•••
"Jadi, namamu siapa?"
Masih dalam kondisi mengendarai motor. Yoongi sudah bertanya. "Tidak ada penolakan. Waktu itu aku udah bilang kalau ketemu lagi aku mau minta nama dan nomormu. Kamu juga tidak mengelak waktu itu"
"Nggak punya nama"
"Oke, ku tebak. Sun-"
"Rae Na. Jangan nebak nama orang sembarangan"
"Siapa?"
"Rae Na, Jang Rae Na"
"Oke, ku kunci. Udah ku tulis di otakku"
Sampai tujuan. Rae Na segera turun. "Makasih!"
"Sama-sama"
Kali ini Yoongi menjawab. Setelahnya, Rae Na langsung berbalik untuk masuk rumah. Namun, terpaksa memutar kepala lagi karena mendengar suaranya.
"Nomormu"
"Beneran minta nomor? Mau buat apa?"
"Buat memastikan kalo calon pacarku baik-baik saja"
"Berhenti pacar, pacar. Jijik! Kita belum tentu jodoh"
"Jodoh atau tidak itu urusan Tuhan. Aku, kan hanya minta nomormu"
Mendengus kesal. Namun tetap menyerahkan ponselnya pada pria asing ini.
Asing? Padahal sudah ribut terus.
"Sudah. Itu nomorku. Nanti sebelum kamu tidur, aku pasti menghubungimu"
"Hmm"
Dalam perjalanan pulang Yoongi bergumam. "Dalam waktu satu minggu, ku pastikan kamu jadi milikku"
.
Pria itu tidak pernah bohong. Sebuah pesan masuk sebelum dia tertidur. Namun, Rae Na tidak berniat membalas.
Begitupun paginya, siangnya hingga malamnya lagi.
Tapi, pesan terakhir yang dikirimnya membuat dia terpaksa membalas.
"Aiish! Orang ini!" Kesalnya.
Yoongi
Hari iniBesok aku akan menemuimu.
Mau apa?
mau memastikan kamu tidak
apa-apa karena tidak pernah
membalas pesankuTidak perlu. Aku baik saja
Oh, ya? Tapi aku akan tetap
menemuimuBuat apa sih?
Buat menghilangkan perasaan
rinduku. Rasanya sesak. Aku
tidak kuatBisa tidak berhenti
ngegombal?Tidak. Ini kan caraku mendapatkanmu
Harusnya Rae Na tidak usah membalas saja. Tapi entah kenapa tangannya terus saja mengetikkan balasan.
Jika dipikir-pikir, rasanya nyaman.
Sekali lagi, Yoongi tidak pernah bohong. Dia sudah menunggu Rae Na di depan sekolah.
Sial!
Terpaksa Rae Na harus keluar paling akhir agar tidak ada yang berpikir macam-macam.
"Beneran datang kamu?"
"Apa aku pernah bohong?"
Rae Na menghela napas jengah. Mau bagaimana lagi, sudah terlanjur.
"Ayo naik"
Hampir setengah perjalanan, mereka diam. Yoongi merasakan sebuah kepala menyandar punggungnya. Ya, anak itu tertidur.
"Kamu tidur?'
Terdengar sebuah lenguhan yang membuat Yoongi tersenyum. Lalu, meraih kedua tangan anak itu dan melingkarkannya di perut dan di genggam dengan satu tangannya. Tidak bermaksud macam-macam, sekedar ingin memastikan calon pacarnya baik-baik saja.
"Hei! Sudah sampai?"
"Hmm?"
"Sudah sampai. Nanti lagi tidurnya. Lanjutkan di kamarmu"
Berjengit kaget. Rae Na baru sadar, dia tertidur dengan tangan melingkar di perut. Sontak langsung dilepas dan segera turun.
"Maaf"
"Nggakpapa" Tangan Yoongi terulur membelai rambut Rae Na hingga ke telinga. "Aku pulang. salam buat ayah ibumu"
"Iya. Makasih"
Berlanjut••
Masih ada satu bagian FBnya, ya. Hadiah karena kemarin udah pd emosional kan jd sekarang yg slow2 saja.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE (END)
Short StoryApa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata CRAZY LOVE? Mual? Muntah? Mabuk? Atau yang lainnya. Mari buat cerita sedikit berbeda dengan tokoh utama kita. Jadikan dia sosok pria idaman setiap perempuan. Mari buat cerita sedikit berbeda, dimana cer...