CL; T

2.2K 244 91
                                    

•••


BUAGGH!

Pukulan mentah dari seorang Jung Hoseok. Dia kalap sekali. Kenapa temannya ini brengsek sekali. Beruntung mereka di belakang kampus. Jadi, cukup sepi. Dan untungnya cuma ditinju sekali.

Ingat benar apa katanya saat ditanya tetang apa bedanya Rae Na dengan gadis lain yang mendekatinya. Tapi, apa? Ternyata sama saja. Yoongi tetap tergoda. Parahnya, dia adalah Soohyeon. Perempuan yang Hoseok sukai.

"BRENGSEK! SETELAH PUTUS DARI RAE NA LANGSUNG JADIAN SAMA SOOHYEON?! LO GILA, HAH?! LO TAU GUE SUKA SAMA DIA. LO EMANG BRENGSEK! SETELAH PUTUS SAMA PACAR LO, LANGSUNG NIKUNG GUE?! SIALAN LO!"

Hoseok menormalkan napasnya setelah memaki habis temannya. "Lo emang nggak punya hati. Selain nyakitin pacar, lo juga nggak peduli sama temen sendiri. Gila!"

Sinis dan langsung pergi dari sana.

Dari tadi Yoongi hanya mengusap sudut bibirnya yang lecet bekas tinjuan seorang Jung Hoseok. Yoongi sadar, dia emang sebrengsek itu. Tapi, Yoongi juga nggak mungkin minta putus sama Soohyeon dan minta balikan sama Rae Na.

Telat. Semua sudah sejauh ini.

Walaupun baru terhitung dua hari Yoongi dan Soohyeon menetapkan ikatan.



















Hoseok duduk di anak tangga. Matanya masih memancarkan emosi. Sampai Jungkook menghampiri.

"Kenapa?"

"Sial!" Umpatnya. "Yoongi putus sama Rae Na dan langsung jadian sama Soohyeon"

"Serius? Sebrengsek itu ternyata dia. Tau dari mana?"

"Suran. Suran cerita Yoongi putus. Gue pastiin ke Yoongi. Dan dia juga bilang kalo udah jadian sama Soohyeon"

"Terus?"

"Gue tonjok!"

Jungkook diam mendengar Hoseok yang berapi-api.










.

Rae Na di kantin. Duduk sambil baca buku. Tapi, tiba-tiba Seung Wan telepon. Cepat-cepat Rae Na jawab.

"Hei?"

"Baik, kan?"

"Baik, dong"

"Hei, ada kafe baru loh. Baru buka tiga hari lalu"

"Terus?"

"Ayo kesana!"

"Buat apa?"

"Ketemu, dong. Udah tiga bulan loh kita nggak ketemu"

Berpikir sebentar. "Okelah. Tapi, dimana? Kalo jauh nggak mau"

"Deket di samping sekolah kita dulu. Mau, ya? Mau, ya? Mau, ya? Mau, dong pasti?"

Merayu dan memaksa memang beda tipis. Okelah. Kalo bukan temen jelas Rae Na nggak mau.

"Oke"

Tak lama telepon mati. Rae Na kembali menyimpan ponselnya. Tidak sadar. Ada yang sudah duduk di sampingnya.

"Siapa?"

"Astaga! Kak Tae! Ngagetin, ih!"

Taehyung nyengir tanpa rasa bersalah. "Siapa yang nelpon?"

"Ooh, temen SMA-ku"

"Laki-laki, yaa? Hmm, udah ada gebetan baru? Wuuuuu!" Goda si Kim dengan wajah cerianya.

"Gebetan apa? Bukan. Dia perempuan, kak. Cuma ajak ketemu. Dia nggak kuliah di sini soalnya"

"Temen deket?"

Rae Na mengangguk. "Hmm, sahabat!"

"Kapan? Boleh ikut, dong?"

"Nggak!" Tegas Rae Na. "Tidak menerima anak laki-laki. Kita cuma berdua"

"Huuu, nggak seru!"

"Biar!"

Terlihat seperti kakak adik atau sahabat, mungkin. Tapi, jauh dibalik itu Taehyung menyimpan perasaan lain pada gadis polos di sampingnya. Tinggal menunggu waktu yang tepat menyatakannya.

Berharap saja, Yoongi tidak mengusik mereka.







Berlanjut••

Maafkan kemarahan Hoseok sampe lo-gue nggak aku-kamu.

Soalnya kalo aku kamu marahnya nggak sempurna.

Gimana? Udah tripel loh ini. Makin greget gak? Bodo ah.

Lav kalian

Lavyu

Ryeozka

CRAZY LOVE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang