Sudah sebulan lebih Ara bersekolah di SMA Galaxkin. Dan sudah sebulan juga kelakuan absurd Ara menghiasi hari-harinya di sekolah.
Hari ini Ara datang terlambat untuk yang kesekian kalinya. Tapi untung saja gerbang belum di tutup. Tepat saat ia memasuki kelas, bel masuk berbunyi dan tak berselang lama guru sejarah masuk.
"Ra..Ra... kurang pagi lo brangkatnya." Ucap Senja saat Ara duduk dibangkunya.
"Selow aja." Ucap Ara santai.
Pelajaran pun berlangsung. Selama pelajaran Ara berusaha konsentrasi pada penjelasan guru. Perutnya yang sudah meronta-ronta minta di isi sangat mengganggu konsentrasinya.
Hingga bel surga yang dia tunggu berkumandang. Belum saja guru sejarah keluar, Ara sudah tancap gas pergi dari kelas. Di langkahkan kakinya menuju sumber makanan yang dikenal dengan kantin. Baru saja ia akan melangkahkan kakinya memasuki kantin. Suara menggelegar terdengar.
"ARAAAA...." teriak Pak Dana selaku guru BK. "SINI KAMU!" Perintahnya.
Ara mengurungkan niatnya untuk kekantin dan memilih menghampiri malaikat maut bagi anak sekolahan.
"Ada apa pak?" Ucap Ara watados saat sudah di hadapan Pak Dana.
" KENAPA KAMU PARKIR DI DEPAN RUANG KEPSEK?" tanya pak Dana penuh emosi. "Kamu lupa dimana parkirannya hah?" Lanjutnya lagi.
"Gak keburu tadi pak. Saya udah telat dari pada di hukum yaudah saya parkir di situ." Jawab Ara kalem.
"Lagian ya pak. Di situ juga aman gak bakal ada yang maling. Jadi bapak gak usah marah-marah." Ucap Ara lagi.
"Gak ada yang maling gundulmu.."
"Saya gak gundul pak. Bapak gak liat rambut saya panjang." Ucap Ara memotong ucapan Pak Dana.
"Sekarang kamu kelapangan. Hormat ke bendera. CEPET." Perintah Pak Dana di akhiri penekanan pada kata 'cepat'.
Karna tak ingin menambah hukuman, Ara langsung pergi ke lapangan untuk melaksanakan hukumannya.
"Rese amat. Emang masih jaman hukuman hormat kaya gini. Herman gue." Gerutu Ara.
Meski terus menggerutu Ara tetap melaksanakan hukumannya walau dengan hati dongkol.
"Ah ilah gue laper njirr. Ntar kalo gue pingsan siapa yang mau gotong coba?." Gerutu Ara untuk yang kesekian kalinya.
Seakan mendapat hidayah dari ucapnya barusan, Ara langsung saja tersenyum penuh arti. Seolah-olah barusan ia mendapat berlian.
'Hehe.. pura-pura pingsan gak papa kali ya. Kan banyak orang disini' batin Ara nista.
Karna sekarang jam istirahat jadi banyak siswa maupun siswi yang ada di sekitar lapangan. Ntah untuk bermain basket atau nongkrong bersama teman.
Bruk.. Ara terjatuh. Langit yang posisinya tak jauh dari lokasi kejadian langsung saja berlari menuju tempat dimana Ara pingsan. Diangkatnya Ara untuk menuju UKS. Sepanjang perjalanan menuju UKS banyak pasang mata yang mengamati Langit dengan Ara yang ada digendongannya.
Siapa yang tak tertarik dengan pemandangan tersebut. Langit yang merupakan mostwanted dengan pacar segudang tengah menggendong seorang pembuat onar di sekolahnya.
Ara yang dalam gendongan Langit sudah tidak kuat menahan tawanya. Sesampai di UKS Ara langsung melepaskan tawa yang ia tahan sedari tadi.
Brukk... Langit menjatuhkan Ara di bangkar UKS.
"Anjir sakit woy." Pekik Ara. Untung saja keadaan UKS sepi tidak ada orang, jadi tak akan ada yang tau dengan kejadian ini.
"Ngapain lo pura-pura pingsan?" Tanya Langit dengan nada datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA (tamat)
Teen Fiction(Cerita amatir yang jauh dari kata layak) Ara Azia Denata.. Seorang cewek yang memilih untuk tetap tersenyum di tengah sejuta masalahnya. Ara sangat tau rasa tidak di inginkan. Sangat tau rasa ada tapi dianggap tidak ada. Sudah sangat mahir denga...