•••
Pengakuan 3:
"Dia itu punya sifat dewasanya sendiri. Ya, setiap orang pasti punya cara dewasanya sendiri. Tapi, aku takut dengan dewasanya. Dia tidak manja lagi padaku. Dia tidak lagi mengandalkanku. Aku takut, dengan dewasanya dia mencari pendewasaan lainnya. Dia meninggalkanku dengan cara dewasanya" Min Yoongi.
......
"Nggak jemput mungilmu?"
Teman Yoongi. Namanya Jung Hoseok. Dia senang sekali menyebut pacarnya 'Mungilmu'
Rae Na tidak semungil itu. Hanya saja tingginya memang hanya sebatas leher Yoongi. Badannya memang kecil. Tapi, masih berisi. Tidak tinggal tulang. Kenapa mungil?
"Nanti"
"Berapa lama hubungan kalian?"
"Baru enam bulan, empat hari lagi"
"Enam bulan? Kukira udah satu, dua tahun"
"Baru enam bulan aja udah sesayang ini"
jawaban yang membuat Hoseok memasang wajah jijik dan ingin muntah. "Apa kelebihannya dibanding perempuan-perempuan yang mendekatimu itu? Kenapa pilih gadis kecil begitu?"
"Dia punya banyak kelebihan sampai tidak bisa dibandingkan. Dia membuatku mendekatinya. Bukan dia yang mendekatiku"
Rae Na dewasa ketika bersama anak kecil. Sering kali membuat Yoongi tersenyum. Dia akan berubah menjadi sosok keibuan. Karena pertama kali menemukannya juga saat dia bersama anak kecil.
Ternyata Rae Na minta diantar ke perpustakaan kota untuk belajar kelompok di sana. Yoongi rela menemani walau sampai malam begini. Dia duduk di sisi agak belakang dari mereka.
"Tidak, tidak. Ini harus dihubungkan dengan A... "
Lihat itu. Bagaimana dia menjelaskan pada teman-temannya. Sesekali Yoongi mencuri pandang sambil bermain ponsel. Dia dewasa dengan caranya sendiri.
"Ayo, pulang!"
Mendongakkan kepala. Didapati sang pacar bermuka kusam. Lelah sekali rupanya.
"Selesai?"
Mengangguk.
Yoongi berdiri. Mengusap sebelah pipi kusam itu. "Capek?"
"Bangeeeeeetttttt!"
Jalan keluar beriringan. Rae Na di depan, Yoongi di belakang hingga parkiran.
Pria Min tersenyum. Pacarnya sudah menguap ngantuk. Matanya sudah merah dan tidak secerah tadi.
"Jangan ngantuk. Nanti tidur. Kalo tidur nanti jatuh"
Yang nasihati kembali menguap. Sigap. Yoongi nutup mulutnya. "Ditutup. Nggak sopan"
"Ngantuk, ih! Cepet pulang!"
"Ya udah, ayo naik"
Setelah naik. Mereka langsung jalan. Rae Na peluk Yoongi erat. Dia mau tidur soalnya.
.
Tiba di rumah masih tidur. Pulas sekali. Sampai nggak rela bangunin. Tapi, gimana?
"Bangun. Udah sampai"
"Ngantuk" suara rengekan yang bikin gemas.
"Memang mau tidur di depan pagar? Bunda udah nungguin di dalam"
Rae Na masih membuka mata.
"Apa mau aku gendong ke dalam?"
Rae Na menggeleng sambil cemberut. Terus turun dan langsung masuk pagar.
"Dadaaaah" suaranya lesu. Matanya setengah terpejam. Yoongi cuma senyum. Gemas sekali.
Berlanjut••
Sederhana pesan yang ingin kusampaikan disini. Seperti Persona. Setiap orang itu punya dua sisi. Sebenarnya raena punya sikap dewasa kok. Dia seperti itu buat cuma buat ngimbangin yoongi aja. Dan itu cara mengekspresikan rasa sayang mereka.
Well, bayangin gak mungkin juga kalo sama teman2nya dia juga ngegombal ato lenjeh gitu. Nanti sambil jalan juga keliatan sudut dan sisi Mereka.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE (END)
Short StoryApa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata CRAZY LOVE? Mual? Muntah? Mabuk? Atau yang lainnya. Mari buat cerita sedikit berbeda dengan tokoh utama kita. Jadikan dia sosok pria idaman setiap perempuan. Mari buat cerita sedikit berbeda, dimana cer...