu-persatu para sekolah mencoba para perwakilannya. Namun sampai sekarang belum ada yang bisa menumbangkan Cibas.
"Pak Dana silakan perwakilan dari sekolah anda." Ucap Pak Burhan. "Apa anda meremehkan atlet sekolah kami dengan membawa satu anak?" Tanya pak Burhan tidak suka.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARA (tamat)
Teen Fiction(Cerita amatir yang jauh dari kata layak) Ara Azia Denata.. Seorang cewek yang memilih untuk tetap tersenyum di tengah sejuta masalahnya. Ara sangat tau rasa tidak di inginkan. Sangat tau rasa ada tapi dianggap tidak ada. Sudah sangat mahir denga...