"Ra semangat dong. Lo itu mau tanding jangan loyo." Ucap Radit menyemangati.
"Ini sial apa keberuntungan sih. Kok gue sama lo mulu rasanya." Ucap Ara jengkel.
"Aduh Ara sayang. Sesama jomblo gak usah berisik deh." Ucap Radit sambil menaik turunkan alisnya.
Ara mendengus mendengar ucapan Radit. Ntahlah sial atau keberuntungan Ara selalu bersama Radit hampir di setiap waktu. Mungkin karna mereka patner in crime maka dari itu mereka selalu terlibat hal yang sama.
"Semangatin gue. Awas gak nyemangatin. Anu lo gue potong. mau!" Ancam Ara sebelum berlalu ke lapangan karna pertandingan akan segera dimulai.
"Dasar. Ini nih kalau dia cerewet yang ada malah nyeremin." Monolog Radit kemudian duduk dibangku penonton seorang diri.
Sehabis nonton dan makan tadi Ara langsung ke SMA Cibas meninggalkan teman-temannya. Radit memang yang juga ada pertandingan hari ini ikut bersama Ara, jadilah mereka disini berdua. Sedangkan yang lain ntah kemana, Ara dan Radit tak tau karna mereka pergi terlebih dahulu.
"Duh gue jomblo banget. Depan gue, kanan gue, kiri gue, belakang gue mereka sama pacarnya. Lah gue? Anteng sendirian. Kok nikmat banget ya hidup gue." Gumam Radit mengenaskan.
"Woy Radit gak usah iri lo. Jomblo mah jomblo aja." Teriak Ara dari tengah lapangan.
Sontak saja semua mata langsung menoleh ke arah Ara kemudian langsung mengikuti arah pandangnya. Tanpa mengeluarkan suara, Radit mengumpat sejadi-jadinya. Apa-apaan Ara mempermalukannya awas saja nanti akan ia balas.
"Main yang bener lo. Kalah motor lo gue jual." Balas Radit juga berteriak.
Mereka memang pasangan somplak. Tak tahu malu, padahal mereka tengah disekolah lain dengan percaya dirinya mereka saling berteriak. Semoga saja mereka tak berjodoh, jika berjodoh habislah Galaxkin dengan teriakan mereka berdua.
"Beres." Ucap Ara berteriak untuk kesekian kalinya.
Tania yang ada disamping Ara ingin sekali memukul. Ayolah ini disekolah orang. Apa mereka berdua gak punya malu. Sungguh dia sudah sangat sebal dengan Langit yang tak kunjung datang. Sekarang ditambah kelakuan Ara dan Radit. Rasanya Tania ingin membuang mereka semua ke rawa-rawa.
"Main yang bener lo Ra." Ucap Tania memperingati Ara.
Tak lama peluit tanda permainan dimulai berbunyi. Dengan gesit Tania merebut bola ketika bola dilambungkan. Dengan gerakan kesit ia berlari ke arah ring lawan untuk mencetak skor dengan semangat. Ara tentu saja juga sama semangatnya. Selama pertandingan dimulai Ara menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Ia paling muda di sini tapi skill yang ia miliki tak kalah dari para seniornya.
Sekarang mereka tengah melawan SMA Bakti Nusantara yang merupakan sekolah elit di kawasan barat kota. Ara tak banyak mengenal lawannya. Tapi bukan berarti tak ada yang Ara kenal dari SMA Bantara. SMA Bantara merupakan singkatan dari Bakti Nusantara.
"ARAAA." Teriak Radit heboh. Sekarang Radit mirip seperti cewek-cewek yang sedang meneriaki idolanya. Bedanya suara Radit tak melengking melainkan khas suara cowok pada umumnya.
"Ya ampun Radit lo heboh amat dah." Ucap Tania. Ia sekarang tengah menunggu operan bola dari salah satu teman timnya.
Setelah mendapat operan Tania langsung berlari kedepan. Selanjutnya untuk mencetak skor ia serahkan pada Ara.
"Ara." Panggil Tania kemudian mengoper bola yang ada ditangannya pada Ara.
Ara menerima bola. Dengan sedikit gerakan...
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA (tamat)
Teen Fiction(Cerita amatir yang jauh dari kata layak) Ara Azia Denata.. Seorang cewek yang memilih untuk tetap tersenyum di tengah sejuta masalahnya. Ara sangat tau rasa tidak di inginkan. Sangat tau rasa ada tapi dianggap tidak ada. Sudah sangat mahir denga...