Prioritas

125 9 2
                                    

"Terkadang hatiku berdetak dua kali lebih cepat tanpa sebab. Seakan ada seseorang yang ku tunggu. Padahal tak ada sama sekali orang yang ku tunggu."
Fls_29

Tak terasa sebentar lagi ujian semester. Ara sudah melewati 6 bulan sekolahnya dengan keluar masuk ruang BK. Tidak! Dia tidak nakal hanya perusuh saja. Seribu cara dia lakukan untuk membuat heboh sekolahnya.

Dari melepaskan puluhan tikus ke tiap kelas. Menyebarkan vidio horor sampai mengumpulkan siswi lain di lapangan setelah itu di tinggal pulang. Semua ia lakukan.

"Sekolah itu tempat bermain." Itu yang selalu Ara ucapkan ketika selesai berbuat jahil.

Radit dan Very adalah patner in crimenya. Mereka selalu kompak untuk membuat para guru geleng-geleng kepala. Terkadang dengan pede nya mereka membuat konser dadakan, untung saja suara Ara tak terlalu buruk.

Prestasi yang menyelamatkan mereka dari kata DO. Ara yang merupakan atlet basket sama seperti Very dan Langit , sedangkan Radit atlet lari.

"Nakal boleh. Tapi bodoh jangan." Itu yang selalu di ucapkan Ara, Radit, dan Very bagai slogan dari ulah mereka.

"Ver, Dit kita libur apa enggak?" Tanya Ara pada Radit dan Very.

Kini mereka sedang berada di kantin. Meski Radit dan Very adalah sahabat Langit itu tak membuat mereka berdua untuk tak akrab dengan Ara, gadis manis dengan sejuta kejailannya.

"Libur dulu lah. Bisa di hajar Senja gue kalo masih tetep ngrusuh." Ucap Very sambil membayangkan muka marah Senja. Very dan Senja adalah sepasang kekasih, 4 bulan kiranya usia hubungan mereka.

"Oke. Gue setuju juga. Serem gue di plototin Langit mulu." Ucap Radit menyetujui ucapan Very.

Ara mengangguk setuju dengan ucapan para patnernya. Bagaimanapun ujian adalah prioritas untuk mereka saat ini. Nilai mungkin bukan segalanya, tapi? Bodoh atau tidaknya kamu ditentukan oleh nilaimu.

"Tapi gue mau. Habis ujian kita konser di lapangan." Usul Ara. "Lumayan buat hiburan." Ucapnya lagi.

Radit dan Very setuju dengan usulan Ara, mereka fikir teman-teman mereka butuh hiburan setelah melaksanakan ujian yang cukup membuat stress.

Tak berselang lama Langit dan Senja muncul. Seketika Ara, Very dan Radit langsung bungkam takut rencana mereka terbongkar.

"Bagus ya gue di tinggalin. Hemm??" Ucap Senja ketika sampai di meja Ara dkk.

Langit duduk di sebelah Ara sedangkan Senja duduk di sebelah Very. Radit? Dia duduk dengan bayangannya.

"Lo lama. Lo mau gue kurus gegara cuma nungguin lo doang." Ucap Ara sambil memutar bola mata malas.

"Eh jangan dong. Lo ntar gak tembem lagi. Siapa dong yang gue cubitin?." Sahut Langit cepat.

"Ye ayam. Pacar lo banyak kali. Kaya orang susah aja lo." Sahut Very malas meladeni satu orang tak tau diri ini. Pacar dimana-mana tapi masih saja tetap mengejar Ara, bahkan stay disamping Ara tanpa ingin beranjak sedikitpun.

"Kan pacarnya dia anak Chili semua Ver. Kalo lo lupa." Ucap Radit diiringi tawa dari Senja dan Ara.

Langit seketika merasa terbully. Menurutnya semua pacarnya tak ada yang semenyenangkan Ara. Semua yang ia pacari adalah para Chili yang haus akan popularitas.

ARA (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang