•••
Ini hari ketiga sejak kembalinya mereka. Semua kembali seperti biasa. Yoongi yang akan menjemput atau mengantar pacarnya. Hingga tanpa sadar sudah setahun lamanya sejak awal masalah bermula. Mendekati ujian akhir, Yoongi dan kawan-kawannya akan mulai disibukkan dengan skripsi.
Petang menjelang. Yoongi sudah mengantarkan pacarnya hingga depan pagar. Dia ikut turun dari motornya.
"Aku masuk. Daaahh~~!"
Rae Na langsung berbalik. Tanpa menyadari pacarnya mengikuti di belakang.
Hampir tiba di depan pintu. Baru Rae Na menyadari. "Loh, kok ikut masuk?"
"Mau ketemu ayah bunda. Kenapa?"
Mau apa pagarnya ini bertemu ayah bundanya?
"Udah, buka pintunya" Yoongi langsung meraih tangan pacar untuk digenggamnyam.
"Bundaaa! Rae pulang!" Seruan keras yang membuat Yoongi terkikik.
"Kenapa tertawa?" Tanya Rae Na tidak suka.
"Lucu lihat pacarku"
"Oh, sama Yoongi?"
Bunda langsung menyapa.
"Malem bunda?"
"Bundaku, ya. Bukan bundamu. Kenapa ikut-ikutan panggil bunda?"
"Rae Na, jangan kasar" bundanya ini akan langsung menegur jika putrinya tidak sopan. Pantas Rae Na selugu ini. "Ayo, duduk"
Masih menggenggam tangan Rae Na, mereka duduk berseberangan dengan sang bunda di ruang tamu.
"Ayah belum pulang?" Rae Na mencari ayahnya.
"Sudah pergi lagi malah"
"Kak Yoon, mau ngapain?" Rae Na mulai bertanya apa tujuannya. Karena pacarnya ini dari tadi diam.
"Bunda, maaf pernah nyakitin anak bunda satu-satunya ini. Mulai sekarang aku janji akan lindungi anak bunda ini. Akan menjaganya dengan baik. Jadi, bunda nggak perlu khawatir lagi. Aku sayang anak bunda yang manja ini. Aku mau menjaganya sampai nanti. Untuk selamanya"
"Jadi, ceritanya kamu lamar Rae Na?"
"Belum bisa dikatakan begitu. Karena aku juga belum bicara sama Mama Papa. Nanti tiba saatnya, aku akan bawa Mama Papa ke sini"
"Loh, kak. Kita, kan nggak ada bicara apa-apa sebelumnya? Ini mendadak, kak"
"Ini urusan kakak. Bukan urusan kamu"
Kemudian melanjutkan bicara pada bunda pacarnya. "Aku hanya minta ijin sama bunda. Bunda bisa percaya sama aku, kan? Sekarang biar anak bunda ini jadi tanggung jawabku"
"Loh, emang kakak punya uang? Udah kerja?"
"Kakak akan lakuin itu kalo kamu mau"
"Anak bunda ini selain manja juga cengeng, loh"
"Aku tau, bunda"
"Kadang keras kepala"
"Memang, bun"
"Kekanak-kanakan"
"Itu yang istimewa"
"Nggak mau coba cari yang lain? Nanti nyesel?"
"Lebih nyesel kalo nggak bisa milikin anak bunda yang manja, cengeng, keras kepala, dan kekanak-kanakan ini. Bahkan anak bunda ini suka manyun kayak bebek. Suka nunduk kayak takut orang. Suka gembungin pipi kayak badut. Satu yang mungkin bunda nggak tau"
"Apa?"
"Anak bunda ini bisa ngegombal"
"Hih! Kok gitu, sih, kak? Udah ngejekin di depan bunda. Fitnah lagi!"
"Nona Rae Na!"
"Bunda! Jangan belain Kak Yoon, dong!"
Rae Na mulai manyun.
"Jangan ribut sama bunda. Kakak pulang"
"Udah mau pulang?"
Suara Rae Na langsung berubah lembut.
"Biar Kak Yoon pulang. Udah malam" kata bunda.
"Jadi, bunda percaya sama aku, kan?" Yoongi berujar memastikan.
"Selama kamu tepatin omongan kamu bunda sama ayah percaya. Rae Na anak satu-satunya. Putri bunda ini sangat berharga. Sampai saat ini dia masih putri kecil ayah bunda"
"Iya, bunda"
Kemudian, Rae Na mengantar Yoongi hingga depan pagar. Dipeluk sebentar sebelum pergi.
"Hati-hati. Dadaaah~~"
Berlanjut••
Gentle dong Yoongi. 😂😂
Mau sampai part berapa.
Sebenarnya aku masih ada bbrapa ide untuk book ini. Tp kalo dirasain udah panjang ya di end aja.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE (END)
Short StoryApa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata CRAZY LOVE? Mual? Muntah? Mabuk? Atau yang lainnya. Mari buat cerita sedikit berbeda dengan tokoh utama kita. Jadikan dia sosok pria idaman setiap perempuan. Mari buat cerita sedikit berbeda, dimana cer...