•••
Melihat interaksi sang mantan dengan laki-laki lain itu seperti sesuatu yang harus dihindari. Tapi, kenapa dengan kurangajarnya mereka menunjukkan diri di hadapannya?
"Kirain udah pergi. Ngapain masih di sini?"
Begitu tanya Taehyung yang mendapati Yoongi masih di tempat. "Duluan!" Katanya lagi. "Ayo, Rae!"
"Duluan, kak!" Rae Na ikut pamit. Lalu, mengikuti Taehyung.
Mereka terlihat sangat akrab. Lagi-lagi hati Yoongi tidak terima.
"Kenapa begitu?"
"Nggak tau, kak. Emang begitu orangnya"
"Terus kamu gimana?"
"Nggak gimana-gimana. Biar aja, sih. Lucu aja menurutku"
Setidaknya begitu obrolan seru yang dapat Yoongi dengar. Bahkan Rae Na sesekali akan tertawa. Taehyung, apa dia sudah memenangkan hatinya?
Rasanya semakin kesal saja.
"Joon!"
Panggilnya pada teman yang baru saja lewat.
"Kenapa?"
"Bawa motorku"
"Terus?"
"Aku mau naik bus"
"Tumben"
"Udah! Nih!"
Dilempar kontak yang ada ditangannya. Lalu, dengan tidak tahu dirinya Yoongi mengejar dua orang tadi. Tepat saat itu bus datang. Jadi, segera dia ikut masuk.
Mau jadi penguntit rupanya.
Tentu, Rae Na dan Taehyung duduk bersama. Dengan Rae Na di dekat jendela. Jadi, Yoongi duduk di belakangnya.
Bisakah Yoongi menggantikan posisi Taehyung?
"Kok nguap? Ngantuk kamu?" Taehyung bertanya.
"Sedikit, kak. Rasanya capek banget"
"Ada pundakku kalau mau?" Sebuah tawaran yang membuat Yoongi ingin menghajar Taehyung saat itu juga. Sayangnya, itu tidak mungkin terjadi.
"Hehe, kakak bisa aja. Tapi, nggak ah. Aku nggak mau tidur"
"Kenapa?"
"Nanti kalo aku sulit bangun gimana?"
"Nanti kakak gendong sampai rumahmu"
Lagi, kata-kata Taehyung menaikkan darah Yoongi. Sialnya, dia tidak bisa melakukan apapun.
"Ngerepotin, dong"
Semakin jauh bus melaju. Rae Na rupanya semakin mengantuk berat. Kepalanya sesekali akan jatuh menyentuh kursi di depannya. Jika Yoongi ada di posisi Taehyung pasti sudah dia peluk tubuh itu.
Demi apapun rasanya ingin sekali memeluk mantan pacarnya itu. Bisakah?
Ternyata Taehyung tidak tega juga. Kepala Rae Na diarahkan pada pundaknya. Rambutnya dia belai dengan lembut. "Tidur, nanti ku bangunin"
Jangan tanya bagaimana Yoongi. Tentu dia luar biasa panas hatinya. Tapi, bisa apa?
.
Jika, Rae Na turun lewat pintu depan. Maka, Yoongi lewat pintu belakang. Jadi tidak ada yang tahu.
Yoongi bodoh. Katakan seperti itu. Dengan tidak tahu diri menguntit mantan pacarnya. Saat turun dia pun ikut turun. Berjalan pelan di belakangnya.
Rae Na tidak bodoh. Perasaan ada orang yang mengikuti semakin terasa. Seketika dia berbalik. Membuat sang pengikut terkejut. Begitupun dirinya sendiri.
"K-kakak?"
Tidak ingin menjawab. Yoongi memilih merengkuh tubuh mungilnya, mantan pacarnya. Dia tidak terima, tadi disentuh pria lain.
"Kakak rindu, rindu sekali" ratapnya sembari mengelus dan menciumi rambut mungilnya.
Rae Na menggigit bibir. Rasanya ingin menangis saja. Tapi, tidak. Dia tidak boleh melakukannya.
"Pacarmu ini merindukan pacarnya. Rindu sekali. Pacar-"
Sebuah dorongan kuat Rae Na berikan. Apa-apaan orang ini?
"Apa-apaan kakak ini?!" Pekiknya. Lalu, kembali lembut. Namun, terkesan dingin. "Siapa pacarku? Aku nggak punya pacar, kak"
"Jadi pacar kakak lagi, hmm? Kakak butuh kamu. Kakak minta maaf"
"Maaf, kak. Ini bukan saat yang tepat untuk kembali"
Berlanjut••
Ditolak dong. 😂
Puas nggak kalian.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE (END)
Short StoryApa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata CRAZY LOVE? Mual? Muntah? Mabuk? Atau yang lainnya. Mari buat cerita sedikit berbeda dengan tokoh utama kita. Jadikan dia sosok pria idaman setiap perempuan. Mari buat cerita sedikit berbeda, dimana cer...