Masih Sama

54 9 1
                                    

"Nja..." Rengek Langit.

Ntah apa yang membuat Langit merengek pada Senja. Ini bukan pertama kali tapi ini sudah berkali-kali sejak saat itu. Saat ia dan Ara bertemu dengan Papa Ara. Ya, semuanya sejak saat itu.

"Apa sih Lang?" Sentak Senja yang mulai risih dengan rengekan Langit.

"Serius? Ara gak pernah cerita apa-apa ke lo?" Tanya Langit ketika berhasil mendapatkan atensi Senja.

"Udah gue bilang berapa kali sih Lang. Ini udah dua tahun dan lo masih menanyakan pertanyaan yang sama." Jawab Senja jengah.

Langit sudah sangat sering menayangkan pertanyaan yang sama. Entah kini sudah masuk yang keberapa kalinya. Mungkin sudah seribu kali? Dan Senja sudah mengatakan berkali-kali jika Ara tak pernah cerita apapun padanya. Ntah harus dengan cara apa agar Langit berhenti meneror dirinya dengan pertanyaan itu.

"Beneran?" Tanya Langit masih tak percaya.

Ini sudah dua tahun berlalu dan sampai sekarang ia belum juga menemukan jawaban yang ia cari. Waktunya sudah tak banyak lagi, ntah nanti ia masih bisa bertemu dengan Ara atau tidak yang pasti ia membutuhkan jawaban dari pertanyaannya.

"Kita udah mau lulus bentar lagi. Dan lo masih nanya hal yang sama ke gue. Ntah itu udah keberapa kali. Gue bosen Lang. BOSEN." Ucap Senja jengah dengan menekan kata bosan diakhir kalimatnya.

"Tapi Nja..."

"Tau. Males gue sama lo." Ucap Senja sarkas. Ia muak dengan pertanyaan Langit, malah sangat muak.

"WOY.."

"Ra..." Panggil Senja tatkala Ara baru saja datang.

Ara datang dengan senyum seribu maknanya. Tak pernah ada yang tau makna apa dibalik senyum itu. Senyum Ara selalu sama, senyum yang lain dari yang lain. Senyum penuh misteri yang perlu Langit pecahkan.

"Radit sama Very mana?" Tanya Ara kemudian memilih duduk diantara Langit dan Senja.

"Tau tuh. Pacaran dulu kali." Jawab Senja cuek. Ya mau bagaimana lagi, Very memang sangat lengket dengan Radit. Seribu cara yang Senja lakukan untuk memisahkan mereka selalu gagal karena sangking lengketnya mereka.

Very tak masalah jauh dari Senja, tapi ia akan sangat bermasalah jika jauh dari Radit. Rasanya Senja curiga akan hubungan keduanya. Terlalu aneh...

Tak lama dari kejauhan Very dan Radit tengah berlari menuju ke arah Ara, dkk.

"ARAAAAA. WE MISS YOU SO MUCH." Teriak Radit dan Very dari kejauhan.

Rasanya Langit ingin mengubur Radit dan Very hidup-hidup. Sungguh memalukan, andai ia tak ingat bahwa mereka adalah sahabatnya sudah dipastikan rencana Langit tidak hanya rencana. Bukan hanya Langit yang ingin mengubur Radit dan Very hidup-hidup, Senja selaku pacar Very rasanya sangat ingin memusnahkan dua manusia itu.

"Teriak lagi. Gue bacok lo." Ucap Senja geram. Terlebih lagi pada Very, sudah berapa kali ia ingatkan agar tak berteriak tapi tetap saja.

"Kangen... kangen... kangen.." Ucap Radit dan Very sambil memeluk Ara.

Ara sebagai orang yang dipeluk merasa sangat aneh. Barusan lima menit yang lalu mereka baru saja bertemu. Bersama-sama menyembunyikan sepatu Pak Dana. Dan apa mereka bilang? Miss you? Gila!

"Lepas." Sentak Ara.

Seketika Radit dan Very melepaskan pelukan mereka. Setakut-takutnya mereka pada Pak Dana, mereka lebih takut dengan amukan Ara. Padahal selama mereka kenal pun Ara belum pernah memunculkan emosinya secara berlebih.

ARA (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang