"Ayo dong yang cepet!! Nanti kita telat!!"
"Dasar gak sadar diri. Emang lo pikir, lo itu enteng?"
"Lah, dulu aja lo sanggup gendong gue ke sana-sini. Masa sekarang lo jadi lemah??"
"Ara! Are you kidding me?"
"Gue serius Langit Galaxkin Aksandra."
Mereka berdua berlarian di taman. Dengan Langit yang menggendong Ara. Meski kaki Ara sudah lama sembuh, tapi entah sejak kapan Ara jadi membiasakan diri di gendong Langit.
"Ayo cepet!! Nanti junior kita nunggu lama!" Ucap Ara sambil memukul bahu Langit.
"Lari sendiri kenapa sih?!" Ucap Langit sebal. Nafasnya sudah ngos-ngosan tapi Ara tak berbelaskasihan padanya.
Mereka terus saja berlarian di taman dan menjadi pusat perhatian dari semua orang. Tapi berhubung mereka sudah terbiasa, tatapan orang-orang tak berarti bagi mereka berdua.
"HEI ARA JUNIOR!!" Teriak Ara ketika matanya menangkap sosok juniornya.
"Kok Ara junior?"
"Dia kan cewek. Makanya Ara junior. Kalo laki, baru tuh Langit junior." Jawab Ara dengan tangan masih melambai pada Ara junior.
Setelah dekat, barulah sosok itu terlihat jelas. Dengan dres pendek dan kupluk di kepalanya. Sosok itu terlihat sangat imut.
"Mama sama Papa lama!!! Aku capek tau nungguin." Ucap sosok itu pada Ara dan Langit yang sudah berdiri dihadapannya.
"Nunggu bentar doang, udah rewel aja lo!"
"Makasih ya mbak udah mau nganterin anak kita." Ucap Langit pada embak-embak yang ada di samping anaknya.
"Sama-sama mas." Ucap mbak-mbak itu dan pergi dari sana.
Menggendong sosok kecil berumur empat tahun, Langit pergi meninggalkan Ara. Menuju bangku yang tak jauh dari mereka.
"Woy tungguin!!" Teriak Ara yang tak terima di tinggal.
"lo udah punya anak masih aja bar-bar!!"
"Sadar diri. Nagaca sana!!"
"Ih udah!! kenapa Mama sama Papa malah berantem?" Lerai anak Langit dan Ara.
Sembilan tahun sudah berlalu, kini si biang onar sudah memiliki anak sendiri bersama si mantan playboy. Hubungan mereka semakin membaik setelah hari kelulusan itu. Tak ada lagi yang dapat memisahkan mereka.
Hari-hari Ara kini semakin membaik dengan hadirnya sosok kecil ini. Anak kesayangannya yang kini tengah ia ajari untuk menjadi the next generation Ara. Ditambah, sosok laki-laki yang selalu ada untuknya. Lengkap sudah harinya.
Cita-citanya untuk memiliki keluarga lengkap sudah terwujud. Kini tinggal saatnya menjaga miliknya untuk tetap untuh, bersama Langit, yang kini menyandang status menjadi suaminya.
"Dari sendiri,"
"Menjadi berdua"
"Dan sekarang bertiga." Tambah anak mereka.
Suatu saat, hidup pasti akan menjadi lebih baik. Percayalah, masa depan pasti akan membiarkan kita bahagia. Mungkin sekarang kita terpuruk. Mungkin kita tak pernah tau seperti apa masa depan. Biarpun kita tak tau masa depan baik atau buruk, bertahan juga bukan masalah. Dan menyerah tak akan membuat kita bahagia.
Sudah cukup masa lalu kelam. Jangan sekarang ataupun masa depan. Ingatlah, langkahmu hari ini menentukan masa depanmu esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARA (tamat)
Teen Fiction(Cerita amatir yang jauh dari kata layak) Ara Azia Denata.. Seorang cewek yang memilih untuk tetap tersenyum di tengah sejuta masalahnya. Ara sangat tau rasa tidak di inginkan. Sangat tau rasa ada tapi dianggap tidak ada. Sudah sangat mahir denga...