Kecewa

124 8 2
                                    

"Maaf saya tidak akan pergi. Apalagi dia tak pernah menyukai saya." Ucap Ara tegas pada seseorang di sebrang telfon dan detik selanjutnya sambungan di putus oleh Ara.

Ara sedang berada di apartemennya. Apartemen Ara tak mewah tapi lumayan lah untuk anak sekolah seperti dirinya.

Ara tinggal sendiri di apartemen. Apartemen yang ia beli dengan uangnya sendiri.

Baru saja Ara meletakkan Hpnya, hpnya sudah kembali berbunyi.
"Ra cepet kesini lo!" Ucap seseorang dari sebrang telfon.

"Bentar lagi gue otw." Jawab  Ara pada orang yang menelfonnya.

"Cepet bentar lagi di mulai ini." Ucap orang di sebrang telfon sekali lagi.

"Bawel lo bang." Jawab Ara jengah pada orang yang menelfonnya.

Ara segera bersiap untuk pergi ketempat orang yang menelfonnya tadi. Setelah siap Ara keluar dari apartemennya untuk berangkat. Sebelum kesana ia mampir dulu ke sebuah tempat. Tak lama ia sampai ketempat tujuannya yang pertama.

"Bang motor gue mana?" Tanya Ara ketika sampai di sebuah rumah yang terletak di tengah kota.

"Ambil aja noh di garasi." Jawab orang itu yang merupakan pemilik rumah.

Ara menukar motor yang ia pakai sekarang dengan motor yang ada di garasi.

"Lo mau turun Ra?"

"Yoi bang" ucap Ara sambil menstater motornya. "Bang Farel gak turun?" Tanya Ara.

"Kagak lo aja. Males gue" jawab Farel. Di tempat Farellah Ara menitipkan motornya yang lain.

Ara mengendarai motornya dengan cepat agar tidak terlambat. Tak lama Ara sudah sampai di sebuah tempat yang berada di pinggir kota.

"Dateng juga lo Ra?" Ucap seorang cowok saat Ara baru saja turun dari motornya.

"Cih bawel lo bang." Decih Ara. "Awas aja lo bilang ke mom sama Dad. Gue gibeng lo." Ancam Ara pada seorang yang ia panggil bang.

"Kagak setega itu gue sama adek sendiri." Ucap cowok itu santai.

"Andri mana tega sih Ra." Ucap teman cowok itu yang bernama Demon.

"Bang Andri mah resek. Kemarin aja gue di laporin ke mom gegara gangguin pak Dana." Ucap Ara sewot.

Andri adalah orang yang menelfon Ara tadi dan Andri merupakan kakak dari Ara. Dua tahun jarak antara Ara dan Andri, maka tak heran jika Andri dan Ara selalu bertengkar.

"Udah sono cepet ke start." Ucap Andri sambil mendorong Ara ke motornya.

Ara sekarang berada di sebuah sirkuit untuk balapan liar. Di sirkuit ini Ara tak perlu khawatir akan adanya razia atau apapun. Apalagi ini milik momy dan dady Ara.

Ara segera menuju ke garis start bersama pembalap lain. Dan ketika sebuah kain jatuh ke jalanan, para pembalap segera melajukan motor mereka sekencang-kencangnya.

Saling salip menyalip terjadi, namun Ara tetap berada pada posisi kedua. Bukan! Bukan karna ia tak sanggup menyalip pembalap yang ada di depannya, tapi ini memang strateginya.

"Tidak semudah itu ferguso." Ucap Ara di barengi dengan seringaian.

Sepuluh meter sebelum garis finis Ara menyalip pembalap yang ada di depannya dengan kecepatan penuh.

Yeyyyy... sorak orang-orang yang menonton balapan ketika Ara sudah mencapai garis finis. Ara segera menuju ke arah abangnya ketika ia melewati garis finis. Andri yang berdiri tak jauh dari garis finis tersenyum penuh kemenangan ketika adiknya finis terdepan untuk yang kesekian kalinya.

ARA (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang