•••
Rae Na bukan orang yang mudah menunjukkan perasaannya begitu saja. Dia akan tetap menjalani harinya seperti biasa. Walaupun sebenarnya sudah rindu berat dengan kekasihnya.
Setiap kesempatan pasti akan menengok ponselnya. Siapa tahu 'pacarnya' mengirim pesan.
Siang di hari kedua ini belum juga ada pesan. Kesal sekali. Katanya setiap saat mau kasih kabar.
Huh!
"Kenapa? Belum ada kabar dari pacar?" ini teman Rae Na, Seung Wan namanya.
Mereka sedang belajar untuk ujian berikutnya.
"Mungkin sibuk" begitu saja Jawabnya.
"Pacarmu itu baik sekali, ya?"
"Baik. Ya, begitu. Sama kok dengan laki-laki lainnya"
"Hei! Laki-laki lain itu pintar selingkuh. Masa pacarmu itu begitu?"
"Tidak tau" mengedikkan bahu sambil tetap fokus pada bukunya.
.
Katakanlah gadis Jang itu tengah merajuk. Pasalnya, yang dinanti dari pagi hingga detik ini tidak ada kabar. Ini sudah pukul enam kalau tahu?
Menyebalkan sekali. Kalau nanti menghubungi, awas saja tidak akan dibalas.
Mari ingat-ingat ancaman itu.
Ini dia, baru dimaki-maki baru ada kabar.
Pacarnya
Hari iniAku mau bilang
Pacarku marah sekali
seharian tidak diberi
kabar.Gak!
Kata siapa?Benar, kan?
Dia marah
Maaf ya.
Pacarnya sibuk sekaliBanyak tugas yang harus
diselesaikan🙄🙄
Aku sudah minta maaf.
Tapi tidak dimaafkan.Hei, kalau pacar minta
maaf itu dimaafkanDosa kamu.
Mau kan maafin pacarmu.
Nanti dibeliin bunga. Mau?
Atau permen kapas?
Boneka?
Huh! Kesal sekali pacarnya spam. Jadi, cuma dibaca saja. Tidak niat menjawab. Dia malah siap tidur. Nanti malam bangun lagi buat belajar.
Tapi, ponselnya kembali bunyi. Berisik. Terpaksa dilihat lagi.
Atau cincin tunangan.
Mau?Seketika Rae Na tersenyum. Cincin tunangan katanya?
Tapi, ingat kalau lagi marah. Jadi, tetep nggak dibales. Biar saja.
Dipunggungi ponsel itu. Hingga kembali berdering.
Pacarku marah sampai
pura-pura tidur"Bodo!"
Baru siap mejamin mata. Lagi-lagi ponselnya berdering. Ini tanda panggilan. Panggilan video tepatnya.
"Ngapain, siih?!"
Dibiarkan. Sampai dering itu mati dan bunyi lagi. Dipanggilan kedua itulah baru Rae Na menjawab.
"Hei! Wajah pacarku kusam sekali. Kenapa? Jangan marah. Nanti mukamu lebih tua dariku"
Terlihat di sana Yoongi berada di dalam kamar. Sepertinya sendiri.
"Dia nggak mau jawab. Sayang sekali ya sama pacarmu? Nggak dikabarin sehari saja sudah marah begini"
"NGGAK! Kata siapa?"
"Benar dia marah. Pacarnya jadi sedih di sini. Kira-kira apa ya yang bisa buat pacarku nggak marah lagi?"
"Pulang!"
Sedikit kekehan di sana. Rae Na makin kesal.
"28 hari lagi. Aku pasti pulang. Mau tunggu, kan?"
"Tapi-"
"Aku juga rindu. Kangen sekali. Sampai peluk bantal" Katanya diakhiri canda.
Tiba-tiba ponsel bergeser.
"Halo mungilnya Min Yoongi? Sedang apa di rumah, hmm? Mungil ke sini aja yuk sama kakak"
Rae Na sedikit senyum. Muka teman pacarnya ini lucu sekali. Apalagi bicaranya. Pengen ngetawain tapi malu.
"Hei, mungil. Di sini benar-benar sibuk"
Lalu, pria bernama Hoseok itu mengarahkan ponselnya pada berkas-berkas yang berserakan di lantai. Ada juga laptop menyala. Bungkus makanan sembarangan.
"Lihat! Jadi jangan marah sama pacarmu. Dari siang pacarmu ngeluh terus nggak bisa kasih kamu kabar. Dia takut kamu marah. Temannya ini loh yang bosen dengerin keluhan dia. Jadi, maafkan saja, ya?"
Sekarang, Rae Na percaya kalau pacarnya itu memang sibuk sekali. Dalam hati, dia menyesal. Kecewa pada diri sendiri karena tidak bisa mengerti pacar sendiri.
Berlanjut••
Ambil sendiri hikmahnya. 😁😁
Aku dobelkan. Hee
LavyuRyeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE (END)
Short StoryApa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata CRAZY LOVE? Mual? Muntah? Mabuk? Atau yang lainnya. Mari buat cerita sedikit berbeda dengan tokoh utama kita. Jadikan dia sosok pria idaman setiap perempuan. Mari buat cerita sedikit berbeda, dimana cer...