•••
Pengakuan 18:
"Aku pernah merasa bosan dengan hubungan kita. Seperti pasangan pada umumnya. Tapi, pacarku itu selalu menghapus kebosananku" Jang Rae Na.
......
Bergandeng tangan. Mengelilingi taman kota dikala senja. Entahlah, taman kota masih menjadi tempat istimewa.
"Kakak?" Memandang wajah pacarnya yang fokus lihat ke depan.
"Hmm?"
"Berarti kalau kita sudah menikah jadi tua?"
"Memang kenapa?"
Menggeleng. "Rasanya sayang meninggalkan masa muda ini"
Wajah Rae Na jadi ditekuk.
Yoongi jadi berhenti. Pandang muka pacarnya yang tiba-tiba murung.
"Mau menikah atau tidak. Selama usia itu berjalan, masa muda itu juga akan berlalu dan masa tua pasti akan datang"
"Tapi-"
"Tidak ada tapi" Yoongi rangkul pacarnya sampai hampir dipeluk. "Kalau pacarku takut tua, berarti dia takut menikah dengan pacarnya"
Lanjut jalan masih dengan gandeng tangan.
"Kakak sudah putuskan"
"Apa?"
"Kita menikah sesuai tanggal yang papa pilihkan"
Terkejut. Tentu. Rae Na sampai hanya diam di tempat.
"K-kak? T-tapi bukannya itu tinggal tiga minggu lagi? Memang kakak sudah dapat kerja yang pas?"
"Ya. Tentu. Kalau belum, kakak tidak akan berani ajak nikah pacarnya"
Rae Na jadi bingung mau bagaimana.
"Jadi, pacarku ini mau menikah dengan pacarnya? Pacarnya sudah sangat ingin hidup bersama. Dia ingin segera menjaga pacarnya seutuhnya"
"Kak?"
"Kalau nggak mau, kembalikan saja cincin dan kalung itu"
Yoongi melangkah pergi. Terlalu lama menunggu jawaban dari pacar.
"Kakak!" Rae Na menyusul. Menahan tangan Yoongi. Dia jadi menoleh pada pacarnya.
"Kenapa? Mau kembalikan cincin dan kalungnya?"
Geleng kepala. Lalu, menautkan jari-jari mereka. "Kalau ku kembalikan, belikan yang lebih mahal. Bagaimana?"
Yoongi melunak lagi. "Tidak masalah kalau pacarku sudah jadi istriku"
"Oke. Kalau begitu kapan aku bisa jadi istri?"
Pria Min tidak bisa mengelak senyumnya. Tidak pula bisa menahan untuk tidak memeluk. Pacarnya luar biasa menggemaskan.
"Sebentar lagi. Ayo siapkan semua"
Rae Na terkikik dalam pelukan.
Cukup berputar-putarnya. Malam juga sudah menyapa. Sudah makan juga. Saatnya pulang.
"Kakak, ayo buat kenang-kenangan"
Sedikit menoleh pacarnya yang memeluk erat di belakang.
"Apa?"
"Kenangan masa muda kita. Kita foto-foto sebelum menikah"
"Maksudnya? Foto prewedding begitu?"
"Tidak sampai yang seperti itu. Hanya foto biasa. Sebagai album kenangan saja. Soalnya aku sayang sekali sama masa mudaku. Sayang sekali sama kenangan muda kita"
"Emm, terserahmu"
"Nanti seharian sambil liburan sebelum menikah. Ya?"
"Pacarku sekarang banyak mau"
"Iih, bukan gitu! Aku, aku-"
"Iya" Yoongi tersenyum. "Terus siapa fotografernya?"
"Tidak usah fotografer. Foto sendiri saja. Pake ponsel juga tidak apa-apa. Nanti dicetak sendiri hasilnya"
"Nanti kakak cari bantuan"
"Emm, terserah kakak. Sayang kakak"
Yoongi senang, Yoongi bahagia. Begitupun Rae Na.
Sebenarnya cinta itu sederhana. Hanya saja memang gila. Bukankah begitu?
Berlanjut••
Pendek saja ya? Biar tidak bosan.
Nanti secepatnya dilanjut. Moodku anjlok lagi.
Cover book baru sudah ada sebenarnya.
Lavyu
Ryeozka

KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE (END)
Short StoryApa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata CRAZY LOVE? Mual? Muntah? Mabuk? Atau yang lainnya. Mari buat cerita sedikit berbeda dengan tokoh utama kita. Jadikan dia sosok pria idaman setiap perempuan. Mari buat cerita sedikit berbeda, dimana cer...