Liburan sudah berlalu, sekarang waktunya kembali untuk ke sekolah. Sama seperti Langit yang sekarang sudah berada disekolah. Ia bukan anak rajin tapi juga bukan anak nakal yang tak mematuhi peraturan. Mungkin ia seorang playboy tapi menurutnya pendidikan tetap yang nomor satu.
"Lang, lo tau Radit gak?" Tanya Very menghampiri Langit yang sedang duduk di depan kelas.
"Kagak. Minggat kali." Jawab Langit sekenanya.
Very mendengus namun akhirnya ia memilih untuk duduk disamping Langit.
"Lo udah ketemu Senja?" Tanya Langit tanpa menoleh Very.
"Belum." Jawab Very cuek.
"Lo gak cinta kan sama Radit?" Tanya Langit horor. Menurut Langit, Very itu aneh. Baru saja datang bukannya menanyakan Senja yang merupakan pacarnya ia malah menanyakan Radit yang merupakan objek keusilannya.
"Kagaklah ya kali. Gue masih suka yang semok kali." Jawab Very kurang ajar.
"Huft.. Huft... coy minum. Gue butuh minum." Ucap Radit dengan nafas ngos-ngosan.
Langit dan Very menatap Radit aneh. Radit itu baru datang tapi sudah banjir keringat. Gak mungkinkan ia lari dari rumah buat kesekolah? Atau Radit baru saja ikut lari maraton? Tapi rasanya gak mungkin.
"Lo kenapa?" Tanya Very sambil menyerahkan sebotol air minum.
Tentu saja Radit meraihnya dengan semangat.
"Lo habis lari maraton?" Tanya Langit menatap Radit aneh.
"Kagak. Gue habis dikejar orang gila. Dasar orang gila sialan. Kurang ajar main kejar-kejar. Awas aja nanti gue bales tu orang gila." Ucap Radit menggebu-gebu setelah menenggak habis air minum yang diberikan Very.
"Lo habis di kejar orang gila gak ketularan jadi gila kan?" Tanya Very horor. Menurutnya Radit itu gila. Udah tau yang ngejar dia orang gila ya kali mau dibalas. Sama-sama gila yang ada.
"Sialan lo. Gue masih waras kali." Jawab Radit sewot.
"Iya, gue percaya lo masih waras. Gimana ceritanya lo bisa dikejar orang gila?" Tanya Langit untuk mencegah perdebatan antara Very dan Radit. Bisa pusing ia jika Radit dan Very sudah mulai berdebat.
Flashback
Radit turun dari angkot yang ia tumpangi. Berhubung angkot tak bisa masuk ke jalan sekolahnya, Radit harus berjalan sejauh dua ratus meter dari halte ke sekolah.
Saat sedang asik melangkahkan kakinya, Radit dikejutkan dengan seseorang yang berlari kearahnya.
"Woy. Jangan kesini." Teriak Radit panik. Ia panik saat tau orang yang berlari kearahnya adalah orang gila.
"Aaaaaaaa" Radit ikut berlari.
Jika dilihat, Radit seperti tengah dikejar. Padahal aslinya ia hanya melarikan diri tapi ntah kenapa orang gila itu mengikuti Radit. Radit lari ke kiri ia ikut ke kiri, Radit ke kanan ia ikut ke kanan. Mau tak mau Radit terus berlari menghindari orang gila itu.
"Jangan ikutin gue...." ucap Radit frustasi.
"Aaaa mama bantuin Radit..."
"Bababbababab" ucap Orang gila itu tanpa arti.
"Lari... lari... lari..." ucap orang gila itu lagi seakan menikmati aksi kejar-kejaran yang tak sengaja itu.
Berhubung jalan ke sekolah adalah kawasan sepi. Jadi mau bagaimanapun Radit berteriak meminta pertolongan, tak akan ada satu orang pun yang akan menolong.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARA (tamat)
Teen Fiction(Cerita amatir yang jauh dari kata layak) Ara Azia Denata.. Seorang cewek yang memilih untuk tetap tersenyum di tengah sejuta masalahnya. Ara sangat tau rasa tidak di inginkan. Sangat tau rasa ada tapi dianggap tidak ada. Sudah sangat mahir denga...